Berita Sumba Tengah Hari Ini

Korban Lakalantas Sumba Tengah, Yustinus: Tak Berdaya, Saat Enam Anggota Keluarga Pergi Selamanya

Dari sembilan orang itu, enam orang adalah anaknya, anak mantu dan empat anggota keluarga dalam rumahnya.

Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
KELUARGA - Bapa Yustinus Kapu Jawa bersama keluarga di kediamannya di Kampung Golutosi di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratunggay, Sumba Tengah, Selasa 28 Juni 2022 sore. 

Para korban adalah keluarga semua. Dari sembilan orang itu, enam orang adalah anaknya, anak mantu dan empat anggota keluarga dalam rumahnya. Semua keluarga menangis sedih meratapi kematian anak-anaknya.

"Ini, bukan hanya satu orang tetapi enam orang. Duka ini sangat berat, saya tidak sanggup menerimanya. Saya orang kecil, orang miskin tak punya apa-apa, mengapa mesti terjadi dan menimpah kami orang miskin papah ini," tuturnya dengan raut wajah penuh sedih, seakan menahan tangis. Nampak bilir air mata menghiasi kedua kelopak mata dengan suara semakin pelan

Yustinus  sesekali menengada keatas, menahan tangis, ketika mencoba mengingat kembali peristiwa naas itu.  . Sepertinya tak kuasa menuturkan cerita piluh membawa penuh duka bagi segenap keluarganya mengenang selamanya.

Yustinus menyampaikan duka itu kepada Bupati Sumba Tengah, Drs.Paulus SK Limu untuk membantu meringankan beban yang dihadapi. Namun Bupati sedang tugas di Jakarta maka Senin 27 Juni 2022, Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir.Daniel Landa yang hadir.

"Kami sudah mengkuburkan semua, Kami tidak bisa menahan lama karena kondisi tubuh tak memungkinkan. Secara adat istiadat, memang berat sekali karena membutuhkan modal besar. Kami lakukan demi kebaikan bersama," ucapnya.

Kini, kami merasa berat, karena harus mengurus adatnya. Apalagi jumlahnya enam orang. Sangat banyak dan adat besar sekali.

Karena itu, sangat berharap uluran tangan pemerintah dan para pihak terkait untuk membantu meringankan beban ini.

'Terus terang saja kampung ini sangat terisolir. Akses jalan raya tidak ada,  listrik dan apalagi akses telekomunikasi. Kondisi itu tambah  parah manakalah terjadi hujan besar maka warga tidak bisa keluar ke wilayah lain karena banjir," ujar Yustinus.

Satu-satunya akses ke kampung Golutosi harus menyeberang kali Lenang. Kalinya cukup lebar dan air  mengalir sepanjang waktu dan selalu datang banjir bila hujan tiba.

Warga kampung harus berhati-hati ketika menyeberang kali Lenang. Sebab banjir terkadang datang tiba-tiba bila terjadi hujan besar di wilayah pegunungan.

Baca juga: Ketua DPRD Sumba Tengah Desak Dishub Lakukan Kir Seluruh Kendaraan Angkutan

Bahkan untuk menuju wilayah Golutosi,  harus dua kali menyeberang kali Lenang dan terus berjalan menyisir sepanjang bantaran kali lenang yang cukup luas dan jauh pula.

Secara umum, kondisi kampung  Golutosi sama seperti kampung lainnya di Sumba bahkan di daerah lain di Indonesia.

Masyarakat hidup sederhana dan apa adanya. Rumah milik bapa Yustinus Kapu Jawa cukup sederhana. Rumah panggung beratapkan seng yang mulai nampak karatan dan berdinding  papan serta beralasan bambu adalah menjadi hunian bersama seluruh keluarganya sehari-hari.

Nampak di halaman depan rumah, berdiri sebuah kubur besar dimana  enam anggota keluarganya dikuburkan pula dalam batu kubu itu.

Disebelah kiri, nampak bekas satu kubur baru (belum permanen/masih kubur tanah) dan dibelakang kubur tanah itu, berdiri satu kubur permanen (kubur lama). 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved