Konflik Taiwan

Taiwan Dapat Belajar dari Ukraina dalam Mempertahankan Kemungkinan Invasi China

Pada saat perhatian dunia tersita oleh invasi Rusia atas Ukraina, pada saat yang sama pun ketegangan antara China dan Taiwan.

Editor: Agustinus Sape
SAM YEH / AFP
Tentara cadangan Taiwan mengikuti pelatihan militer di pangkalan militer di Taoyuan pada 12 Maret 2022. 

Pada tahun-tahun berikutnya, serangan gencar serangan siber terhadap lembaga pemerintah Ukraina, sistem perbankan negara, dan banyak lagi telah terjadi.

“Jelas, Ukraina telah meningkatkan permainan perlindungan siber mereka, karena [negara Eropa Timur] telah menjadi jauh lebih baik dalam menangkis [serangan siber Rusia] pada tahun 2022 daripada yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya,” menurut Montgomery.

“Taiwan bisa belajar dari itu.”

Namun satu hari sebelum invasi, militer dan infrastruktur Ukraina berhadapan langsung dengan serangan siber besar-besaran China, menurut sebuah laporan.

Sementara itu, lembaga pemerintah Taiwan sendiri menerima sekitar 2,5 juta serangan siber dan penyelidikan per hari dari China, kata seorang pejabat.

Pemadaman listrik massal di Taiwan pada awal Maret semakin memperkuat kekhawatiran Montgomery tentang perang siber.

Sementara pemadaman telah dikaitkan dengan “kelalaian operasional,” katanya, rezim Tiongkok tidak akan berhenti mencari kerentanan terhadap lembaga pemerintah pulau itu dan infrastruktur penting.

“Taiwan tidak punya pilihan selain meningkatkan permainan perlindungan siber mereka,” kata Montgomery.

Memanfaatkan Penduduk Sipil

Warga sipil Ukraina telah dilatih untuk perang sebagai garis pertahanan lapis kedua, berpartisipasi dalam latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka dan membantu militer Ukraina.

Menurut pakar keamanan global Benjamin Varlese, “penggunaan warga sipil untuk membantu melindungi negara telah menjadi strategi yang efektif.”

Tidak hanya warga sipil yang menawarkan pertolongan pertama kepada yang terluka, tetapi mereka juga berhasil menghentikan kemajuan militer Rusia, katanya.

Jika terjadi serangan dari China, Taiwan juga telah mengajarkan pertolongan pertama dan mempersiapkan warganya untuk membantu angkatan bersenjata pulau itu.

“Warga Taiwan pasti bisa digunakan untuk memperlambat invasi dari China, memaksa apa yang bisa menjadi invasi militer cepat menjadi pemberontakan yang jauh lebih lama,” kata Varlese.

“Setiap penundaan invasi semacam itu dapat menyebabkan rezim Tiongkok mengambil jeda taktis dan memaksa mereka untuk memikirkan kembali strategi mereka,” tambahnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved