Berita NTT Hari Ini
Koordinator BEM: Segala Bentuk Kekerasan dan Premanisme di Kota Kupang Mesti Diberangus
Jika ini berhasil diuangkap maka kita bisa tauh apa motif dibalik penyerangan tersebut.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Daerah NTT mengapresiasi upaya Polres Kupang Kota yang telah menangkap tersangka penganiayaan terhadap wartawan di Kota Kupang.
Lima pelaku dibekuk polisi di dua tempat berbeda, dan menyisakan satu orang yang masuk dalam daftar buron.
“Tindakan kekerasan dan penganiayaan merupakan tindakan kejahatan yang tidak bermoral sekaligus tindakan yang tidak menghargai kemanusiaan manusia. Pada prinsipnya, tindakan kekerasan dan penganiaayan harus ditindak tegas oleh aparat yang berwewenang dalam hal ini aparat Kepolisian," ujar Putra Umbu Ngudang selaku ketua BEM Nusantara daerah NTT, Minggu 8 Mei 2022.
Ketua BEM PT Undana Kupang itu, menegaskan segala bentuk kekerasan dan aksi premanisme di Kota Kupang agar tiadakan atau dihilangkan. Baginya, tindakan itu justru memperburuk citra Kota Kupang dan masyarakatnya.
Baca juga: Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat Resmikan Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Samaria
Dia menerangkan, kerja yang dilakukan aparat kepolisian merupakan bukti keseriusan penegak hukum atas masalah premanisme yang kian marak. Dengan tertangkapnya lima tersangka itu juga, mennjadi jawaban atas desakan dari semua pihak atas masalah ini.
"Kami sebagai mahasiswa mengharapkan kerja-kerja kepolisian yang seperti ini. Hal ini memberikan warning kepada kita semua bahwa kejahatan yang kita lakukan di tempat yang tersebunyi sekalipun, akan diketahui dengan cepat oleh aparat kepolisian. Dengan demikian penyelesaiannya akan cepat juga," papar dia.
Dia berharap agar kejahatan atau tindakan demikian tidak lagi terjadi di NTT, khusunya Kota Kupang. Sebagai Kota ter-toleran, Umbu menyebut Kota Kupang harusnya menjadi bingkai pemersatu bagi semua masyarakat yang ada didalamnya tanpa saling melukai.
Baca juga: Ketua ASITA NTT: Ada Peningkatan Kunjungan Wisata Selama Liburan
Wakil Ketua (Waket) DPRD NTT, Inche Sayuna memberi dukungan terhadap aparat kepolisian untuk menangkap aktor intelektual dibalik kasus penganiyaan terhadap wartawan media online, Fabian Latuan di depan PT Flobamor beberapa waktu lalu.
"Catatan lanjutan yang harus juga dikerjakan adalah mendukung penuh aparat untuk mencari siapa aktor intelektual yang bearada dibalik kasus penyerangan tersebut. Jika ini berhasil diuangkap maka kita bisa tauh apa motif dibalik penyerangan tersebut. Apakah ada kaitan dg pengungkapan kasus korupsi atau tidak," ujarnya, Jumat 6 Mei 2022 malam.
Politisi Golkar itu juga mengapresiasi kerja cepat dan juga cerdas dari semua pihak , khususnya jajaran kepolisian yang berhasil menagkapa para pelaku. Baginya, kabar ini cukup mendapat perhatian publik secara luas dan pasti banyak orang menaruh harapan besar kepada aparat kepolisian untuk mengungkap kasus ini secara tuntas, dan terang benderang.
Baca juga: Resmikan Gedung Kebaktian Jemaat Samaria, Begini Pesan Ketua Sinode GMIT
"Kita memberi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada jajaran kepolisian yang berhasil menangkap pelaku penganiayaan tapi juga. Sampai pada titik ini kita bisa melihat bahwa kepolisian bisa bekerja lebih serius lagi untuk meyakinkan publik bahwa mereka ini patut dipercaya sebagai rumah moral penjaga keadilan bagi rakyat," jelasnya.
Korban pengeroyokan dan penganiayaan, Fabi Latuan, berharap aparat kepolisian bisa menangkap aktor intelektual atas kasus yang menimpa dirinya beberapa waktu lalu.
Fabi merupakan wartawan media online di Kota Kupang. Ia dianiaya sekelompok orang pada beberapa waktu lalu di depan PT Flobamor, Kota Kupang, usai memenuhi jumpa pers di kantor tersebut.
Fabi ketika dihubungi, Jumat 6 Mei 2022 malam, menjelaskan, lima tersangka yang telah ditangkap aparat kepolisian dari Polres Kupang Kota, merupakan pelaksana yang diduga kuat diotaki oleh orang lain.
Baca juga: Walikota Jayapura Hadir Dalam Peresmian Gedung Kebaktian GMIT Samaria, Begini Alasannya
"Bagi saya pelaku ini hanya menjalankan tugas dari orang yang memberi order. Yang paling penting adalah mengungkap siapa yang memberi order, siapa yang pelaku intelektualnya. Itu yang paling penting," ujarnya melalui sambungan telepon.
Dia juga memberi apresiasi kepada aparat kepolisian dari Polres Kupang Kota dan Polda NTT yang telah bekerja keras sejak hari pertama kasus ini bergulir hingga penangkapan lima orang tersangka ini. Dengan tertangkapnya lima pelaku itu, menjadi kerja keras yang menggembirakan.
Dia mengharapkan, agar kasus ini bisa terungkap secara terang benderang. Fabi mengaku, ia bersama keluarga memberi dukungan kepada pihak kepolisian atas penanganan kasus ini, termaksuk menangkap aktor intelektual yang ada dibelakang para pelaku.
Anggota DPRD NTT, Ana Waha Kolin, menyebut dengan penangkapan terhadap para pelaku ini, menjadi poin penting atas profesionalitas polisi atas penanganan kasus ini. Kerja keras kepolisian patut diapresiasi.
"Sangat berharap profesionalisme kepolisian lebih ditingkatkan lagi supaya kekerasan terhadap pekerja media bisa dikurangi," kata dia, Jumat 6 Mei 2022.
"Dan harus kerja sama yang baik antara kepolisian dan teman-teman media dalam mengkawal tiap persoalan yang terjadi, yang mengakibatkan atau menyebabkan kepentingan banyak orang terabaikan," sambung politisi PKB itu.
Kerja sama yang ia maksud berkaitan dengan keamanan diri dari pekerja media itu sendiri. Sehingga, adapun persoalan yang dilaporkan dalam pemberitaan, maka pihak kepolisian bisa membantu dalam proses advokasi itu. Tiap laporan yang dilaporkan jika merasa terancam, pekerja media bisa menggandeng aparat kepolisian.
Wakil Ketua Komisi I DPRD NTT ini menilai, banyak orang juga yang tidak senang dengan berbagai pemberitaan yang disampaikan pers. Padahal, bila dilihat, dengan laporan dari media itu justru akan menjadi evaluasi dan berdampak pada penerapan kebijakan yang lebih baik.
Untuk itu, dia mengharapkan agar kerja sama kepolisian dan pekerja media bisa lebih intens lagi. Dengan informasi yang sampaikan para pekerja media itu, menurutnya memang sangat membantu banyak pihak.
Diketahui, beberapa waktu lalu, wartawan media online, Fabi Lautan dianiaya sejumlah orang di depan PT Flobamor, Kota Kupang. Fabi, dalam pemberitaannya, menyinggung soal pengembalian deviden Rp 1,6 miliar yang tidak disetorkan PT Flobamor ke Pemprov NTT. Dia pun diminta jajaran direksi instansi itu untuk jumpa pers, agar dilakukan klarifikasi oleh para manajemen.
Nahasnya, usai konfrensi pers, Fabi dikeroyok sekelompok orang menggunakan masker dan menutupi kepala. Fabi dianiaya hingga nyaris ditikam saat kejadian itu. Kini, Fabi tengah melakukan perawatan. Sementara, satu pelaku kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polres Kupang Kota. (*)