Berita NTT Hari Ini
Perjalanan Urbanus Reko dari Petugas Lapangan Hingga General Manager Kopdit Solidaritas
bahasa Kupang, Lu Susah Beta Bantu, Beta Susah Lu Bantu, itu tidak terjawab. Yang ada hanya Lu Susah Beta Bantu, Beta Susah Lu Kabur.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Pengalaman panjang lainnya di zaman itu saya sempat dihadang oleh pemuda, saya pakai tas pinggang dengan jaket di dalamnya itu ada uang setoran Rp. 2 juta. Tapi dari rumah ada uang titipan untuk beli sayur di Pasar Inpres Rp. 8.000. hanya karena ditodong oleh pemuda itu, saya karena gugup daripada saya kena tikam lebih baik uang Rp. 8.000 saya beri mereka.
Untung uang setoran anggota ini tidak diambil. Puji Tuhan saya tetap berjanji pada diri saya kalau memang Tuhan kehendaki saya harus mati di lapangan hanya karena persoalan seperti ini, saya kerja dengan setulus hati tapi sampai saat ini saya masih aman - aman saja.
E : Kita ke Kopditnya sendiri, berdiri sejak tahun 1991, sampai saat ini sudah berapa banyak cabang?
U : Saat ini Kopdit punya tiga cabang utama, Cabang Kota Kupang, Cabang Oesao, Kabupaten Kupang dan Cabang di Sumba Tengah lalu ada dua Cabang persiapan yaitu di Timor Tengah Utara (TTU) dengan di kabupaten Ende.
Lalu ada tiga cabang pembantu, satu Cabang Pembantu di Matani, satu Cabang Pembantu di Kabupaten Kupang lalu satu lagi cabang pembantu di Kota Baru, Ende.
E : Kalau untuk tahun ini ada rencana untuk dibuka lagi?
U : Ditahun ini kami masih fokus untuk bagaimana membenahi cabang - cabang yang sudah ada untuk memperkuat di kantor - kantor kas untuk mendukung cabang. Pertimbangannya karena memang sudah punya kantor cabang tapi kantor kas yang di daerah pedesaan ini masih kurang.
E : Tugas seorang pegawai lapangan, selain yang sudah dikatakan tadi apakah masih ada lagi?
U : Sebenarnya begini. Kalau petugas lapangan ini dia bukan saja urus penagihan. Sebenarnya dia ini sebagai marketing karena kalau sudah turun lapangan kalau dia tidak tahu tentang produk - produk simpanan dan pinjaman yang ada pada Kopdit itu, itu masalah besar karena apa?
Dia berseragamkan Kopdit Solidaritas lalu ditanyakan tentang simpanan pendidikan anak bunganya berapa dia tidak tahu, ataukah pinjaman untuk bangun rumah bunganya berapa, itu kan ada bunga - bunga khusus. Itu pasti berbahaya. Sama dengan kita menjual produk tapi kita sendiri mungkin tidak menikmati produk itu.
E : Berbicara tentang produk, Kopdit Solidaritas sendiri sampai saat ini ada berapa produk?
U : Kalau kita di situ ada yang pertama ada produk simpanan. Produk simpanan sendiri memang ada simpanan pikat, simpanan untuk pendidikan, dan juga simpanan untuk pensiunan.
Simpanan untuk pendidikan itu ada beberapa jenis yaitu simpanan untuk pendidikan anak usia 0 tahun sampai dengan tingkat SD yang namanya Sidia, SMP Simpanan pelajar mahasiswa (Simpelamas) lalu ada yang namanya simpanan pendidikan tinggi. Itu yang ambilnya saat anak kuliah baru bisa ambil. Itu sistem kontrak dengan simpanan awalnya Rp. 1 juta kita standar minimal Rp. 50.000.
Itu kalau kita menabung dari anak usia belum sekolah sampai dia sekolah ya lumayan untuk anak ke jenjang lebih tinggi kita tidak perlu pikirkan lagi. Begitupun simpanan lain juga sama.
Sedangkan simpanan pensiun melalui produk ini kita bisa manfaatkan. Saya lihat ada beberapa perusahaan yang sudah menabung untuk karyawannya di situ karena mereka melihat bahwa ternyata ini punya manfaat.