Ramadan 2022
Beda Awal Puasa Muhammadiyah dan Pemerintah, Apakah Lebaran Sama?
Perbedaan penetapan 1 Ramadan kali terakhir berbeda antara PP Muhammadiyah dan Pemerintah terjadi pada tahun 2014.
PBNU menetapkan 50 titik pemantauan di beberapa daerah di Indonesia.
"Lembaga Falaqiyah PBNU telah melakukan pemantauan tempat lokasi dilakukannya rukyatul hilal. Hilal tidak berhasil terlihat," katanya.
Dengan demikian, kata dia, umur bulan Syaban 1443H adalah 30 hari atau dengan kata lain istiqmal.
"Atas dasar tersebut, dengan ini, PBNU mengikrarkan bahwa awal bulan Ramadhan 1443H jatuh pada hari Ahad Wage, tanggal 3 April 2022," imbuh Gus Yahya.
Lebaran Berpotensi Sama
Perbedaan awal Ramadan antara Muhammadiyah dengan pemerintah ini membuat sebagian masyarakat khawatir hal yang sama juga akan terjadi pada hari raya Idulfitri.
Sebagian umat Islam mengungkap kecemasan akan hilangnya kemeriahan hari raya bila disambut pada waktu berbeda-beda. Pun warga yang berkeinginan pulang ke kampung halaman turut risau.
Namun demikian, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meyakini perbedaan awal Ramadan itu tak akan terjadi pada Idulfitri 2022. MUI menyebut lebaran tahun ini berpotensi dirayakan serentak.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1443 H Jatuh pada Minggu 3 April 2022
"Ya, betul, soal Idulfitri berpotensi sama," kata Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, Sabtu 2 April 2022.
Agar tak ada kecemasan pada masyarakat, Amirsyah mendorong pemerintah bersikap lebih terbuka. Ia berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari lebaran. Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat.
"Atas perbedaan itu pemerintah harus lebih arif dan bijaksana mendengar masukan dari berbagai pihak, sehingga tidak ada potensi perbedaan masuk 1 Syawal 1443 H," kata Amirsyah. "Kebersamaan lebaran momentum yang sangat tepat untuk kelihatan lebih kompak dalam merajut kebersamaan sesama anak bangsa," sambungnya.
Amirsyah mengatakan ibadah puasa dilakukan berdasarkan niat dan dijalankan sesuai syarat dan rukun. Karena itu kata dia, masyarakat tak perlu khawatir soal lamanya puasa, apakah 29 atau 30 hari. Menurut Amirsyah hal itu tak lantas membuat ibadah puasa tidak sah. "(Puasa mereka) sah sesuai niat, syarat, dan rukunnya,” ungkapnya.
Amirsyah juga menerangkan ibadah puasa 1 Ramadan sebenarnya berlaku sama bagi umat di seluruh dunia secara syari’. Namun, penetapan tanggal dapat berbeda karena metodologi yang berbeda pula.
Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada pedoman hisab hakiki wujud al-hilal. Rumusan tersebut menggarisbawahi bulan Ramadan dikatakan dimulai bila memenuhi sejumlah kriteria secara kumulatif. Kriteria tersebut yakni terjadinya ijtima’ (konjungsi) sebelum matahari terbenam. Selain itu, piringan atas bulan terlihat berada di atas ufuk saat matahari terbenam.
Baca juga: Warga di Kota Kupang Mengais Rezeki Manfaatkan Momen Ramadan
Amirsyah mengatakan kriteria-kriteria itu telah terpenuhi pada Jumat 1 April. "Pertama, ijtima’ menjelang Ramadan 1443 H terjadi pada Jum’at Pahing 29 Sya’ban 1443 H/1 April 2022 M pukul 13.27.13 WIB. Kedua, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta +02o 18’12” (hilal sudah wujud)," kata Amirsyah.