Berita NTT Hari INI
APBN Tetap Kerja Keras Menjaga Laju Pemulihan Ekonomi di NTT
APBN diposisikan sebagai shock absorber atas berbagai gejolak dan tekanan global untuk menjaga kondisi ekonomi
Kinerja net ekspor NTT pada bulan Januari tercatat meningkat 156 persen jika dibandingkan bulan Desember 2021.
Baca juga: Polisi Proses Hukum Orang Tak Dikenal Serang Dua Warga Di Kupang
Sementara kegiatan impor pada bulan Januari 2022 didominasi oleh kelompok komoditas biji-bijian berminyak. Kasus Covid-19 yang terkendali mendorong peningkatan mobilitas yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat.
Perkembangan Pendapatan Negara Kinerja pendapatan negara sedikit menurun di awal tahun anggaran dibandingkan kinerja tahun sebelumnya, namun diharapkan akan semakin meningkat seiring peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan belanja negara sebagai faktor pengungkit.
Sampai dengan akhir Februari 2022, pendapatan negara di NTT tercapai sebesar Rp262,12 miliar.
Realisasi penerimaan pajak sampai dengan akhir Februari 2022 tercatat sebesar Rp213,14 miliar atau 83,25 persen dari target pendapatan, menurun 26,28 persen (yoy) yang didorong pertumbuhan negatif komponen PPh Final sebesar 22,92 persen dan PPN Dalam Negeri sebesar 65,85 persen.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kota Kupang Mencapai101,56 Persen, Simak Datanya
Penurunan tersebut disebabkan adanya kenaikan restitusi PPh Non Migas dan PPN Dalam Negeri, perubahan ketentuan penyetoran PPh Final dari KPP Lokasi (Wilayah NTT) ke KPP Domisili (Luar Wilayah NTT), ketentuan baru terkait pembebasan pengenaan PPh terhadap pengusaha UMKM dengan omzet kurang dari Rp500 juta, serta volume transaksi yang menurun seiring dengan realisasi belanja Instansi Pemerintah pada bulan Februari tahun 2022.
Program Pengungkapan Sukarela (PPS) sampai dengan akhir Februari 2022 telah dimanfaatkan oleh 156 Wajib Pajak, dengan total penerimaan sebesar Rp8,27 miliar.
Untuk optimalisasi penerimaan pajak, PPS dan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan akan terus disosialisikan, selain sinergi dengan pihak eksternal terkait dalam rangka pengumpulan dan pemanfaatan data untuk penggalian potensi perpajakan yang lebih berkualitas.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kota Kupang Mencapai101,56 Persen, Simak Datanya
Penerimaan Bea dan Cukai sampai dengan 28 Februari 2022 mencapai Rp179,45 juta, tumbuh negatif Rp5,73 juta atau 3,09 persen (yoy) yang dipengaruhi menurunnya penerimaan dari sektor Bea Masuk sebesar 40,81 persen (yoy).
Sedangkan untuk sektor Bea Keluar dan Cukai mengalami kenaikan sejumlah Rp4,40 juta dan Rp9,11 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Realisasi penerimaan Bea dan Cukai pada bulan Februari 2022 secara keseluruhan lebih rendah 10,65 persen dari target, yang didorong oleh belum optimalnya produksi pabrik Barang Kena Cukai (BKC) sejalan dengan belum tumbuhnya permintaan pasar.
Di sisi lain, realisasi penerimaan Bea Masuk bulan Februari 2022 tumbuh positif 25,44 persen (yoy) yang didorong oleh peningkatan aktifitas impor di wilayah kerja KPPBC Atambua.
Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai dengan akhir Februari 2022 mencapai Rp3,17 miliar atau 20,08 persen dari target penerimaan tahun 2022.
Penerimaan piutang dan lelang pada bulan Februari lebih rendah 37 persen dari target, yang disebabkan adanya pembatalan lelang yang telah dijadwalkan pada bulan Februari karena tidak ada peminat. Selain itu juga terdapat pembayaran angsuran piutang negara yang direncanakan pada bulan Februari, namun telah disetor pada bulan Januari sehingga tercatat pada penerimaan bulan Januari.
Perkembangan Belanja Negara Hingga akhir Februari 2022, APBN melanjutkan kinerja dengan baik. Akselerasi belanja negera tetap terjaga untuk memberikan manfaat secara optimal kepada masyarakat di Provinsi NTT.