Jokowi Kunjungi NTT
Cek Perkembangan Stunting, Jokowi Video Conference Dengan Bupati/Wali Kota se-NTT
Berikut laporan dari para bupati/wali kota se-NTT saat vidio conference dengan Presiden Jokowi, Kamis 24 Maret
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya ke Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada KAmis 24 Maret 2022, berkesempatan mengecek perkembangan stunting di setiap daerah.
Saat berada di TTS, Presiden Jokowi mengecek angka stunting di semua kabupaten/kota melalui vidio conference dengan para bupati se-NTT.
Jokowi mengungkapkan rasa senangnya mendengar informasi penurunan angka stunting dan komitnen penanganan stunting oleh bupati dan walikota di NTT. Berikut laporan dari para bupati/wali kota se-NTT saat vidio conference dengan Presiden Jokowi.
Baca juga: Kunjungan Jokowi ke NTT Bermakna Politis, Pengamat Harap Ada Replikasi Gaya Kepemimpinan di Daerah
Bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon dalam laporan menyampaikan bahwa dalam tahun 2018-2021 di Flotim mengalami penurunan cukup besar dan pada posisi 24 Maret 2022 angkanya turun menjadi 24 persen. Tahun 2017, lanjut Anton, phaknya melaksanakan forum besar yang melibatkan semua komponen sampai pada desa yang disebut forum dokter stunting.
"Tahun 2018 kami memulai inovasi gerobak cinta, memberi makanan tambahan agar anak anak tidak stunting," tambah Hadjon.
Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore menyampaikan, pada tahun 2020 awalnya 22,2 persen namun karena pandemi kenaikan menjadi 26,4 persen kemudian saat ini mulai menurun menjadi 25,1 persen.
Baca juga: Resmikan Gedung Politeknik Ben Mboi Belu, Jokowi Singgung Pelayanan Pendidikan Harus Merata
"Kami sudah mengambil langkah-langkah penambahan makanan atau gizi lewat program APBD, kemudian pendampingan keluarga. Kami menyiapkan tim untuk mendampingi keluarga-keluarga miskin di Kota Kupang. Kami berharap tahun depan ada perbaikan karena pandemi sudah mulai membaik," ujar Jefri.
Bupati Ende Djafar H Achmad menyampaikan bahwa di Ende pada tahun 2018 angka stunting sekitar 32 persen kemudian turun, dan sampai saat ini penimbangan terakhir Februari 2022 turun menjadi 12,7 persen. Pihaknya menargetkan Agustus 2022 turun menjadi 9 persen.
"Kemudian langkah yang kami tempuh, pendekatan intervensi gizi terpadu dan pendekatan keluarga. Kami menganggarkan Rp 450 juta untuk penanganan stunting. Kami targetkan akhir 2024 menjadi 0 persen di Ende," sebut Achmad.
Baca juga: Produk UMKM Lokal, La Moringa Dibawa Presiden Jokowi ke Istana Negara
Bupati Sumba Barat Daya, dr Kornelius Kodi Mete melaporkan, di Sumba Barat Daya stunting meningkat. Pada tahun 2021 mencapai 38 persen kemudian tahun 2022 menjadi 44 persen.Oleh karena itu pihaknya segera melakukan langkah-langkah inovasi, di mana melibatkan pemerintah desa.
"Hari ini kami kumpulkan di Desa Walonda ada 102 penderita stunting. Anak anak hadir semua di belakang saya. Kita akan intensifkan penanganan di setiap desa dan kami berjanji kepada Bapak Presiden pada tahun 2024 pasti di bawah 14 persen. Mudah-mudahan Bapak datang ke sini supaya kami menjadi semangat, mantap, ke depan," kata bupati Mete.
Presiden Jokowi mengatakan, terkait penanganan stunting, dirinya akan meminta kepada seluruh gubernur, bupati dan walikota di seluruh tanah air, agar jangan sampai target angka 14 persen itu luput. Semua harus berkomitmen untuk mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah pusat. (cr12)