Berita Belu Hari Ini
Komunitas Hotuhotu Atambua-Belu Hasilkan Dua Film
muncul anak muda Belu berbakat bisa membuat film yang selama ini kita tahu buat film itu di Jakarta
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Teni Jenahas
POS KUPANG.COM, ATAMBUA - Komunitas Hotuhotu Atambua, Kabupaten Belu, NTT berhasil membuat dua film pendek berjudul Mesan (kesendirian) dan Luli (haram/larangan).
Film Mesan ini mengisahkan seorang perempuan yang kehidupannya terasing atau terkekang hanya karena budaya, agama dan politik. Film ini diperankan oleh Herlince dengan durasi 15 menit.
Sedangkan Film berjudul Luli ini memberikan pesan moral tentang sikap dan perilaku manusia dalam menjaga kebersihan di tempat-tempat sakral, seperti gereja, situs budaya. Film ini lebih menonjolkan menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan.
Baca juga: Launching Gerdal Serentak Hama Belalang di Sumba Timur, Warga Antusias Tangkap Belalang
Kedua film ini diputar di Gedung Betelalenok Jumat 22 April 2022 pukul 17.00 Wita dan ditonton oleh puluhan orang yang disponsori oleh Dekranasda Kabupaten Belu. Hadir saat itu, Ketua Dekranasda yang juga Ketua PPK, Ny. Freny Sumantri Taolin bersama pengurus, Ketua Dharma Wanita, Ketua Dharma Pertiwi dan pengurus PKK.
Usai nonton bareng, Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Ny. Freny Sumantri Taolin saat ditemui wartawan mengungkapkan rasa bangga dan senang karena munculnya anak-anak milenial berbakat di Kabupaten Belu hingga bisa membuat film.
"Ini luar biasa dan membanggakan bagi kami dan saya sebagai Ketua dekranasda Kabupaten Belu. Tidak menyangka, muncul anak muda Belu berbakat bisa membuat film yang selama ini kita tahu buat film itu di Jakarta", ungkapnya dengan penuh kebanggaan.
Kata Freny, beberapa hari belakangan ini, ia ingin sekali mendorong generasi milenial Belu untuk membuat film tentang Belu dari berbagai aspek. Ternyata, kerinduannya terjawab.
Baca juga: Tarian Hedung dari Lamaholot Iringi Peresmian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kupang
"Saya baru saja ingin menyampaikan kepada anak-anak milenial. Kenapa sih tidak ada yang bisa membuat film. Ternyata gayung bersambut, saya diajak nonton bareng dan ternyata di Belu punya anak milenial yang kreatif bisa membuat film yang tadi kami nonton", tuturnya.
Menurut Bunda PAUD Kabupaten Belu ini, film yang ditontonnya saat itu cukup bagus walau masih ada kekurangan sana sini.
"Ternyata film itu cukup bagus bagi saya walau masih ada kekurangan sana sini tapi sudah luar biasa", puji Freny sambil menunjukan dua jempolnya.
Lanjut Freny, Dekranasda Belu siap mendukung kreativitas anak muda Belu dalam membuat film apalagi film yang ditayangkan saat itu mengangkat tema kebudayaan. Hal itu sejalan dengan Tagline Dekranasda adalah Kenal, Cinta dan Lestarikan tanpa batas.
Freny Taolin mengharapkan, ke depan akan muncul film-film terbaru yang dibuat oleh anak muda atau generasi milenial Kabupaten Belu.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Khawatir Tak Bisa Kembali ke Rusia, Putin Larang Putrinya ke Luar Negeri
Ia mendukung komunitas Hotuhotu agar pemutaran film tersebut dilakukan di beberapa tempat di Kabupaten Belu.
Tujuannya agar masyarakat mengetahui ada film hasil karya orang Belu. Hal ini juga bisa memotivasi generasi milenial berbakat untuk bisa berkreativitas sesuai dengan bakat dan ketrampilannya.