Berita Papua
Mahasiswa Papua Barat Memperjuangkan Hak atas Pendidikan di Selandia Baru
Visa kerja yang disponsori harapan terbaik bagi siswa Papua Barat yang putus asa untuk tinggal di Selandia Baru
Ikinia telah meminta bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Selandia Baru.
“Jika kami mendapatkan pengalaman, kami dapat kembali ke rumah, kami berkontribusi pada keluarga dan komunitas kami.”
Salah satu siswa, Roy Towolom, telah berada di Selandia Baru pada tahun 2016, setelah bersekolah di sekolah menengah dan sekarang telah menyelesaikan kursus pertukangannya di UCOL.
Dia mengatakan itu bukan pilihan untuk pulang dan ingin tinggal di Selandia Baru.
Manajer Umum Imigrasi Selandia Baru untuk operasi perbatasan dan visa Nicola Hogg mengatakan pejabat dari KBRI Wellington telah bertemu dengan para siswa dan memberikan paket perawatan.
Lembar pilihan imigrasi telah diberikan kepada siswa yang terkena dampak.
“Tidak ada yang menghalangi siswa untuk mengajukan visa baru jika mereka secara sah berada di Selandia Baru,” katanya.
“Tidak ada batasan dalam instruksi imigrasi yang mengharuskan siswa asing yang disponsori pemerintah untuk kembali ke rumah jika beasiswa mereka berhenti, atau jika mereka telah menyelesaikan beasiswa mereka.”
Beberapa siswa telah mengajukan permohonan visa berikutnya, termasuk visa kerja, yang akan dinilai sesuai dengan instruksi imigrasi.
Hogg mengatakan para siswa harus memenuhi persyaratan visa baru yang mereka ajukan, termasuk keuangan, kesehatan, dan karakter.
Jika visa mereka ditolak karena tidak memenuhi instruksi, mereka harus meninggalkan Selandia Baru secara sukarela. Pemerintah Provinsi Papua akan menanggung biaya pemulangan.
Imigrasi bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan tentang masalah ini dan kedua lembaga telah bertemu dengan duta besar Indonesia.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Indonesia mengatakan kepada Stuff pada awal Mei bahwa keputusan untuk memulangkan beberapa siswa Papua ke luar negeri didasarkan pada kinerja akademik dan waktu beasiswa mereka.
Hanya mereka yang telah melebihi alokasi waktu beasiswa dan mereka yang tidak dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditarik, kata mereka.
Sumber: stuff.co.nz