Berita NTT Hari Ini
Gubernur NTT: Ogah Panen Jagung Bersama Bila Lahan Hanya Dua Atau Tiga Hektar
Gubernur yang juga gemar makan Kelor ini terus mendorong masyarakat menanam kelor sebanyak mungkin karena sekarang TNI lewat program
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat mendorong petani agar membuka lahan untuk menanam jagung seluas-luasnya agar mendatangkan keuntungan bagi masyarakat.
Namun dia mewanti-wanti bila hanya dua atau tiga hektar lahan yang siap panen dan mengundang dirinya untuk melakukan panen bersama mendingan mengurungkan niat tersebut.
Dirinya menegaskan tidak akan mau datang karena dengan luas seperti itu hanya cukup untuk kebutuhan petani sementara tidak ada nilai keuntungan disana, dia ingin dengan kehadiran dirinya maka ada juga peningkatan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Baca juga: Usai Dilantik Jadi Ketua AFP NTT, Jimmy Sianto Programkan Pelatihan Pelatih
"Kalau mau undang saya datang panen harus ratusan hektar karena jagung itu akan dibeli untuk pakan ternak seperti babi dan ayam," ungkap Gubernur NTT saat mengikuti ibadat kebaktian di gereja Siloan Retraen, Minggu 5 Juni 2022.
Gubernur Laiskodat menambahkan sebenarnya tidak ada lahan tidur tapi yang ada masyarakatnya yang tidur dan tidak bangun mengolah lahan tersebut.
Oleh karena itu dia mendorong agar masyarakat bagun dari tidurnya untuk mengolah lahan yang ada sehingga dengan hasil jagung tersebut mendatangkan perbaikan ekonomi masyarakat.
"Tahun lalu kita NTT belanja pakan ternak di Jawa itu nilainya 1 triliun, bayangkan begitu besar, coba kalau kita tanam jagung sendiri uangnya kembali ke masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Rektor Unwira Kupang Resmikan Galeri Investasi Digital
Dengan demikian dirinya terus mendorong masyarakat agar terus menanam jagung dan pemerintah akan melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk membuka lahan agar mulai menanam dan menjual jagung.
Selain jagung Gubernur yang juga gemar makan Kelor ini terus mendorong masyarakat menanam kelor sebanyak mungkin karena sekarang TNI lewat program mereka mulai membeli dan mengolah kelor.
"Pemerintah sekarang bekerjasama dengan TNI Polri untuk mengolah kelor. Karen nilai gizinya yang tinggi," ucapnya.
Kepada masyarakat dia berpesan bila sudah mulai menanam behektar-hektar, setelah tiga bulan dia meminta untuk datang melapor kepadanya supaya dia memberikan mesin pengering dan buat tepung kelor.(*)