Berita NTT Hari Ini
Pengamat Ekonomi Sebut Dicabutnya Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Tanda Ketersediaan Normal.
harga barang masih akan terkontrol. Pedagang tidak bisa menentukan harga sesuka hati karena harga pasar terus terkontrol.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dan menerapkan aturan terbaru terkait harga bahan pangan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Regional Dr. James Adam,SE.MBA, mengatakan, jika pemerintah sudah menghapus HET, itu berarti bahwa distribusi dan ketersediaan minyak goreng di pasar sudah normal dan harga sudah dapat dikendalikan, pemerintah melalui lembaga terkait pasti akan tetap mengawasi.
Dalam perspektif ekonomi penetapan dan pencabutan HET itu hal biasa agar kondisi pasar jadi normal dan harga barang bisa dikendalikan.
Keputusan pemerintah seperti itu bukan juga hal baru karena biasa berlaku juga untuk barang lain juga dalam kondisi yg berbeda.
Baca juga: Menteri Sandi Uno Undang Komentar Cilik MotoGP Asal NTT ke Mandalika
Dikatakan, dari kebijakan tersebut tentu memberikan keuntungan kepada pedagang, karena menurutnya tidak ada orang berdagang untuk mengalami kerugian.
Pedagang bisa saja menaikan harga sedikit dari normal tapi menurutnya tidak mungkin lewati batas kewajaran sebab pasar akan dikontrol oleh instansi pemerintah terkait.
Sementara dari sisi masyarakat, konsumen akan mengalami kerugian apabila ketersediaan minyak goreng langka sebab, hal tersebut pasti akan membuat harga minyak melambung. Harga barang dipasar dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan berlaku hukum ekonomi.
Dalam situasi normal seperti barang tersedia di pasar, tentu fungsi kontrol pemerintah akan jalan normal sehingga harga barang masih akan terkontrol. Pedagang tidak bisa menentukan harga sesuka hati karena harga pasar terus terkontrol.
Baca juga: Pria 70 Tahun Ini Jual Polo Motif untuk Lestarikan Tenun Ikat Sikka
Hanya saja perlu terus dikontrol dengan baik agar fenomena ini tidak terjadi terus menerus dan jangan sampai terjadi untuk jenis produk atau barang lainnya yang sebetulnya tidak langka tapi dijadikan langka karena berbagai benefecial factor (*)