Berita Labuan Bajo Hari Ini
Lagi, KMRB Hadang dan Hentikan Pembangunan Akses Jalan Menuju Lahan Otorita BPOLBF
Puluhan warga yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Racang Buka (KMRB), kembali menghadang dan menghentikan aktivitas pembukaan akses jalan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Pembukaan akses jalan tepatnya di Tuke Tai Kaba, sisi selatan Hutan Bowosie Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Akses jalan itu nantinya untuk mempermudah akses pengembangan kawasan pariwisata terpadu hutan Bowosie Labuan Bajo.
Kegiatan itu dijaga ketat aparat gabungan TNI-Polri sejak pukul 09.00 Wita.
Awalnya, pembukaan akses jalan sejauh 1.5 km oleh pihak kontraktor menggunakan satu unit eskavator berjalan aman.
Namun, saat memasuki 300 meter pembukaan akses jalan terdapat sejumlah warga yang menunggu untuk menghadang jalannya pembukaan akses jalan.
Mereka duduk bersilah dan memasang baliho bertuliskan "KAMI MENOLAK DENGAN KEGIATAN BPO, LBF MEMASANG PILAR ATAU PATOK DILOKASI KEBUN KAMI" KAMI PERTAHANKAN SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN (KMRB)".
Saat eskavator mendekati pukul 13.12 Wita, warga mulai berdiri dan menunjuk operator eskavator untuk menghentikan aktivitas.
Aparat keamanan yang bersiaga langsung merespon cepat menenangkan warga.
Terdapat satu warga, Paulinus Ceak (43) yang berteriak menghadang, ia menolak pohon jati dirobohkan eskavator. Ia mengklaim lahan tersebut adalah lahan miliknya yang telah dimanfaatkan sejak tahun 1999.
Aksinya terhenti saat 4 personil mengamankan dan membawa Paulinus Ceak ke area belakang eskavator.
"Ini lahan saya," teriak Paulinus.
"Saya tidak berbicara lokasi, sebelum saya datang saya memahami lahan ini milik KLHK," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Mabar, AKP Roberth M. Bolle menjawab protes warga.
Kepada awak media, Kabag Ops Polres Mabar, AKP Roberth M. Bolle mengatakan pihaknya hanya melakukan pengamanan atas dasar permintaan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Selanjutnya, pihak kepolisian telah melakukan tindakan persuasif dan komunikasi yang dialogis, namun warga tetap ngotot untuk menghadang.
"Kami semata melakukan pengamanan," katanya.