Berita NTT Hari Ini
Wakil Ketua I DPD PAPPRI NTT: NTT Perlu Kesiapan Lebih Matang di Ajang Miss Indonesia
Membuka wawasan, selain bahasa dan budaya, wisata hingga intelektual menjadi sangat penting.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu atau Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) NTT menyarankan provinsi ini perlu kesiapan yang matang untuk mengikuti ajang semacam Miss Indonesia, sebagai salah satu kejuaraan nasional.
Wakil Ketua I DPD PAPPRI NTT, Ina Djara S. Sos. MM, mengatakan, ajang pemilihan Miss Indonesia merupakan ajang yang sangat baik. Selain kecantikan, kemampuan personal dari Miss itu juga menjadi penilaian yang diharapkan bisa menjadi perempuan hebat bangsa ini.
"Walaupun dalam prosesnya kita tauh NTT belum masuk dalam nominasi bahkan 11 besar pun belum. Harapan kita kedepan ada banyak generasi muda NTT bisa masuk mengikuti ajang bergengsi seperti ini," katanya, ketika dimintai tanggapannya mengenai ajang pemilihan Miss Indonesia tahun 2022, Minggu 29 Mei 2022.
Baca juga: Dies Natalis PMKRI ke-75 Jadi Momentum Berbenah Bagi Calon Cabang Waingapu
Karyawati TVRI NTT itu menyampaikan, para generasi muda NTT kedepan harus mampu bersaing dalam ajang ini. Kemampuan, kata dia, untuk menjual potensi wisata juga lingkungan hidup, khususnya NTT. Untuk maju ke ajang nasional, perlu persiapan sejak dari Kabupaten/Kota hingga provinsi.
Selain kemampuan intelektual yang ada, adapun bahasa asing yang perlu dikuasi oleh Miss itu sendiri. Baginya, bahasa asing yang dikuasai tidak harus satu, namun bisa lebih dari dua hingga tiga bahasa internasional. Sebab, saat ini sedang dalam pasar bebas sehingga kemampuan bahasa tidak hanya Inggris tetapi bisa dengan bahasa lain.
Untuk melatih atau belajar, harusnya di dimulai sejak pada usia sekolah menengah. Bila perlu, sejak sekolah dasar peserta didik sudah mulai dibekali dengan kemampuan bahasa asing. Membuka wawasan, selain bahasa dan budaya, wisata hingga intelektual menjadi sangat penting. Dukungannya, juga perlu pada peningkatan jam membaca.
Baca juga: Kuasa Hukum Keluarga Koroh Sebut Pemkot Kupang Harusnya Malu
Dari sisi tubuh dan etika, menurut Ina Djara, NTT sudah memiliki hal itu. Ini menjadi modal dasar tinggal dipoles. Ini merupakan peluang untuk bisa bersaing pada kejuaraan selanjutnya.
Dengan ajang yang sudah ada ini, setidaknya sudah ada pembelajaran atau pengalaman yang menjadi acuan untuk perbaikan kedepan.
NTT sendiri memang sudah merasakan sensasi menjadi juara nasional. Sehingga level yang ada nantinya bisa lebih baik.
Kekurangan saat ini, adalah tidak ada sekolah atau tempat khusus mengenai kepribadian. Dengan tempat seperti ini bisa membantu NTT menuju ke ajang nasional dengan lebih siap.
Untuk itu, Pemerintah atau pihak terkait diharapkan bisa membantu untuk keberadaan sekolah ini.
Mimpi besarnya, adalah perempuan NTT bisa berada ditengah publik dengan layak dan mampu bersaing dengan perempuan hebat lainnya di dunia. (*)