Berita NTT Hari Ini
CV Elitsm NTT Launching Center Budidaya Kepiting Bakau
tiap hari rata-rata tiap warga mendapatkan uang cash Rp 100 ribu, sebuah nilai yang tak kecil bila dibanding sebelumnya.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG,COM, KUPANG – Sejak setahun lalu warga Desa Bipolo, Oeteta, Pariti, Pante Beringin dan Pitae, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menangkap kepiting di hutan bakau di Teluk Kupang, kemudian menjualnya ke CV Elitsm NTT, perusahaan yang mengekspor komoditi ini ke Sanghai, Hongkong dan Taiwan.
Untuk menandai aktivitas perusahaan dan masyarakat ini, maka dilakukan Launching Center Budidaya Kepiting Bakau di Desa Bipolo, Selasa, 10 Mei 2022.
Launching ini dilakukan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kupang, Mesak Soleman Elfeto, S.H. Hadir, pakar perikanan dari Undana Kupang, Dr. Franchy Christian Liufeto, S.Pi, M.Si; Kepala Cabang Bank NTT Oelamasi, Maria JD. Samalelo; Kadis Perikanan Kabupaten Kupang, Jakson M. Baook, S.Pd.
Hadir juga Direktur CV Elitsm NTT, Chloe Grace Latumahina; Pembina CV Olitsm NTT, Yuliana Ekawati; Anggota Komisi II Bidang Keuangan dan Perekonomian DPRD Kabupaten Kupang, Otniel Bobsuni; Pengusaha dari Taiwan, Mr.Rich Liang; Kades Bipolo, Theofilus Tapikab serta perwakilan warga lima desa.
Baca juga: Operasi Ketupat Turangga 2022 di Sumba Timur Nihil Lakalantas
Asisten Parekonomian dan Pembangunan, Mesak Soleman Elfeto menyambut dengan gembira launching ini. Ia menyampaikan terima kasih kepada manajemen perusahaan ini yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi di beberapa desa di Teluk Kupang ini.
Apa yang dilakukan perusahaan sangat mendukung program 5P Pemkab Kupang, yakni perkebunan, pertanian, pariwisata, peternakan dan perikanan.
“Kendala-kendala yang dikeluhkan oleh masyarakat petani akan segera kami follow up," katanya.
Hal senada di sampaikan oleh Kadis Perikanan Kabupaten Kupang, Jakson M. Baook. Ia mengatakan akan bersama Nusa Tenggara Vokasi pimpinan Dr. Franchy Christian Liufeto untuk mengajukan proposal dari para petani kemudian meneruskan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk memeroleh bantuan fasilitas. Sebab dana dari Pemkab Kupang sangat terbatas.
Baca juga: Hadirkan Lima Hakim Dalam Sidang, Pakar Hukum Mikael Feka: Atensi Khusus Kasus Astrid-Lael
Sedangkan Direktur CV Elitsm NTT, Chloe Grace Latumahina mengatakan, sebagai generasi milenial ia terpanggil untuk bersama warga pada lima desa itu mengembangkan budidaya dan penangkapan kepiting di Teluk Kupang.
Grace percaya bahwa usaha ini akan memberi dampak yang positif bagi masyarakat terutama kaum milenial.
Melihat potensi kepiting yang sungguh banyak di Teluk Kupang, Grace mendorong masyarakat dan kaum muda agar selalu bekerja keras. Sebab penangkapan biota laut ini relatif memudahkan.
Pembina CV Elitsm NTT, Yuliana Ekawati mengatakan, penangkapan dan budidaya kepiting relatif mudah dilakukan. Pekerjaannya sangat gampang. Dengan alat bantu bubu yang ramah lingkungan, warga melepas perangkap itu di pohon-pohon bakau.
Dalam beberapa jam kemudian kepiting itu telah terperangkap dalam bubu. Kemudian, warga menjual ke pengepul. Perusahaan akan membeli dari para pengepul itu.
Baca juga: Menteri PPPA : Pemerintah Tidak Bisa Bekerja Sendiri Dalam Pemenuhan dan Perlindungan Hak Anak
Setiap hari kata dia, perusahaan berhasil mengumpulkan sekitar 100 kilogram kepiting. Perusahaan ini menjualnya ke pembeli dari Taiwan, yakni Mr. Rich Liang. Jumlah ini kata Yuli, relatif kecil karena eksportir membutuhkan sehari 15 ton kepiting.
Yuli mengatakan, tiap hari rata-rata tiap warga mendapatkan uang cash Rp 100 ribu, sebuah nilai yang tak kecil bila dibanding sebelumnya.