Berita Kota Kupang Hari Ini
UKAW Kupang Kembali Lepas 716 Lulusan, Ini Pesan Khusus Rektor
Total 716 wisudawan terdiri dari 713 sarjana dari 12 program studi dan 3 magister dari program studi Teologi
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang untuk Periode Maret 2022 kembali mengukuhkan 716 lulusan untuk mengabdikan diri di tengah masyarakat pada Sabtu 26 Maret 2022.
Total 716 wisudawan tersebut terdiri dari 713 sarjana dari 12 program studi dan 3 magister dari program studi Teologi.
Prosesi wisuda dilaksanakan secara drive thru dimana para wisudawan hanya turun sebentar dari kendaraan untuk dipindahkan tali kuncir oleh Rektor sementara para wisudawan terbaik dari semua prodi mengikuti prosesi wisuda dari awal.
Baca juga: Wisudawan Asal TTU Mendapat Perhatian Khusus dari Rektor UKAW
Rektor UKAW Kupang, Dr. Ayub I. U. Meko, M. Si mengungkapkan, mekanisme wisuda kali ini karena kondisi pandemi yang belum optimal untuk dilakukan secara bebas maka kesepakatan pimpinan universitas untuk wisuda dilakukan dalam bentuk offline dan drive thru tetapi sebagian besar keluarga bisa mengikuti karena ada live streaming.
Ayub melanjutkan, wisudawan yang dilepaskan pada periode ini akan menambah jumlah 21.210 alumni yang ada di lapangan.
"Itu artinya sampai dengan saat ini Universitas Kristen Artha Wacana telah meluluskan 21.926 orang," kata Ayub.
Baca juga: Resmikan Gedung Puskesmas Watukawula, Gubernur NTT: Layani Pasien Dengan Penuh Kasih
Menurut Rektor UKAW, pergumulan dasar di tengah pandemi sejak Maret 2020 dimana NTT sebelumnya pada akhir 2019 dan 2020 awal itu diperhadapkan pada gagal tanam dan gagal panen. Itu dinilainya sebagai cobaan pertama.
Yang kedua, di penghujung sekitar Desember 2019 dan masuk di Januari, Februari, Maret, sebagian besar NTT dilanda penyakit flu babi. Secara kasat mata sebagian besar warga terutama petani peternak yang biasanya menjadi cadangan untuk anak sekolah itu adalah petani yang dominan memiliki ternak.
"Pada bulan Maret 2020 kita dihadapkan lagi dengan Covid. Belum lagi April 2021 awal kita dengan Seroja. Itu artinya mereka yang wisuda kali ini paling muda adalah 2018. Nah mereka berproses dalam keadaan kesulitan sehingga tantangan bagi mereka yang tamat saat ini kedepan, kondisi ekonomi kita yang tidak terlalu menggembirakan belum lagi bencana alam," jelasnya.
Baca juga: Delapan Daerah di NTT Berpotensi Terjadi Hujan yang Disertai Petir dan Angin Kencang
Untuk itu, kata Ayub, ketika berada di lapangan, alumni harus inovatif karena bencana kapan saja pasti akan ada, besar ataupun kecil.
"Kondisi profil tamatan kita itu mestinya mereka harus bisa tahan apabila ada tekanan karena bencana, harus cepat menyesuaikan. Harus peka pada kondisi. Kita seperti saat ini pandemi Covid lalu ada prokes jangan kita abaikan. Kita abaikan berarti kita memperpanjang proses penderitaan. Orang lain sudah taat setengah mati yang lain santai akhirnya virus tidak terputuskan dan tetap ada di antara kita," ujarnya.
Universitas Kristen Artha Wacana, kata Ayub, pengembangan saat ini dengan bimbingan dari LLDIKTI Wilayah XV, dari 12 prodi yang ada untuk S1 dan 1 prodi S2, akreditasinya sudah Baik dan Baik Sekali untuk Manajemen.
Baca juga: Catatan BPBD Ada 843 Kejadian Bencana di NTT dalam 23 Tahun Terakhir
"Kami lagi siap untuk menuju unggul. Saat ini kami telah mengusulkan dua orang dosen untuk guru besar, sementara yang lain dalam proses persiapan. Kita berharap tahun 2023 itu sudah ada betul - betul ada guru besar hasil dari Universitas Kristen Artha Wacana," harapnya.
Ayub juga mengatakan, jika sekolah mengikuti pola orang di kampung, yang penting pegang ijazah sehingga rata - rata orang pegang ijazah sarjana tetapi tidak kompetitif.
Padahal yang diharapkan bagi pengelola perguruan tinggi, yang terpenting adalah mengelola bidang ilmu harus sesuai standar dan mutunya baik lalu ketika mahasiswa datang mengambil bagian dalam pendidikan harus berproses dengan benar sehingga ketika tamat bisa menjawab kebutuhan.
Baca juga: Nama Lentera Diabadikan di Daifadin, Tapak Kaki Bupati Rote Ndao Diabadikan di Lidasue
"Nah bayangkan kalau pendidikan ini sebuah investasi lalu seorang sarjana tamat itu yang pertama dia sekolah di program studi yang akreditasinya minim sehingga dia tidak bisa diterima kerja di perusahaan akibat syarat yang tidak terpenuhi," kata Ayub.
"Yang kedua, kemampuan dia untuk berkompetisi itu rendah itu artinya universitas menghasilkan orang - orang yang menambah jumlah pengangguran. Uang sudah banyak kita keluarkan untuk investasi tapi balikannya tidak ada. Jumlah investasi tadi sudah menggerogoti jumlah modal kita dan kita bisa tetap miskin. Nah karena itu selain sekolah yang betul lalu setelah itu punya jiwa. Jadi kita sekolah itu untuk menaikkan kapasitas," pungkasnya.(uzu)
Jenazah PMI Non Prosedural Asal Kabupaten Rote Ndao Tiba di Kupang |
![]() |
---|
Gereja St. Mathias Rasul Tofa Jadi Tuan Rumah Bincang-bincang OMK Se-Keuskupan Agung Kupang |
![]() |
---|
JNE Kupang Serahkan Bantuan Biaya Pendidikan Untuk Anak Yatim Penyandang Disabilitas |
![]() |
---|
Ikatan Notaris/PPAT NTT Ajukan Penangguhan Penahanan Albert Riwu Kore |
![]() |
---|
Tikam Karyawan Bar Karoke King, Pemandu Lagu Terancam Lima Tahun Penjara |
![]() |
---|