Perang Rusia Ukraina

AS Tuduh Rusia Ekspor Gandum Rampasan dari Ukraina, Putin Disebut Sengaja Ciptakan Kelaparan

AS Tuding Rusia Curi dan Jual Pasokan Makanan Ukraina, Diduga Ekspor Gandum Rampasan ke Negara Ini

Editor: Eflin Rote
YouTube AFP News Agency
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin dan Sekretaris negara AS Antony Blinken (kiri) di Kiev, Minggu (24/4/2022). Terbaru, Blinken menuding Rusia telah merampas cadangan pangan Ukraina dan menjualnya ke luar negeri, Senin (5/6/2022). 

POS-KUPANG.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Rusia 'mengekspor bencana kelaparan', Senin (5/6/2022).

Ia menyebut Rusia telah menanam ranjau di lahan pertanian di Ukraina, memblokir ekspor makanan Ukraina dan mencuri gandum untuk dijual ke seluruh dunia.

Hal ini diklaim dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk memeras Barat agar mencabut sanksi global yang dijatuhkan ke negara tersebut.

Baca juga: Gawat, Perang Rusia Ukraina Berdampak Buruk bagi Indonesia, Petani Terancam, Energi Bergerak Liar

Dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (7/6/2022), selama pertemuan dengan lembaga bantuan dan kelompok sektor swasta, Blinken mengatakan bahwa 20 juta ton gandum terperangkap di Silo dekat pelabuhan Ukraina Odessa.

Selain itu ada lebih banyak pasokan makanan terjebak di kapal yang tidak bisa berangkat karena diadang kapal perang Rusia.

Ia menilai hal ini sengaja dilakukan untuk menciptakan krisis pangan dunia demi membalas sanksi Barat.

Baca juga: Rusia Siapkan Serangan Balasan Besar-besaran di Severodonetsk, Tak Terima Dipecundangi Ukraina

"Ini semua disengaja," tuding Blinken.

"Kami tahu bahwa Presiden Putin menghentikan pengiriman makanan dan secara agresif menggunakan mesin propagandanya untuk membelokkan atau mendistorsi tanggung jawab, karena dia berharap itu akan membuat dunia menyerah padanya dan mengakhiri sanksi."

"Dengan kata lain, sederhananya, itu pemerasan."

Baca juga: Pasukan Ukraina Membom Target yang Diperebutkan dengan Rusia di Sievierodonetsk

Pernyatan ini mengikuti peringatan berulang-ulang bahwa konflik di Ukraina menaikkan harga pangan global dan dapat memicu bencana di Afrika.

"Kremlin perlu menyadari bahwa mereka mengekspor kelaparan dan penderitaan jauh melampaui wilayah Ukraina, dengan negara-negara di Afrika yang mengalami bagian yang sangat besar dari rasa sakit," imbuh Blinken.

Sebagai informasi, PBB mencatat Rusia dan Ukraina memasok sekitar 40 persen gandum yang dikonsumsi di Afrika.

Baca juga: Rusia Bombar Kyiv Lagi, Putin Peringatkan Barat tentang Pasokan Rudal

Hingga saat ini harga gandum di negara-negara itu sudah naik hingga sekitar 23 persen.

Sementara dilaporkan sekitar 17 juta orang sudah kelaparan di ujung Afrika setelah kekeringan.

Terkait hal ini, New York Times juga menuliskan bahwa pejabat Amerika telah memperingatkan negara-negara Afrika agar tidak membeli gandum Rusia yang mungkin telah dicuri dari Ukraina.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved