Berita Nasional
Dulu Sosok Ini Bak Pahlawan Partai Gerindra di Jakarta, Tapi Sekarang Didepak Gegara Tak Jaga Mulut
Dulu kader Partai Gerindra ini begitu dielu-elukan di Jakarta. Tapi sekarang sudah didepak diduga karena tak jaga bicara. Dia adalah Mohammad Taufik.
POS-KUPANG.COM - Saat ini, para pucuk pimpinan Partai Gerindra sedang melakukan aksi bersih-bersih partai.
Bagi yang ketahuan melanggar aturan partai atau terindikasi menggembosi partai, maka yang bersangkutan langsung didepak.
Hal tersebut kini dialami kader potensial partai tersebut di Jakarta, yakni Mohammad Taufik.
Mohammad Taufik tiba-tiba dipecat dari partai yang selama ini telah dibesarkannya.
Jerih lelahnya dalam membangun partai tersebut, sepertinya dilupakan begitu saja.
Padahal dulu, partai berlambang burung garuda itu selalu tampil sebagai pemenang pada pemilihan umum karena perannya.
Bahkan tangan Mohammad Taufik, Partai Gerindra berhasil memenangkan Pilkada Jakarta untuk dua periode kepemimpinan.
Pertama semasa Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan berikutnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Bahkan di tangan Mohammad Taufik pula, Partai Gerindra berhasil memboyong 19 kader duduk di kursi di DPRD DKI Jakarta.
Baca juga: Seakan Tak Rela M Taufik Dipecat dari Pimpinan Dewan, Tapi Wagub DKI Ikhlaskan Demi Partai Gerindra
Namun semua prestasi tersebut kini tinggal cerita. Kehebatan Partai Gerindra di Jakarta semasa Mohammad Taufik, kini tinggal kenangan.
Pasalnya, sosok yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu telah dipecat dari partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu.
Proses pemecatannya ditengarai dilakukan secara sepihak. Pasalnya, yang memecat Mohammad Taufik bukan DPP Partai Gerindra.

Yang memecat kader potensial itu adalah Majelis Kehormatan Partai atau MKP.
Mohammad Taufik mengaku mengetahui kabar pemecatan itu dari konferensi pers yang dilakukan Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Selasa 7 Juni 2022.
Menghadapi hal tersebut, Mohamad Taufik mengaku bingung. Sebab yang mencopot dirinya bukan DPP tapi Majelis Kehormatan Partai.
"Saya lagi santai terus kaget mendengar bahwa terjadi pemecatan pada saya oleh majelis mahkamah partai," tutur Taufik di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 7 Juni 2022.
Sampai saat ini, katanya, ia belum menerima surat pemecatan tersebut.
Dikatakannya, yang berhak memecat anggota partai adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Sementara
Majelis Kehormatan Partai hanya membuat rekomendasi.
Baca juga: Pernah Bersteru dengan Ahok, M Taufik Dicopot Dari Waket DPRD DKI, Doakan Anies Dianggap Dosa
Meski demikian, lanjut Mohammad Taufik, ia menerima keputusan pemecatan itu jika nantinya DPP juga memutuskan memecat dirinya.
Walau begitu ia menyayangkan mekanisme pemecatan itu. Karena dilakukan secara menyimpang dari mekanisme yang dianut selama ini.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Partai Gerindra yang telah membuat saya menjadi besar. Dengan ini saya mohon maaf bila selama ini saya belum bisa melakukan sesuai apa yang diharapkan." ucap Taufik.
Hingga saat ini sebab musebab pemecatan itu masih sangat misterius. Partai Gerindra juga tak mengumumkan hal tersebut.
Berhembus kabar bahwa pemecatan itu dipicu oleh sikap Mohammad Taufik yang tak menjaga mulutnya saat berbicara.

Taufik Tidak Loyal
Informasi yang berkembang menyebutkan, pemecatan Mohammad Taufik itu berdasarkan hasil rapat internal Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra.
Rapat tersebut berlangsung di DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa 7 Juni 2022.
Majelis Kehormatan Partai Gerindra menganggap Taufik sudah tidak lagi loyal ke partai.
Baca juga: Partai Gerindra Segera Umumkan Nama Calon Presiden, Dipastikan Usung Sosok yang Rajin Temui Bu Mega
"Di MKP, Majelis Kehormatan Partai itu kami ada lima orang. Kami sepakat memecat Mohammad Taufik sebagai kader Gerindra," kata Wakil Ketua Mahkamah Partai DPP Gerindra Wihadi Wiyanto, Selasa 7 Juni 2022.
Dia mengatakan, Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu dipecat lantaran dianggap sudah tidak loyal ke partai.
Padahal, saat sidang yang dilakukan pada Februari 2022 silam, Taufik menyatakan loyal pada partai tersebut.
"Saat sidang pada 21 Februari 2022, Taufik menyebutkan loyal pada partai. Tapi saat ini dia melakukan manuver-manuver dan mengatakan akan mundur," ujarnya.
Faktor inilah yang menjadi pertimbangan Majelis Kehormatan Partai untuk memecatnya.

Bakal Bergabung ke NasDem
Secara terpisah, Mohammad Taufik mengatakan ia akan bergabung ke Partai NasDem.
Hal ini diungkapkan Taufik usai rapat paripurna pengambilan sumpah jabatan Rani Mauliani dan Khoirudin sebagai Wakil Ketua DPRD DKI.
"Insyaallah (pindah ke NasDem)," ucap Taufik kepada awak media, Kamis 2 Juni 2202.
Dikatakannya, keputusan untuk pindah partai merupakan hal yang biasa dalam dunia politik.
"Pindah partai kan hal yang biasa juga. Enggak usah terlalu dipikirkan," ujarnya.
Walau memutuskan pindah partai, Taufik menegaskan bahwa sampai saat ini dirinya masih menjadi bagian dari Gerindra.
Pasalnya, ia belum menyerahkan surat pengunduran diri dan surat pemecatan pun belum ia terima.
"Soal waktu kan soal yang sederhana, kalau saya mau pindah ke partai lain, maka harus keluar dulu dari partai saya," kata Taufik.
Baca juga: Mendoakan Anies Baswedan Jadi Presiden RI, Kader Partai Gerindra Ini Dipecat dari Jabatannya
Sebelum keluar dari Gerindra, Taufik terlebih dulu mengajukan pengunduran dirinya dari DPRD DKI Jakarta.
Surat pengunduran diri tersebut, katanya, akan secara resmi diajukannya sebelum HUT ke-495 Kota Jakarta.
Doakan Anies Jadi Presiden
Untuk diketahui, Mohammad Taufik merupakan Ketua Dewan Pembina DPD Partai Gerindra DKI Jakarta sejak April 2020 lalu.
Tapi jabatan tersebut telah diambil alih oleh Ahmad Riza Patria yang kini mengemban tugas sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Prestasi Mohammad Taufik di Partai Gerindra bukan kaleng-kaleng. Sebab ia mampu membawa kemenangan bagi Gerindra di ibu kota negara itu.
Pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, misalnya, Partai Gerindra dan PDI Perjuangan memenangkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pada Pilkada DKI 2017, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS juga memenangkan perhelatan politik tersebut.
Bahkan di DPRD DKI Jakarta, partai besutan Prabowo Subianto itu merupakan partai terbesar kedua yang meraih 19 kursi di lembaga legislatif.
Baca juga: Politisi Partai Gerindra Ini Heran, Anies Baswedan Tak Mau Mengalah, Padahal Sudah Kalah di PTUN
Namun di penghujung tahun 2021, bukannya menjunjung kader Partai Gerindra, Taufik justru memunculkan nama mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany sebagai kandidat Cagub DKI Jakarta.
Bahkan Taufik juga sempat mendoakan Anies Baswedan agar menjadi Presiden RI pasca masa kekuasaan Presiden Jokowi.

Ucapannya itu mengemuka dalam acara pelantikan Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya periode 2022-2027 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat.
Pada awal pidatonya, Taufik menyapa sejumlah tokoh yang hadir, salah satunya Gubernur Anies Baswedan.
Begitu selesai menyebut nama Gubernur Anies, para hadirin kemudian menyukainya sebagai calon presiden.
"Itu dia presiden," ucap Taufik sambil menunjuk ke arah Gubernur Anies Baswedan dengan jempolnya, Minggu 6 Februari 2022.
"Boleh kita doakan presiden ke depan datang dari KAHMI," tambahnya menjelaskan.
Ucapan Taufik ini pun sontak mendapat sambutan meriah dari para hadirin yang datang dalam acara tersebut.
Nama Anies pun makin dielu-elukan sebagai calon presiden
"Presiden, presiden," ujarnya sambil bertepuk tangan.
Pernyataan Mohammad Taufik itu tentu saja mengejutkan ketentraman Partai Gerindra.
Sebab sampai saat ini partai berlambang Burung Garuda itu mengidolakan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden RI 2024.
Baca juga: Kader Golkar Ini Ternyata Dilirik Partai Gerindra Gantikan Anies Baswedan Jadi Gubernur DKI, Siapa?
Sementara untuk kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta, Gerindra DKI Jakarta juga memiliki kader yang cukup baik seperti Ahmad Riza Patria.
Diduga mungkin karena tak menjaga mulutnya terkait perhelatan politik itu, sehingga Mohammad Taufik terpaksa didepak dari barisan para pejabat Partai Gerindra di bawah Prabowo Subianto. (*)