Berita Sumba Timur Hari Ini
Dinas Perdagangan Sumba Timur Pastikan Ketersediaan Migor Cukup Jelang Puasa
Para pedagang juga mengaku kenaikan harga minyak goreng telah berlangsung sejak awal Maret 2022 lalu
Penulis: Ryan Nong | Editor: Edi Hayong
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur menyebut ketersediaan minyak goreng di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur masih cukup menjelang pelaksanaan puasa.
Sekretaris Dinas Perdagangan Sumba Timur, Christofel Malo Umbu Pati, ST, Selasa 29 Maret 2022 menjelaskan, berdasarkan hasil pengawasan atau monitoring minyak goreng yang dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan dan Polres Sumba Timur, diketahui ketersediaan minyak goreng masih cukup menjelang awal puasa.
Christofel mengatakan, meski ketersediaan minyak goreng terbatas di pasaran namun kondisi itu tidak menyebabkan kelangkaan. Masih ada berbagai merk minyak goreng yang beredar di pasaran meski harganya melambung.
Baca juga: Polisi Tangguhkan Penahanan Tersangka Pembunuhan di Lewa Sumba Timur
"Harga minyak goreng yang ada di pasaran saat ini cenderung naik. Hal ini disebabkan harga jual yang ditetapkan oleh produsen menyebabkan pedagang juga ikut menaikan harga jual," ujar Christofel.
Ia mencontohkan, untuk minyak goreng kemasan 600 ml yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 13 ribu, kini menjadi Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu.
Karena itu, pihak dinas berharap agar pedagang dapat mengatur ritme penjualan untuk mencegah pembelian minyak goreng dalam jumlah banyak yang merujuk pada penimbunan.
Baca juga: Jelang Sertijab Kapolsek Waingapu Kota, Tim Polres Sumba Timur Lakukan Verifikasi
"Teman teman tim monitoring yang turun ke lapangan juga sudah mengingatkan kepada para pedagang untuk mengatur penjualan supaya tidak ada penimbunan minyak goreng," ujar dia.
Sejumlah pedagang mengakui beberapa jenis minyak goreng kini tidak lagi ada di pasaran seperti minyak Bimoli aneka ukuran. Hal itu terjadi baik di pasar tradisional maupun modern di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Baca juga: Angka Stunting Sumba Timur 20,9 persen, Wabup Minta Semua Dinas Keroyokan
Para pedagang juga mengaku kenaikan harga minyak goreng telah berlangsung sejak awal Maret 2022 lalu.
Nur Hasanah (43) dan Andy (35), pedagang di pasar itu mengatakan, selain mengalami kenaikan harga, ketersediaan minyak goreng juga terbatas.(*)