Berita Kota Kupang
Juru Parkir di Kota Kupang Tak Menyangka Putrinya Lulus Jadi Polwan di Tengah Keterbatasan
juru parkir salah satu toko kue di Kota Kupang tidak menyangka saat putrinya Valen Ayenty Lopo lulus menjadi siswa bintara polisi wanita Polwan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Frans Lopo, seorang juru parkir di salah satu toko kue di Kota Kupang tidak menyangka saat mengetahui putrinya Valen Ayenty Lopo lulus menjadi siswa bintara polisi wanita Polwan untuk pendidikan gelombang I tahun anggaran 2022.
Frans Lopo hidup di tengah keterbatasan bersama seorang istri dan lima orang anak. Untuk menghidupi keluarganya ia sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di salah satu toko kue di Kota Kupang.
Meski hidup dalam keterbatasan, Frans tetap gigih untuk mencari pundi-pundi rupiah. Baginya anak bisa bersekolah dan kebutuhan rumah tangga tercukupi itu sudah cukup.
Frans Lopo menceritakan, lulusnya Valen menjadi seorang polwan melalui berbagai rintangan, saat pengumuman kelulusan bintara Polri Panda Polda NTT, Sabtu 2 Juli 2022 lalu, anaknya Valen menjadi salah satu peserta yang tidak terpilih karena Polri tidak menerima peserta perempuan jalur Bakomsus logistik.
Namun sepekan kemudian, Frans Lopo dan Valen kaget karena mendapat kabar dari Bagian Dalpers Biro SDM Polda NTT soal penambahan kuota Bakomsus logistik dan NTT mendapat kuota 1 Polwan Bakomsus logistik.
Baca juga: Ikut Patroli Berkuda, Polwan Bripda Astrid Ternyata Dilatih Khusus
"Kami kaget mendapat kabar ini usai pulang dari gereja. Saya lalu ajak istri dan anak-anak kembali berdoa mensyukuri kabar kelulusan Valen," ujar Frans, Selasa 19 Juli 2022.
Frans menuturkan, putrinya Valen yang hadir saat pengumuman kelulusan pada Sabtu lalu sempat sedih dan menangis karena tak lulus.
Valen pulang ke rumah dan bingung bagaimana menyampaikan hasil pengumuman tersebut kepada dia dan istrinya.
Ia kemudian meminta Valen untuk berdoa bersama sebelum menyampaikan hasil. Frans Lopo mencoba menguatkan istri dan kelima anaknya untuk menerima apa pun hasilnya.
Setelah berdoa, Valen memeluk ibunya. Sambil menangis ia menyampaikan bahwa tidak lulus. Frans berusaha menghibur Valen dan menguatkan agar ikut lagi pada seleksi tahun 2023 nanti.
Valen menuruti saran ayah dan ibunya karena dia juga baru pertama kali ikut seleksi pasca tamat dari SMK Negeri 6 Kupang jurusan akuntansi, tahun 2022.
"Tetapi puji Tuhan, anak kami ternyata lulus jadi polwan, " ucapnya.
Frans menceritakan perjuangan putrinya saat mengikuti tes polwan. Awalnya saat hendak mendaftar berkas-berkas valen belum lengkap sehingga gagal mendaftar, beruntung ada perpanjangan pendaftaran selama tiga hari.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Valen, dibantu kedua kakaknya ia melengkapi semua berkas persyaratan dan diterima dari jalur Bakomsus Logistik.
Selama proses tes Frans Lopo sempat ragu soal ijazah karena saat mendaftar putrinya itu masih berstatus siswi kelas SMK
Selama proses tes, Valen menghadapi beberapa kendala. Frans Lopo sempat ragu soal ijazah Valen karena saat mendaftar, Valen masih berstatus siswi kelas XII SMK.
Keraguannya terbukti. Saat pemeriksaan administrasi akhir, ternyata pihak sekolah belum membagikan ijazah padahal batas waktu pemeriksaan administrasi sangat mepet.
Beruntung di hari terakhir, Valen bisa memperoleh ijazah sehingga berkas administrasi dinyatakan lengkap.
Selama proses seleksi, Frans menyisihkan uang Rp 50.000 membekali Valen untuk biaya transportasi, baik itu angkutan kota, ojek dan biaya makan.
Terkadang usai melaksanakan tugas jaga parkir, Frans menjemput Valen di lokasi seleksi sehingga menghemat biaya.
Frans dan istri juga menegaskan bahwa selama proses pelaksanaan seleksi tidak ada pungutan dan tanpa biaya karena mereka pun tidak memiliki uang yang cukup.
"Saya hanya petugas parkir dengan penghasilan yang tidak menentu. Namun anak kami ada niat dan tekad sehingga dia belajar dan berlatih sendiri. Puji Tuhan dia bisa lulus," ujarnya.
Frans Lopo dan Yuliana juga mendukung penuh niat Valen mengikuti tes melalui doa dan motivasi.
Setiap Valen hendak ke lokasi tes dan setelah pulang tes, Frans bersama keluarga berkumpul dan berdoa bersama. "Kami selalu awali dan akhiri tes dengan doa," kata dia.
Frans Lopo dan Yuliana senang dengan proses yang ada karena dilakukan secara transparan dan bersih
"Terima kasih Tuhan dan Polda NTT sehingga perjuangan anak yang awalnya tidak lulus bisa lulus," ujar Frans yang diamini istrinya Yuliana.
Dia berharap, anaknya Valen bisa bekerja dengan baik, sehingga bisa membanggakan kedua orangtua dan keluarganya. (*)
Frans Lopo bersama anaknya Valen Ayenty Lopo yang dinyatakan lolos seleksi bintara Polri dan menjadi siswa bintara Polwan.
