Brankas Khilafatul Muslimin Berisi Uang Rp 2,3 Miliar, Berniat Hapus KTP Elektronik

Brankas berisi uang tunai sebanyak Rp 2,3 miliar ditemukan saat polisi melakukan penggeledahan di kantor Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung.

Editor: Alfons Nedabang
YOUTUBE KHILAFATUL MUSLIMIN
Abdul Qadir Hasan Baraja, pemimpin Khilafatul Muslimin yang ditangkap polisi, Selasa (7/6/2022). Ternyata pernah dipenjara dua kali. 

Saat turun, keduanya tertangkap kamera melempar senyum dengan raut wajah yang tampak santai. Setelah itu, keduanya dibawa ke dalam Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan oleh penyidik.

Terpisah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membeberkan sejumlah kesamaan antara organisasi Khilafatul Muslimin dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pengurus Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI Makmun

Rasyid mengatakan, kesamaan itu seperti gerakannya sama-sama transnasional. "Inilah gerakan transnasional sama seperti HTI," kata Makmun.

Baca juga: Dokter Sunardi Tewas dengan Dua Luka Tembak, Keluarga Tak Percaya Terlibat Teroris

Khilafatul Muslimin, kata dia, sama juga seperti HTI yang mendapat pendanaan dari luar negeri. Kendati demikian, Makmun menilai, HTI juga tidak menutup kemungkinan mendapatkan pendanaan dari dalam negeri, seperti penguasa dan sebagainya.

"HTI itu dalam aspek pendanaan pun saat ini tidak sepenuhnya berasal dari luar negeri. Bisa berasal daripada pengusaha," ujarnya.

Lebih lanjut, Makmun menjelaskan, pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja bahkan membantu pemikiran pemimpin kedua HTI. "Dia mengamini pemikiran pemimpin kedua daripada HTI," ucap Makmun.

Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Haula Noor menyarankan pemerintah agar melakukan pendekatan dialog kepada kelompok Khilafatul Muslimin. Haula mengatakan, upaya tersebut bisa dilakukan guna mencari tahu apa sebetulnya yang diinginkan oleh kelompok tersebut.

"Saya masih tetap yakin bahwa dialog itu menjadi sebuah satu solusi penting," kata Haula. Namun demikian, hal tersebut bisa dilakukan asalkan kelompok Khilafatul Muslimin bersedia untuk diwawancara dan berdialog. (tribun network/fal/joe/wly)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved