KKB Papua
Buchtar Tabuni Ungkap Penderitaan Bangsa Papua: Pahamilah, Garis Politik Kami Bukan dengan Indonesia
Di tengah pergolakan yang tak berkesudahan di tanah Papua kini berkembang isu baru yang makin memanas. 1 Mei ditetapkan sebagai HUT Pemerintahan Papua
Jangankan warga berusia dewasa, kepada anak-anak bahkan balita pun diperlakukan dengan sangat kejam.
Penderitaan itu dialami oleh seorang balita berusia 2 tahun 6 bulan, buah hati Babinsa 1702-/Kurulu, Sertu Eko Andrianto Hasugian.
Bersama Sri Lestari Putri, istrinya, mereka dibantai secara kejam oleh orang tak dikenal yang ditengarai sebagai kelompok baru KKB Papua.
Ketika buah hati sedang dalam pelukan sang bunda, kelompok KKB itu melakukan pembantaian secara kejam.
Baca juga: Dulu Belajar Pegang Senjata di TNI Pasca Jadi Panglima KKB Malah Tembak Mati Sang Guru, Ini Sosoknya
Praktis, jari jemari bocah tak berdosa itu putus akibat tebasan benda tajam kelompok pengacau tersebut.
Peristiwa lain yang juga sangat melukai hati bangsa Indonesia, adalah serangan brutal kepada para dokter dan tenaga medis lainnya di Distrik Maybrat beberapa waktu lalu.
Bahkan para karyawan yang sedang memasang jaringan telekomunikasi di wilayah lain pedalaman Papua pun dibabat habis oleh KKB.
Berangkat dari fakta itulah, maka ketika Egianus Kogoya dan Sebby Sambom menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM berat, merupakan tudingan yang mengada-ada.
Demikian juga ketika Papua Barat mengumumkan Pemerintahan Sementara dengan menyatakan garis politik Papua Barat bukan dengan Indonesia, merupakan hal yang tak patut.
Sebab telah lama Indonesia bekerja keras untuk membangun Papua, tapi dalam rentang waktu itu, proses pembangunannya senantiasa mendapat perlawanan yang luar biasa.
Sampai saat ini upaya pemerintah membangun Papua disambut dengan tindakan anarkis oleh KKB.
Atas nama kedaulatan negara inilah pemerintah menerjunkan TNI Polri untuk menangkap dan memproses hukum para pihak yang terlibat dalam tindakan makar tersebut.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Jokowi ketika menyatakan bahwa KKB di Papua merupakan teroris sehingga harus disikat habis demi keutuhan NKRI
Saat ini video tentang pernyataan Presiden Jokowi tersebut, viral di media sosial.
Dari perintah Presiden Jokowi itulah, TNI Polri pun diterjunkan ke Papua untuk menciptakan kondisi yang aman bagi masyarakat setempat.
Baca juga: Atas Nama Tulang Belulang, Egianus Kogoya Nyatakan Perang KKB Untuk Kemerdekaan Bukan Otonomi Daerah
Meski saat ini Papua masih bergolak, tapi secara umum daerah itu masih kondusif.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri. Dia menyebutkan, bahwa Papua relatif kondusif.
Sementara jika ada insiden, maka peristiwa tersebut hanya terjadi di wilayah pedalaman. (*)