Perang Rusia Ukraina
Sosok Komandan Perang Baru Pasukan Rusia di Ukraina, Jenderal Alexander Dvornikov, Lebih Kejam?
Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov sebagai komandan perang baru pasukan Rusia di Ukraina.
"Komandan itu memiliki banyak pengalaman operasi operasi Rusia di Suriah. Jadi kami berharap komando dan kontrol secara keseluruhan meningkat," kata sumber itu kepada BBC.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Kuburan Massal Warga Sipil Ukraina Ditemukan Dekat Kyiv, Kondisi Mayat
Dijuluki "Jagal Suriah"
Dvornikov dijuluki sebagai "Jagal Suriah" dan salah satu jenderal favorit Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penunujukkan Dvornikov telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Ukraina akan menjadi lebih berdarah.
Dvornikov menjadi terkenal pada 2015 karena memerintahkan pengeboman di Aleppo yang menewaskan ribuan orang termasuk 200 anak-anak, The Telegraph mencatat.
Dia juga membantu mengembangkan strategi Rusia untuk menargetkan infrastruktur sipil seperti toko roti dan rumah sakit.
Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington DC, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Dvornikov sebelumnya mengatakan bahwa demoralisasi dan inefisiensi komando meresap di Tentara Arab Suriah selama konflik itu.
Profil Alexander Dvornikov
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Pemimpin Uni Eropa Kunjungi Kota Bucha, Pantau Kekejaman Pasukan Rusia
Dvornikov yang memiliki pengalaman tempur banyak diyakini dapat membawa tingkat serangan yang fokus pada wilayah Donbas.
Dvornikov merupakan komandan militer Rusia saat operasi militer Rusia pada September 2015 hingga Juni 2016.
Strateginya dalam membombardir lingkungan dengan populasi masyarakat tinggi di Aleppo, membantu rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad merebut kembali kota itu dari pemberontak pada Desember 2016.
Dikutip dari Daily Mail, kemampuan bertempur Dvornikov diakui tinggi oleh jenderal-jenderal Barat.
Ia pun dipecaya cukup mengenal Donbas, yang merupakan tempat pemberontak pro-Rusia melawan pasukan pemerintah Ukraina sejak 2014.
Keberadaannya pun diyakini membuat tentara Rusia akan semakin kejam.
“Moskow telah menunjuk jenderal baru dengan rekam jejak yang cukup biadab di Suriah, untuk mencoba setidaknya mendapatkan beberapa wilayah di Donetsk yang dihadirkan Putin sebagai kemenangan,” ujar mantan Duta Besar Inggris untuk Rusia, Sir Roderic Layne.