Berita NTT Hari Ini
Frans Salem Kenang Almarhum Frans Lebu Raya, Ini Ungkapannya
Luar biasa beliau ini. Saya ganggu beliau begini, bapak gubernur ini adalah orang Solo yang dilahirkan di Adonara. Jadi ini salah
Selain itu, tanah yang ada agar dioptimalkan. Adapun, ruko didepan hotel Sylvia merupakan buah tangan dari era kepemimpinan Frans Lebu Raya.
Sementara rencana pembangunan hotel di depan SMA 1 Kupang batal dikerjakan sebab tak ada kesepakatan antar DPRD dan Pemprov NTT.
Baca juga: Demi Lanjutkan Impian Almarhum Frans Lebu Raya, Istri dan Anak-Anak Putuskan Berdomisili di Kupang
Awal tahun 2010, almarhum memberi tugas kepada dirinya menjadi penjabat sekda menggantikan Beni B. Mboi yang saat itu purna tugas, sambil menunggu fit dan proper test yang berproses di Presiden.
"Ketika menjadi sekda arahannya lebih banyak dari sebelumnya menjadi kepala dinas yang hanya dua arahan," ucapnya.
Pertama, almarhum meminta agar peran TAPD benar difungsikan dengan optimal.
Kedua, suasana harmoni dengan DPRD untuk terus dijaga dengan baik.
Ketiga, mengajak pemerintah pusat melakukan aktivitas nasional di NTT dan penjabat sekda harus mendukung itu. Ke-empat, almarhum meminta agar spirit anggur merah bisa dihidupkan dalam APBD NTT.
Skema itu dibuat dengan memilih lima desa dengan kategori miskin dan disuport anggarannya dan mengawalnya selama tiga tahun berturut-turut agar merubah desa itu menjadi lebih baik.
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Katakan Literasi Harus Diwariskan
"Saya ingin pemerintah memberi kepercayaan langsung kepada rakyat untuk mengolah sejumlah dana. Beliau minta supaya satu desa 500 juta. Setelah kita hitung, kami bilang terlalu besar bapa gub, tidak mampu kita. Jadi beliau minta, kira-kira berapa jumlahnya akhirnya kita sepakat jumlahnya 250 juta," jelasnya.
Frans menyebut, Almarhum mengatakan kalau hal itu bukan jumlah uang tetapi bagaimana masyarakat bisa merasakan langsung sedikit uang yang dikelola sendiri dan bisa belajar menggunakan uang.
Tahun 2014, keluarlah UU tentang Desa yang didalamnya mengatur pemberian dana langsung ke desa.
"Ini bukan kebetulan. Apa yang kita lakukan bersambung dilakukan secara nasional," tukasnya.
Bahkan, ada beberapa provinsi hingga kementerian desa datang ke NTT untuk belajar bagaimana pengalokasian dana ke pemerintah di desa.
Disisi lain, Frans mengungkapkan, almarhum memiliki kesabaran yang panjang dan tidak menampakan kemarahan. Dia mengaku, terkadang almarhum memanggil dirinya untuk berdiskusi. Bahkan, almarhum sempat menyebut kekecewaannya terhadap beberapa kepala dinas waktu itu.
"Setelah itu kita ketemu dengan kepala dinasnya. Tapi beliau tidak tunjukkan marahnya. Saya bilang luar biasa beliau ini. Marah ketika orangnya tidak ada, tapi begitu orangnya ada tidak pernah menampakkan bahwa beliau marah," katanya.