Berita NTT Hari Ini
Pemprov dan ASN Dilingkup NTT Gelar Halal Bihalal 1444 Hijriyah
diinginkan keluarganya, juga orang-orang yang terasing dari lingkungan, dan orang yang sakit tapi tak bisa dibiayai.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah provinsi (Pemprov) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) muslim di lingkup Pemprov NTT mengadakan halal bihalal 1443 Hijriyah dalam rangka memperingati perayaan hari raya idul Fitri tahun 2022. Acara halal bihalal digelar di aula El Tari kantor gubernur NTT, Senin 9 Mei 2022.
Acara dengan tema, spirit idul Fitri sebagai momentum hntjk memperkuat sinergitas dan kehormatan membangun NTT tetap memujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkah.
Ketua PWNU NTT, Pua Monto Umbu Nay, menjelaskan, dari semua pelajaran akhlak adalah yang paling utama dari itu adalah menata hati. Baginya, jika hati di ditata dengan baik, maka akhlak pun akan terbangun dengan baik pula. Ketika disadari bahwa semua orang yang sama, yakni keturunan dari nabi Adam, maka semua tentu akan baik saja.
Baca juga: Berikut Daftar Nama Sekda NTT Sejak Tahun 1958 Hingga Saat ini
Dia menjelaskan, ASN yang berakhlak baik selaras dengan apa yang telah disampaikan presiden Jokowi. Momentum halal bihalal ini menjadi pengurai jarak, dan ajang kebangkitan bersama membangun NTT sejahtera dan berkah.
Dia menyebut sebuah ayat yang berbunyi, sesungguhnya orang yang paling mulia adalah orang yang paling tinggi.
"Seorang pejabat hatinya kotor, seorang tukang sampah hatinya baik. Lebih mulia yang tukang sampah ketimbang seorang pejabat," sambungnya.
Namun, menilai kebersihan hati hanyalah Tuhan. Mewujudkan ini, tentu kita tidak lagi ada perbedaan, melihat semua orang itu sama.
Baca juga: Lurah Lasiana, Wellem Bentura: Jalan Claret Masuk Skala Prioritas
Dalam berbagai penelitian, kata dia, disebutkan bahwa orang yang berhasil di dunia kerja bukan karena nilai, tetapi lebih dari itu adalah akhlak yang bangun.
Gubenur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam sambutannya mengatakan, ibadah itu sebuah input tapi disisi lain itu juga mendorong hati untuk bisa berbuat lebih bagi orang-orang disekitar yang sedang kelaparan, ataupun membutuhkan. Dengan keterpanggilan ini yang bisa diikuti dengan baik, maka masalah pun bisa teratasi.
Ia menjelaskan, orang yang puasa hanyalah sebuah latihan. Orang-orang itu kemudian akan makan dan minum seperti biasa, ketika waktu berbuka. Tetapi, ada orang yang justru kesulitan dalam makan dan minum ketika tiba waktu buka puasa.
Bagi Gubenur Viktor, dengan hati yang memiliki empati, akan membantu sesama yang sedang kekurangan.
Semua agama dan keyakinan, menurutnya, juga melatih untuk bisa berkorban dan membantu sesamanya. Pengorbanan itu bagi miskin, yang tidak bisa makan, yang tidak bisa berpakaian baik dan orang-orang yang tidak diinginkan keluarganya, juga orang-orang yang terasing dari lingkungan, dan orang yang sakit tapi tak bisa dibiayai.
Baca juga: Petani di NTT Disarankan Gunakan Asuransi Atasi Kerugian
"Itulah gerakan hati manusia, yang punya hati melihat dan punya kemampuan diri yang baik itu menuju kepada itu saling membantu," kata gubernur Viktor.
Untuk itu, fokus utama adalah membantu orang-orang seperti demikian, bila secara kekuasaan, keagamaan dan keyakinan dikerjakan dengan benar. Dengan begitu, pada kesempatan berpuasa itu, harusnya banyak orang tertolong ketika kebaikan itu dikerjakan.
Dia mengibaratkan, dunia ini sebagai surga. Sehingga, ketika ibadah itu untuk tujuan ke surga, maka kebaikan membantu sesama harus diciptakan sejak masih di dunia.
Gambaran itu harus diteguhkan semua ASN dalam melihat dan merasakan kesulitan ataupun kekurangan yang dialami masyarakat perkampungan dan pelosok-pelosok yang belum merasakan semua kenikmatan ini.
Sejalan dengan itu, Viktor mengutip sebuah ayat yang berbunyi sebaik-baiknya orang adalah dia yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Ayat ini, menjelaskan bahwa semua orang untuk bermanfaat bagi sesamanya di muka bumi.
"Manfaat kepada mereka yang tidak sempat makan minum seperti bapak/ibu, buatlah sebanyak-banyaknya agar mereka lolos dari makan dan minum. Menjadi kemandirian bagi hidup mereka," ujarnya.
Pembangunan negara membutuhkan keterlibatan dari semua orang. Termaksud individu yang bertujuan sebagai ibadah. Mantan anggota DPR RI itu, menyampaikan, pisau analisis yang digunakan mengokohkan iman adalah kebaikan hati dan pengetahuan ilmu untuk membantu.
"Bagaimana caranya masuk surga? Caranya bagaimana kami berpihak. Waktumu, tenagamu, ilmumu, kepada kaum miskin itu," sebut Gubenur Viktor.
Dia menyebut, orang yang beragama itu orang yang peduli sesama, demikian juga dengan orang yang berkeyakinan dengan Allah SWT adalah orang yang menempatkan dirinya mirip dengan manusia lain. (*)