KKB Papua

Aktivis HAM Papua Ungkap Kejanggalan Tewasnya Bripda Diego, Danki Brimob KKB Papua Kerja Sama? 

Aktivis Ham Papua Theo Hesegem menyebut ada empat kejanggalan tewasnya Bripda Diego Fernando Rumarpoen.

Editor: Alfons Nedabang
KOLASE
KORBAN TEWAS - Bripda Diego Fernando Rumaropen tewas dianiaya KKB Papua di Distrik Nupua, Jayawijaya. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri perintah kejar pelaku. 

"Sampai sejauh mana hubungan antara saudara Alex Matuan dan seorang Komandan Brimob, apakah ada hubungan saudara, teman atau hanya sebatas minta tolong untuk menembak sapi," ujarnya.

Komandan Tak Bawa Senjata

Menurut Theo Hesegem, setelah sapinya ditembak, Komandan Brimob meninggalkan anggota Bripda Diego Fernando Rumarpoen dengan dua pucuk senjata api. "Mengapa Komandan Brimob melepaskan senjata mengecek sapi tanpa membawah senjata," tanyanya.

"Apakah ada perjanjian dengan orang lain untuk menghilangkan nyawa saudara Rumaropen atau merampas senjatanya di tangan korban, lalu di bawah kabur sejatanya,"ujarnya.

Theo Hesegem menegaskan, seharusnya sebagai komandan Brimob harus mempelajari situasi belakangan ini di Kabupaten Jayawijaya.

"Kita ketahui ada beberapa pristiwa, demo berturut-turut namun berjalan dengan aman tanpa ada masalah, dan beberapa waktu kemudian terjadi pengibaran Bendera Bintang Kejora di beberapa tempat di kota Wamena," ujar Theo Hesegem.

Baca juga: KKB Papua Semakin Percaya Diri Setelah Rampas Sniper Steyr, Ini Spesifikasi Senjata Penembak Jitu 

Dia mengatakan, setelah pengibaran bendera tersebut aksi demo pada 10 Mei 2022, terjadi mematakan tukang bendera di halaman Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya.

"Semua peristiwa ini perlu diamati secara cerdas oleh komandan sebagai seorang pimpimpinan. Justru komandan mengorbankan anak buahnya hingga sampai nyawanya korban begitu saja,"katanya.

Tidak Ada Balasan Bripda Diego

Theo Hesegem juga mempertanyakan tidak adanya perlawanan dari Bripda Diego Fernando Rumarpoen, padahal dia membawa dua pucuk senjata.

"Logikanya mungkin dengan panah di lempar dari jarak jauh, kalau dibacok dengan parang atau pisau mestinya harus ada perlawanan karena jarak dekat," ujarnya.

Dari semua kejanggalan, dia berharap Komandan Brimob AKP Rustam dapat menjelaskan kejadian yang sesungguhnya di lapangan.

Theo Hesegem meminta kepada Kapolri dan Polda Papua, mengambil langkah-langkah hukum tanpa mengorbankan masyarakat yang sama sekali tak tau masalah.

"Karena semua ini adalah kelalaian komandan Brimob tidak bijaksana dapat menganalisa situasi diakhir-akhir ini di Kabupaten Jayawijaya," katanya.

Baca juga: Brimob Ini Ditembak KKB Papua di Padang Penggembalaan Sapi, Senjata Dirampas, Amunisi pun Hilang

Sebelumnya diberitakan, setelah Bripda Diego Fernando Rumaropen tewas, orang tak dikenal yang diduga anggota KKB Papua merampas senjata api.

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved