Perang Rusia Ukraina
Sebut Putin Keras Kepala Sosok ini Ungkap Hal Mengerikan Jika Rusia Terus Blokade Laut Hitam
Sebut Putin keras kepala, sosok ini ungkap hal mengerikan jika Rusia blokade Laut Hitam: Jutaan orang kelaparan
Sebut Putin Keras Kepala Sosok ini Ungkap Hal Mengerikan Jika Rusia Terus Blokade Laut Hitam
POS-KUPANG.COM - Rusia tak peduli dengan berbagai sanksi dari Uni Eropa.
Malah kini Rusia yang semakin keras kepala dan memberikan sanksi balik ke negara-negara Eropa dengan memblokade Laut Hitam.
Tindakan Rusia itu menyebabkan gandum dari Ukrainan tak bisa keluar dan berdampak pada ancaman krisis pangan dunia.
Kondisi ini menimbulkan kekuatiran tersendiri bagi negara-negara - negara yang tergabung dalam G7.
Baca juga: Ancaman Rusia ke Swedia dan Finlandia Imbas Gabung NATO, Putin Pertimbangkan Nuklir di Baltik?
Kekuatiran dan keprihatinan itu disampaikan Menteri Luar Negeri dari G7.
Menteri Luar Negeri G7 yang juga Kanselir Jerman Olaf Scholz bahkan mengungkapkan hal mengerikan jika Blokade laut Hitam tetap dilakukan Rusia.
Ia menyebut jutaan orang bisa mati kelaparan jika Rusia terus memblokade Laut Hitam dan menghalangi ekspor gandum Ukraina.
Dilansir The Guardian, Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin selama panggilan telepon pada Jumat 13 Mei 2022 masih keras kepala.
Para menteri dari Kanda, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengutuk Moskow karena memicu krisis pangan.
Baca juga: Ngotot Beri Sanksi Rusia,Uni Eropa Akhirnya Gagal Sepakat Embargo Minyak dan Gas Rusia,Ini Alasannya
Menurut G7, Putin mendorong sekitar 43 juta orang menderita kepalaran dengan menolak mengijinkan gandum diekspor dari Ukraina melalui pelabuhan Laut Hitam.
Close-up pada dua pin yang menampilkan logo G7 dan bendera AS dan Ukraina yang dikibarkan oleh Menteri Pertanian Amerika Serikat Tom Vilsack selama pertemuan para menteri Pertanian G7 di Istana Schloss Hohenheim di Stuttgart, Jerman selatan, pada 13 Mei 2022 .Thomas
"Perang agresi Rusia yang tidak diprovokasi dan direncanakan, telah memperburuk prospek ekonomi global dengan harga makanan, bahan bakar, dan energi naik tajam," kata G7 dalam sebuah pernyataan bersama.
"Ditambah Rusia yang memblokir jalan keluar untuk gandum Ukraina, dunia sekarang menghadapi keadaan rawan pangan dan malnutrisi yang makin memburuk," imbuh pernyataan tersebut.
Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly, mengatakan kepada wartawan bahwa semua orang perlu memastikan gandum dikirim ke dunia.