Perang Rusia Ukraina
Fakta Menarik Negara Ukraina, Ini Deretan Potensi Alamnya yang Vital, Dijuluki Keranjang Roti Eropa
Negara Ukraina dijuluki sebagai keranjang roti Eropa dengan sederet potensi alam khususnya s
POS-KUPANG.COM - Negara Ukraina dijuluki sebagai keranjang roti Eropa dengan sederet potensi alam khususnya sektor pertanian.
Karena itu, efek meletusnya konflik Rusia dan Ukraina mau tidak mau mempengaruhi banyak negara yang selama ini sangat tergantung pada pasokan gandum dari negara tersebut.
Untuk diketahui, Ukraina selama in i berkontribusi hampir seperempat dari total ekspor dunia untuk gandum.
Selain gandum, Ukraina mengambil beberapa peran strategis sebagai penyuplai sejumlah komoditi pangan vital lainnya seperti bunga matahari mentah.
Selain itu, Ukraina juga dikenal sebagai eksportir madu alami, jagung, frozen fowls dan colza.
Untuk mengatasi persoalan pasokan gandum dalam negeri, Indonesia bisa mencari langkah alternatif.
Di antaranya dengan mengalihkan impor gandum ke negara lain seperti Australia.
Faktor kedekatan geografis antara Indonesia dan Australia setudaknya memberikan sedikit keuntungan komparatif dalam perdagangan gandum selama perang Rusia kepada Ukraina belum mereda.
Impor gandum dari Australia juga adalah cara yang efisien dalam hal waktu dan biaya transportasi. Kedekatan geografis ini menjadi faktor menentukan penguasaan pasar gandum di Indonesia oleh Australia.
Baca juga: Ancaman Mengerikan untuk Rusia atas Serangan ke Ukraina, Ini Penegasan Presiden AS Joe Biden
Jika tak kunjung usai, konflik ini bisa memicu efek domino yang berkepanjangan terhadap suplai pangan dunia.
Pos pemeriksaan yang hancur di wilayah Kiev Ukraina akibat serangan Rusia. (Twitter/@AndreyZhukovv) (Twitter/@AndreyZhukovv)
Baca juga: Imbas Perang Rusia Kepada Ukraina, Harga Minyak dan Gandum Meroket,Indonesia Berpeluang Kena Hantam?
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengaku telah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon di tengah konflik Rusia dengan Ukraina.
Dalam pembicaraan itu, Macron membujuk Putin untuk segera menghentikan serangan militer ke Ukraina.
Sambungan teleponnya dengan Putin ini hanya berlangsung singkat.
Sebelumnya, kata Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga meminta bantuannya untuk menghubungi Putin.
Sebab, Zelensky mencoba melakukan panggilan pada Putin tapi tak berhasil.
"Itu (menelepon) juga untuk memintanya berdiskusi dengan Presiden Zelensky karena dia (Zelensky) tidak dapat menghubunginya," kata Macron kepada wartawan setelah pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, dikutip dari BBC, Jumat (25/2/2022).
Sementara itu, Gedung Kremlin juga turut mengkonfirmasi hal tersebut.
Baca juga: Rusia vs Ukraina:Valentyna Konstantynovska, Nenek 79 Tahun Asal Ukraina, Latih Perang demi Cucu
Kremlin membenarkan bahwa Putin telah berbicara dengan Macron via telepon pada hari Kamis (24/2/2022), dikutip dari Reuters.
Kremlin mengatakan panggilan itu dilakukan atas inisiatif Macron, dan mereka berdua setuju untuk tetap berhubungan.
Dalam panggilan itu, Putin juga memberikan penjelasan lengkap alasan negara yang ia pimpin melakukan invasi pada Ukraina.
Militer Rusia tengah memasuki Ukraina.
Bisakah Ukraina bertahan?
Berikut perbandingan kekuatan militer Rusia dan Ukraina seperti yang dilansir Sky News.
Rusia memiliki kekuatan militer yang jauh lebih besar dari Ukraina - meliputi darat, udara dan laut.
Rusia memiliki 900.000 personel militer aktif, sedangkan Ukraina hanya 196.600.
Anggaran pertahanan Rusia juga lebih besar dari Ukraina, yakni 15 kali lebih banyak.
Baca juga: Operasi Militer, Ini Ancaman Serius Untuk Ekonomi Global Rusia, Inggris dan Amerika Kompak Blokade
Ketidakseimbangan terbesar ada di sektor laut, di mana Rusia memiliki jumlah personel angkatan laut 10 kali lebih banyak dari Ukraina.
Angkatan Laut Rusia mengoperasikan 74 kapal perang dan 51 kapal selam, dibandingkan dengan Ukraina yang hanya memiliki dua kapal perang.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina, Penyakit Mengancam Warga, Polio hingga Krisis Kesehatan
Di darat, perbedaan lebih tipis daripada laut.
Rusia memiliki 280.000 tentara, sedangkan Ukraina 125.600.
Ukraina juga memiliki 900.000 personel cadangan - mereka telah menerima pelatihan militer dalam lima tahun terakhir - dibandingkan dengan Rusia yang hanya dua juta.
Meski rasio keduanya sekitar 2,2 banding 1, Rusia jauh lebih baik dalam hal peralatan.
Rusia memiliki lebih dari tiga kali jumlah artileri, enam kali jumlah tank, dan hampir tujuh kali lebih banyak kendaraan lapis baja daripada Ukraina.
Di udara, jumlah pesawat tempur dan helikopter Rusia 10 kali lipat lebih banyak.
Ukraina memang memiliki lebih dari 400 peluncur rudal permukaan-ke-udara yang dapat menargetkan pesawat.
Tapi jumlah itu hanya sepersepuluh dari jumlah yang dimiliki oleh Rusia.
Rusia juga memiliki keunggulan kuat dengan persenjataan jarak jauh, memiliki lebih dari 500 peluncur rudal balistik berbasis darat.
Beberapa analis berpikir Rusia akan mengandalkan persenjataan jarak jauh seperti rudal jelajah untuk menargetkan titik-titik penting Ukraina dari jarak jauh.
Dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara NATO telah memasok Ukraina dengan bantuan militer tambahan, seperti penyediaan 2.000 senjata anti-tank oleh Inggris.
6 hal yang terjadi semenjak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina
Mengutip The Guardian, berikut ringkasan dari beberapa peristiwa penting di hari Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina, yang memicu peringatan dari para pemimpin dunia tentang konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
- Beberapa menit setelah Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus", Kamis (24/2/2022) pagi, ledakan terdengar di dekat kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota, Kyiv.
Sebuah ledakan terlihat pada Kamis dini hari di kota Kharkiv, Ukraina (via Daily Mail)
Menurut pejabat Ukraina, gelombang serangan awal diduga melibatkan rudal jelajah, artileri dan serangan udara yang menyerang infrastruktur militer dan posisi perbatasan, termasuk pangkalan udara.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menanggapi invasi dengan mengumumkan darurat militer dan mengatakan Kyiv akan mengeluarkan senjata untuk setiap warga Ukraina yang ingin membela negara mereka.
Ketika diplomat Ukraina memohon kepada dunia untuk menghentikan agresi Rusia, Zelenskiy memperingatkan kembalinya masa lalu yang suram.
- Pada Kamis sore, kementerian pertahanan Rusia mengklaim telah "menetralisir" pangkalan udara dan pertahanan udara Ukraina, menghancurkan 74 fasilitas darat militer, termasuk 11 lapangan terbang, tiga pos komando dan 18 stasiun radar untuk sistem rudal anti-pesawat.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan Rusia telah melakukan 203 serangan dan pertempuran berkecamuk di hampir seluruh wilayah.
- Ribuan orang Ukraina sudah bergerak dan meninggalkan negara itu.
Puluhan ribu lainnya bersiap untuk melarikan diri, setelah serangan Rusia yang diperintahkan oleh Vladimir Putin.
Video dan foto di media sosial menunjukkan barisan mobil yang keluar dari kota dan menuju ke barat, serta peningkatan jumlah orang yang berjalan kaki di dekat perbatasan selatan dan barat.
- Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengumumkan serangkaian sanksi ekonomi "terbesar" terhadap Rusia.
Inggris akan mengakhiri penggunaan sistem pembayaran internasional Swift oleh Rusia, membekukan aset semua bank besar Rusia, membatasi uang tunai yang dipegang oleh warga negara Rusia di bank Inggris dan sanksi lebih dari 100 individu dan entitas.
- Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyuarakan kemarahannya ketika para pemimpin negara dan pemerintahan Uni Eropa tampaknya menahan diri untuk tidak menjatuhkan sanksi yang berpotensi paling merusak terhadap Rusia.
Dengan meningkatnya korban, Kuleba memperingatkan bahwa politisi Eropa dan AS akan "berdarah-darah" jika mereka memutuskan untuk tidak memblokir Rusia dari sistem pembayaran internasional yang digunakan untuk menerima mata uang asing.(*)
