Perang Rusia Ukraina
Pekerja Indonesia Saat Perang Rusia vs Ukraina: Mencekam Sembunyi dalam Bunker, Begini Kondisinya
Para Pekerja Migran Indonesia beber situasi mencekam yang sempat dirasakan saat masih berada di Ukraina.Salah satunya, Ni Wayan Suken, wanita asal
POS-KUPANG.COM - Para Pekerja Migran Indonesia beber situasi mencekam yang sempat dirasakan saat masih berada di Ukraina.
Salah satunya, Ni Wayan Suken, wanita asal pulau Dewata, Bali yang bekerja sebagai seorang terapis spa di kota Kiev.
Ia menuturkan bahwa keadaan kota menjadi tidak terkendali begitu Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Menurut pengakuannya, suara ledakan terus bersahutan nyaris tanpa jeda.
Kondisi tersebut diakui Ni Wayan Suken bikin suasana makin menakutkan.
Saat perang terjadi, Ni Wayan Suken menceritakan bahwa dirinya sampai harus bersembunyi di dalam sebuah bunker agar terhindar dari dampak perang.
Begitu terdengar suara sirine ia kemudian bergegas masuk ke dalam bunker.
Pengakuan sama diungkapkan Pekerja Migran Indonesia lainnya, Ayu Ida.
Menurut dia, meski sebelum perang pecah telah ada pengarahan dari KBRI Kiev untuk menghadapi situasi darurat, namun saat perang berlangsung kepanikan tak bisa terhindarkan.
Baca juga: Liga 1: Kompatriot Marselino Berpeluang Bela PSM Makassar di Liga 1, Bos Juku Eja Beber Syarat
Kendati demikian, seluruh WNI ini mengaku bersyukur karena sekarang sudah berada di tanah air dan terbebas dari situasi mencekam di zona perang dua negara Rusia dan Ukraina.
Ni Wayan Suken, Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Ukraina yang berhasil sampai di Jakarta, mengisahkan pengalamannya selama di Ukraina, ketika Rusia melakukan Invasi ke negara itu.
Saat itu, terapis Spa yang biasa bekerja di Kiev itu memulai kisahnya, sirine kota sempat berbunyi dan dirinya diharuskan bersemunyi di bunker.
Hal itu dikatakannya di kantor Badan Pelindung Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Jalan M.T. Haryono, Jakarta Selatan, Senin (7/3/2022).
Ni Wayan bercerita, suasana di kota Kiev sangat mencekam selama invasi Rusia berlangsung.
Dalam perjalanan pulang dari Kiev ke Polandia ia dan rombongan PMI sempat berhenti karena dihentikan tentara Ukraina yang sedang berjaga.
Namun berkat penjelasan petugas yang mengawal para PMI, tentara Ukraina mempersilahkan rombongan melanjutkan perjalanan.
Ni Wayan mengaku bersyukur kepada para petugas yang berjasa memulangkannya, hingga kepada Presiden Jokowi.
Ia merasa senang, karena bisa keluar dari zona perang dan bisa segera berkumpul dengan keluarganya.
Baca juga: Persis Solo Rombak Skuad Menuju Liga 1, Siapkan Karpet Merah untuk Mesin Gol Persija Marko Simic
Dari Jakarta ia akan terbang ke Bali melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Trauma
Ayu Ida Sari (24) dan kawan-kawannya yang berasal dari Bali juga menceritakan pengalamannya .
Ia mengaku trauma mendengar ledakan senjata yang diluncurkan Rusia ke Ukraina.
Walaupun tidak melihat secara langsung, ledakan-ledakan tersebut terdengar sangat jelas dari Odessa, kota di Selatan Ukraina dimana tempat mereka bekerja.
Ayu Ida tidak menyangka akan mengalami situasi perang setelah 9 bulan di Ukraina bekerja sebagai terapis spa di kota Odessa.
Dia melihat kondisi negara itu dalam keadaan tenang dan kondusif, walaupun dia mendengar negara itu pernah jadi zona perang di kisaran tahun 2014.
Semula dia dan kawan-kawannya tidak mengetahui bahwa Ukraina merupakan zona perang, baru dia mengetahui setelah tiba di negara pecahan Uni Soviet itu.
Ayu Ida mengatakan bahwa sebelum pecah perang, memang sudah ada pengarahan dari KBRI Kiev jika menghadapi situasi darurat.
Setelah ada serangan pada hari itu (24/2/2022), semua WNI di Odessa langsung di evakuasi oleh KBRI.
"Ada 23 WNI di Odessa. Semua sudah langsung dievakuasi dari Odessa setelah ada serangan," ujarnya.
Perjalanan dari Odessa (Ukraina) ke Bucharest (Romania) ditempuh para WNI selama kurang lebih 16 jam lewat jalur darat.
Para WNI dijemput dengan menggunakan bis oleh tim penjemput KBRI Bucharest.
Ayu Ida merasa sangat beruntung, KBRI sangat cepat melakukan evakuasi kepada para WNI.
"Mengucapkan terima kasih pada pemerintah atas semua yang telah dilakukan. Kami sangat beruntung, KBRI sangat cepat melakukan evakuasi. Terima kasih banyak, terutama untuk KBRI Bucharest dan KBRI Kiev," ujarnya.
Ia juga berterima kasih kepada BP2MI karena telah memperhatikan mereka selama tiba di Jakarta dan semua berjalan lancar.
Ayu Ida mengatakan masih ada 1 petugas KBRI dan istrinya yang masih di Kiev.
Namun dia tidak bisa memastikan apa dia adalah staff atau Dubes RI Ghofur.
"Kedutaan nggak boleh kosong, harus ada orang yang menjaga di sana," ungkapnya.
Baca juga: Bikin Tegang, Detik-detik Proses Evakuasi WNI dari Ukraina, Menteri Retno: 99 Orang Sudah Dievakuasi
80 WNI dari Ukraina Sudah di Indonesia
Sebanyak 80 Warga Negara Indonesia atau WNI sudah berhasil dievakuasi Pemerintah Indonesia dari Ukraina.
Puluhan WNI tersebut langsung diterbangkan ke Indonesia menggunakan pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus A330-200.
Sementara itu masih ada 14 WNI yang masih tertahan dengan alasan positif Covid-19.
Pemerintah Indonesia sendiri memang cukup ketat untuk urusan evakuasi yang dilakukan.

Semuanya tetap mengedepankan standar protokol kesehatan agar tetap aman dan terkendali.
Dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menuturkan 14 WNI yang masih tertahan di Ukraina akan terus dipantau dan didampingi oleh KBRI di Bucharest.
Selanjutnya, jika kondisi kesehatan 14 WNI sudah membaik dan memungkinkan, maka mereka akan dipulangkan ke Indonesia menggunakan pesawat komersial.
Untuk diketahui, Pesawat jenis Airbus A330-200 yang dipakai mengevakuasi WNI merupakan pesawat wide body dengan kapasitas angkut penumpang yang besar baik untuk perjalanan jarak pendek dan panjang yang mampu menampung 405 penumpang dalam konfigurasi satu kelas atau 253 penumpang dalam pengaturan tiga kelas.
Kecepatan jelajah Airbus A330-200 ini mencapai 880 kilometer per jam dengan daya jelajah maksimal mencapai 13.427 kilometer.
Saat keluar dari Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, puluhan WNI dikawal ketat oleh Satgas dan BP2MI.
WNI Mengaku Trauma
Pemerintah telah berhasil mengevakuasi sebanyak 80 WNI dari Ukraina ke Indonesia pada Kamis (3/3/2022).
Diketahui, para WNI ini pulang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Namun, masih ada 14 WNI yang harus tinggal di Bucharest untuk sementara waktu dan belum dapat ikut rombongan untuk pulang ke Indonesia.
Sebanyak 12 dari 14 WNI tersebut diketahui positif Covid-19.
Sementara, 2 orang lainnya memilih tinggal untuk menemani anaknya yang positif Covid-19.
"Terdapat 14 evacuee yang masih harus tinggal di Bucharest untuk sementara waktu dan belum dapat ikut dalam rombongan kepulangan ini."
"Dari test yang dilakukan, 12 orang evacuee diketahui positif Covid-19. Sementara 2 orang lainnya, memilih tinggal di Bucharest, untuk menemani anak mereka yang positif Covid-19," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, keterangan persnya yang ditayangkan di kanal YouTube MoFa Indonesia, Kamis (3/3/2022).
Lebih lanjut, Retno menuturkan 14 WNI tersebut akan terus dipantau dan didampingi oleh KBRI di Bucharest.
Selanjutnya, jika kondisi kesehatan 14 WNI sudah membaik dan memungkinkan, maka mereka akan dipulangkan ke Indonesia menggunakan pesawat komersial.
"(Sebanyak) 14 orang tersebut akan terus dipantau dan didampingi oleh KBRI di Bucharest. Jika kondisi kesehatan sudah memungkinkan, mereka akan dipulangkan dengan pesawat komersial," terang Retno.
Sebelumnya, Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Ukraina mengaku
"Kita masih trauma," kata seorang WNI yang berhasil dievakuasi dari Ukraina, Kamis (3/3/2022).
WNI tersebut merupakan satu dari 83 orang yang dievakuasi dari Ukraina dan telah mendarat selamat di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta Jakarta hari ini.
Saat keluar dari Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, puluhan WNI tersebut tampak dikawal ketat oleh Satgas dan BP2MI.
Selain trauma, ada beberapa penumpang juga yang merasa lega dan bersyukur bisa kembali ke tanah air secara selamat.
"Sangat bersyukur, bahagia banget ya terima kasih semua," celetuk I Nyoman seorang penumpang yang dievakuasi.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 83 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Ukraina pada Kamis (3/3/2022).
Ke-83 WNI tersebut diselamatkan dari konflik Rusia VS Ukraina menggunakan maskapai Garuda Indonesia.
Dari informasi yang didapatkan, 83 WNI tersebut mendarat di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 17.12 WIB.
Sebelum tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, pesawat penjemput harus transit terlebih dahulu di Madinah.
Kemudian semuanya dijemput dari negara terdekat yang paling aman yakni di Rumania.
Berdasarkan pantauan di lapangan dan data dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Bandara Soekarno-Hatta, pesawat mengangkut 83 orang penumpang.
Diantaranya 50 orang adalah wanita, 17 anak-anak, 12 pria, dan 4 orang penjemput.
Pesawat yang Ditumpangi WNI dari Ukraina
Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan evakuasi bagi 80 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 3 Warga Negara Asing dari Ukraina.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penerbangan ini merupakan tindak lanjut dari upaya evakuasi WNI dari situasi konflik Ukraina yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri dengan penerbangan charter Garuda Indonesia.
"Penerbangan evakuasi ini menggunakan armada Airbus A330-200. Pesawat tersebut diterbangkan dari Bucharest, Rumania yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Ukraina menuju Jakarta, Indonesia," kata Irfan.
Ia juga menjelaskan, penerbangan tersebut diberangkatkan dari Bandara Henri Coanda Bucharest, Rumania Rabu (2/3/2022) pukul 15.10 dan tiba di bandara internasional Soekarno Hatta pada Kamis (3/3/2022) pukul 17.00 WIB, setelah sebelumnya melakukan transit di Madinah.
"Penerbangan evakuasi bagi WNI dari Ukraina memiliki arti tersendiri bagi kami untuk dapat mengambil bagian dalam misi kemanusiaan ini," ucap Irfan.
Irfan juga menjelaskan, bahwa penerbangan evakuasi WNI tersebut ini telah melalui koordinasi intensif bersama pemangku kepentingan terkait dengan memperhatikan prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan antarnegara.
"Adapun keseluruhan proses penerbangan evakuasi ini berjalan dengan baik dan lancar. Seluruh WNI telah mendarat dengan selamat bersama seluruh tim pendamping dari Kementerian Luar Negeri RI, tim pengamanan dari Mabes TNI, serta tenaga kesehatan," kata Irfan.
Selain itu Irfan juga mengungkapkan, peran Garuda Indonesia dalam proses evakuasi merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan sebagai maskapai penerbangan nasional, yang salah satunya diwujudkan melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan yang siap setiap saat bagi masyarakat Indonesia yang akan kembali ke tanah air di tengah situasi konflik.
"Sebuah keniscayaan bagi Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa untuk turut ambil bagian dalam peran aktif negara dalam memberikan perlindungan bagi warganya, salah satunya melalui misi pemulangan WNI dari Ukraina," kata Irfan. (*)
