Perang Rusia Ukraina

Pabrik Kimia Bocor, Warga Novoselytsya Ukraina Wajib Berlindung di Ruang Bawah Tanah

Penduduk mencari perlindungan di ruang bawah tanah atau di tingkat yang lebih rendah dari bangunan untuk menghindari paparan.

Editor: Alfons Nedabang
GAMBAR PIHAK KETIGA VIA REUTERS
Orang-orang melintasi jembatan yang hancur saat mereka meninggalkan kota Irpin di wilayah Kyiv, Ukraina pada tanggal 5 Maret 2022. 

POS-KUPANG.COM - Pabrik kimia di Kota Novoselytsya, Ukraina utara alami kebocoran, dampak invasi Rusia. Pemerintah setempat mewajibkan penduduk Kota Novoselytsya mencari perlindungan.

Gubernur regional Sumy Dmytro Zhyvytsky mengatakan, telah terjadi kebocoran amonia di fasilitas Sumykhimprom, yang mempengaruhi area dalam jarak 2,5 kilometer (1,5 mil) dari pabrik yang menghasilkan pupuk.

Luas dan penyebab insiden itu tidak segera jelas. Tetapi penduduk diberitahu untuk mencari perlindungan di ruang bawah tanah atau di tingkat yang lebih rendah dari bangunan untuk menghindari paparan.

"Amonia lebih ringan dari udara, oleh karena itu tempat perlindungan, ruang bawah tanah, dan lantai bawah harus digunakan untuk perlindungan," kata Zhyvytsky dalam pesan Telegram dikutip dari AFP.

Baca juga: Rusia Bom Pusat Perbelanjaan di Kyiv Ukraina, Sedikitnya 8 Tewas

Dia menambahkan bahwa kru darurat berada di tempat kejadian. Dengan angin yang berhembus kencang, kota terdekat Sumy - dengan populasi sebelum perang sekitar 250.000 - diperkirakan tidak berada di bawah ancaman langsung.

Menurut situs web Sumykhimprom, fasilitas tersebut menghasilkan berbagai pupuk kimia. Sumy, sekitar 350 kilometer (220 mil) timur Kyiv, telah mengalami pertempuran sengit selama berminggu-minggu.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Rusia mengintensifkan propaganda dan upaya disinformasi, yang menuduh Ukraina bersiap menggunakan senjata kimia improvisasi dan telah mengembangkan program senjata pemusnah massal rahasia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim Minggu 20 Maret 2022 malam bahwa "nasionalis" telah "mengolah" fasilitas penyimpanan amonia dan klorin di Sumykhimprom.

"Tujuannya untuk meracuni massal penduduk wilayah Sumy, jika Angkatan Bersenjata Rusia. Angkatan memasuki kota".

Baca juga: Kisah Pilu Warga Ukraina, Kubur Jenazah di Pinggir Jalan, Bersikukuh Pertahankan Kota Mariupol

Sementara itu Rusia berulang kali membantah membantu Suriah menggunakan senjata kimia dalam berbagai serangan terhadap warganya sendiri, selama perang saudara 11 tahun di negara itu.

Moskwa juga membantah menggunakan senjata kimia terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, serta mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia.

Pertempuran Sengit

Pasukan Rusia yang bergerak ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv, dari timur laut telah terhenti. Laporan tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris berdasarkan laporan intelijen terbaru pada Senin 21 Maret 2022, sebagaimana dilansir Reuters.

Rusia mulai melancarkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari. Namun dalam sepekan terakhir, pasukan Rusia dilaporkan hanya sedikit membuat kemajuan.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, sebagian besar pasukan Rusia tetap berada lebih dari 25 kilometer dari pusat Kyiv.

Baca juga: Putin Siapkan Senjata Canggih Ini Untuk Hancurkan Ukraina, Sekali Tembak Sasaran Hancur Lebur

"Pertempuran sengit berlanjut di utara Kyiv. Pasukan maju dari arah Hostomel ke barat laut telah dipukul mundur oleh perlawanan sengit Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Laporan terbaru tersebut muncul ketika Ukraina menolak seruan Rusia agar para pejuang meletakkan senjata di Kota Mauripol.

Rusia menawarkan untuk membuka koridor kemanusiaan dari Mariupol mulai pukul 10 pagi waktu Moskwa pada Senin jika penduduk meletakkan senjata.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk dalam menanggapi tawaran Moskwa untuk membiarkan penduduk Mariupol meninggalkan kota jika mereka menyerahkan senjata mereka.

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," imbuh Vereshchuk, menurut portal berita Ukrainska Pravda.

Krisis kemanusiaan tengah berlangsung di Kota Mariupol. Para penduduk di sana dikepung pasukan Rusia dengan hanya sedikit makanan, air, dan listrik. Halaman Selanjutnya Situasi tersebut meningkatkan tekanan pada.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: 2.500 Mayat Tentara Rusia Korban Perang Ukraina Diangkut Pesawat Malam

Situasi tersebut meningkatkan tekanan pada para pemimpin Eropa untuk memperketat sanksi terhadap Moskwa.

Mariupol telah mengalami beberapa pengeboman terberat sejak invasi Rusia. Banyak dari 400.000 penduduknya masih terperangkap saat pertempuran terus berkecamuk.

Vereshchuk mengatakan, lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Minggu 20 Maret 2022, lebih dari setengahnya dari Mariupol.

Dia menambahkan, pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke sana pada Senin untuk evakuasi lebih lanjut.

Di Distrik Podil, tembakan Rusia menghantam rumah-rumah pada Minggu malam waktu setempat, menewaskan sedikitnya empat orang. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved