Perang Rusia Ukraina
Vladimir Putin Terancam Lengser Dari Kursi Presiden , Anak- Muda Rusia Tak Suka Negaranya Berperang
Federasi Rusia akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden tahun 2024 Presiden saat ini, Vladimir Putin kemungkinan akan mencalonkan diri lagi , namun p
POS KUPANG.COM -- Federasi Rusia akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden tahun 2024
Presiden saat ini, Vladimir Putin kemungkinan akan mencalonkan diri lagi , namun posisi bisa saja lengser lantaran kebijakan innfasinya ke Ukraina
Kalangan muda negara itu sangat menentang invasi Rusia ke Ukraina . Sikap menolah invasi itu dengan melakukan aksi unjuk rasa di sentero negeri
Gelombang demonstrasi anti perang yang terjadi di penjuru Rusia digerakkan oleh anak-anak muda meski berhadapan dengan tindakan keras aparat keamanan menunjukkan menyatunya aspirasi kemuakan generasi muda terhadap politik ekspansif Presiden Vladimir Putin.
Baca juga: Rusia Tuduh AS Biayai Program Biologis Militer di Ukraina, Bukti Dokumentasi Laboratorium Dibeberkan
“Mau diakui atau tidak, saat ini Presiden Putin yang dulu populer sebagai pemimpin yang mampu menjadi panglima kebangkitan Rusia kini dikelilingi orang-orang seusianya. Dia hanya populer bagi generasi tua. Suka tidak suka, ini alarm bagi Putin dan partainya menuju Pemilu Rusia pada 2024,” tutur Pengamat Komunikasi dari Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, dalam keterangannya, Sabtu (19/3).
Generasi penggerak demonstrasi tersebut tentu saja bukan anak-anak muda yang dahulu mengelu-elukan Putin di masa kebangkitan Rusia. Secara alami, generasi Rusia pendukung Putin tersebut seiring waktu menua dan semakin lelah.
Generasi muda Rusia tersebut ada di usia 18-24 tahun yang secara umum adalah kelompok tech savvy sehingga sangat terpapar nilai-nilai demokrasi. Seperti halnya generasi muda di tempat lain, generasi ini sangat menentang perang yang dilakukan di Ukraina.
Baca juga: Rusia Serang Pangkalan Militer Ukraina, Seorang Tentara Ditemukan Hidup dalam Reruntuhan
Keterlibatan generasi muda ini dapat dimaklumi terutama karena sampai saat ini Rusia menerapkan wajib militer. Di Rusia, diberlakukan 12 bulan wajib militer untuk semua warga negara pria berusia 18-27 tahun bertugas selama satu tahun.
Presiden Putin pada 2019 juga pernah menyatakan melibatkan wamil dalam pertempuran masa kini yang didominasi teknologi merupakan hal yang tidak relevan, namun pada kenyataannya beberapa wajib militer telah ditangkap oleh pasukan Ukraina.
Kondisi ini semakin buruk dengan tindakan pihak Ukraina dengan menyebarluaskan rekaman video tentara Rusia yang tertangkap sedang menangis dan kelaparan sehingga dibantu diberi makan oleh masyarakat Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Dinilai Berkhianat, Vladimir Putin Penjarakan Tiga Jenderal Rusia
“Rekaman ini tentu meruntuhkan moral generasi muda Rusia yang terkena wajib militer. Ini jelas meruntuhkan moral anak-anak muda Rusia yang sejak 2019 cenderung kurang mempercayai Presiden Putin,” tuturnya.
Indikasi ketidaksukaan generasi muda adalah mengerasnya aksi-aksi demonstrasi di Rusia yang semakin solid pada tahun 2021 ketika mereka menggerakkan demonstrasi di banyak wilayah Rusia dengan isu anti korupsi.*
Putin: Rakyat Rusia yang Mendukung Barat Adalah Sampah dan Pengkhianat
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (16/3) dengan tegas mengecam warganya yang memberikan dukungan kepada negara-negara Barat. Putin menyebut mereka sampah dan pengkhianat.
Putin mengklaim bahwa Barat sedang mencoba untuk menolak segala hal tentang Rusia. Menurutnya, semua warga Rusia yang mendukung Barat perlu disingkirkan dari masyarakat.