Pilpres di Timor Leste

Pilpres Timor Leste Digelar Sabtu Ini, Indonesia Diminta Lakukan Ini Demi Jaga Hubungan Baik, Apa?

Sesuai agenda, pada Sabtu 19 Maret 2022, Timor Leste menggelar hajatan nasional, Pemilihan Presiden (Pilpres). Untuk itu Indonesia diminta lakukan ini

Editor: Frans Krowin
Kompas.com
Rapat Koordionasi - Suasara rapat koordinasi antara perwakilan Timor Leste dan Perwakilan Indonesia terkait Pelaksanaan Pilpres di Timor Leste Sabtu 19 Maret 2022. Indonesia diminta lakukan ini demi menjaga hubungan baik antar kedua negara. Simak ini. 

POS-KUPANG.COM - Sesuai agenda, pada Sabtu 19 Maret 2022, Timor Leste menggelar hajatan nasional, Pemilihan Presiden (Pilpres).

Untuk kepentingan itu, Pemerintah Timor Leste meminta Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah antisipatif.

Langkah-langkah yang dimaksud adalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, semisal masuknya tamu tak diundang ke negara itu.

Untuk itulah pada Rabu 16 Maret 2022, telah dilangsungkan rapat koordinasi antara Perwakilan Timor Leste dengan Indonesia.

Rapat tersebut diikuti oleh perwakilan kedua negara yang saat ini bertugas di perbatasan. rapat itu berlangsung di Meeting Room Pos Batugade, Timor Leste.

Rapat itu dihadiri Dandim 1605 Belu Letkol Inf Wiji Untoro dan Kapolres Belu AKBP Yosep Krisbiyanto.

Baca juga: Misionaris Asal Portugal Itu Telah Pergi untuk Selamanya, Timor Leste Berduka

Hadir pula Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL Yonif 743/PSY Letkol Inf Andi Lulianto.

Selain itu, Koordinator PLBN Motaain Badan Nasional Pengelola Perbatasan Engelberthus Klau, dan Kepala Imigrasi Kelas II Atambua KA Halim.

Sedangkan dari Timor Leste, hadir Konsulat Timor Leste di Kupang, Konsulat Timor Leste di Atambua, Unidade Patrolhamento de Frointeras (UPF), FFDTL, dan Imigrasi Timor Leste.

Sementara itu, Konsul Timor Leste di Kupang, Jesuino Dos Reis Matos de Carvalho, mengatakan, pertemuan itu sebagai koordinasi antara Indonesia dan Timor Leste.

Intinya adalah pemantapan pengawasan perbatasan menjelang Pemilihan Presiden Timor Leste yang dijadwalkan berlangsung Sabtu 19 Maret 2022.

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan silahturahmi antara Indonesia dan Timor Leste yang selama ini dibatasi oleh pandemi Covid-19," kata Jesuino dalam keterangan yang diterima, Kamis 16 Maret 2022.

Survei menunjukkan Jose Ramos-Horta memimpin menjelang pemilihan presiden Timor Leste.
Survei menunjukkan Jose Ramos-Horta memimpin menjelang pemilihan presiden Timor Leste. (GETTY IMAGES)

Jesuino berharap, pertemuan itu terus dilakukan demi menjaga wilayah perbatasan masing-masing negara dan hubungan persahabatan antara Indonesia-Timor Leste.

Baca juga: Apakah Pemilu Timor Leste Mendatang Mengumumkan Demokrasi yang Lebih Inklusif dan Progresif?

Sementara itu, Komandan UPF Pos Batugade Euclideus Belo mengatakan, demi memperlancar pesta demokrasi pemilihan Presiden Timor Leste, pihaknya meminta bantuan Imigrasi, TNI-Polri, dan semua instansi terkait yang bertugas di perbatasan.

Hal ini, kata Belo, perlu dilakukan agar tidak ada perlintasan ilegal yang terjadi selama masa pemilihan Presiden Timor Leste berlangsung.

Dengan begitu, katanya, pelaksanaan pemilihan Presiden Timor Leste itu dapat berjalan dengan lancar.

"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Imgrasi Atambua karena sudah membantu pemulangan 700 lebih warga Timor Leste pada Agustus dan September 2021 lalu," kata Belo.

Menurutnya, pihak keamanan dan Imigrasi Timor Leste akan terus meningkatkan pengawasan sehingga pelintas ilegal tidak terjadi lagi pada hari-hari ke depan.

Pihaknya juga akan melakukan pembinaan dan memproses secara hukum warganya yang melintas secara ilegal ke wilayah Indonesia.

Baca juga: Ramos Horta Yakin Menangi Pilpres Timor Leste, Dukungan Penuh Partai Xanana Gusmao

Sementara itu, Dandim 1605 Belu, Letkol Inf Wiji Untoro, mengucapkan terima kasih kepada Kosulat Timor Leste yang sudah memfasilitasi pertemuan tersebut.

Menurutnya, pertemuan ini sebagai awal yang baik untuk melaksanakan koordinasi antara kedua negara dalam memantau keamanan di perbatasan.

Ia berharap, rapat seperti seperti itu dilaksanakan secara rutini sehingga dapat meredam isu-isu yang beredar.

"Kalau pertemuan ini dilakukan secara rutin, maka bisa mencegah pelbagai isu yang dapat merusak hubungan yang telah terjalin baik selama ini," ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi Atambua KA Halim.

Dia mengatakan, kerja sama Indonesia dan Timor Leste yang telah berjalan dengan baik selama ini, kiranya terus ditingkatkan.

"Mengingat ada delapan titik yang menjadi titik perlintasan yang telah disepakati bersama antara kedua negara, di mana ada empat Pos Lintas Batas Nasional Terpadu dan empat Pos Tradisional.

Empat Pos Tradisional ini yang harus diawasi karena sangat rawan dilewati para pelintas ilegal," ungkapnya.

Terkait akan dilaksanakan Pilpres di Timor Leste, maka harus ditingkatkan sinergitas antara pihak imigrasi dan pihak keamanan kedua negara.

Baca juga: Timor Leste Sumbangkan 1,5 Juta Dollar untuk Mendukung Ukraina Saat Invasi Rusia

Optimasi sinergi itu akan mencegah para pelintas yang nantinya melintas, tetapi tidak melalui titik pelintasan yang telah disepakati bersama.

"Pihak Imgrasi juga akan meningkatkan pengawasan kepada warga negara asing yang akan melintas dari Indonesia ke Timor Leste maupun sebaliknya," ujar dia.

Suasana Timor Leste Menjelang Pilpres

Dua hari menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden di Timor Leste, TNI Angkatan Darat memperketat pengamanan di tapal batas.

Pengetatan itu dilakukan di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste atau tepatnya di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Komandan Satuan tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL dari Batalyon Infanteri 742/Satya Wira Yudha, Letnan Kolonel Fransiscus Ari Susetio, mengatakan pengamanan dilakukan dengan menambah frekuensi patroli.

“Untuk pengamanan kita lakukan seperti biasanya, tetapi memang kita tambahkan frekuensi patroli dan pemantauan di jalan-jalan tikus (jalur ilegal)."

"Saya juga sekarang turun langsung memantau di Pintu Perlintasan Perbatasan (PLB) Motaain, Kabupaten Belu,” kata Fransiscus.

Selain patroli rutin, lanjut Fransiscus, pihaknya juga melakukan penambahan personel internal satuan dari komando satuan tugas untuk menambah kekuatan di pos PLB.

Penambahan itu sebanyak setengah regu, yang terdiri dari lima orang untuk setiap pos PLB.

Untuk pemeriksaan para pelintas batas, terutama dari Timor Leste ke Indonesia, akan dilakukan secara teliti dan detil berdasarkan data yang ada.

Baca juga: Siapa Berpeluang Menang dalam Pilpres Timor Leste Sabtu 19 Maret, Ramos Horta?

”Beberapa orang yang kami curigai akan kami dorong ke tim intel guna memonitor giat yang bersangkutan sehingga tidak terjadi kecurangan yang tidak kita inginkan,” tambah Fransiscus.

Dr Ramos-Horta (tengah) adalah presiden Timor Leste antara 2007 dan 2012; dan menjabat sebagai perdana menteri antara tahun 2006 dan 2007. Dia bakal mencalonkan diri lagi pada Pilpres Timor Leste yang akan berlangsung 19 Maret 2022.
Dr Ramos-Horta (tengah) adalah presiden Timor Leste antara 2007 dan 2012; dan menjabat sebagai perdana menteri antara tahun 2006 dan 2007. Dia bakal mencalonkan diri lagi pada Pilpres Timor Leste yang akan berlangsung 19 Maret 2022. (FOTO: AFP)

Lu Olo Pertahankan Kekuasaan

PRESIDEN Timor Leste Francisco "Lu-Olo" Guterres telah secara resmi menyatakan bahwa dia akan berusaha untuk mempertahankan kekuasaan pada pemilihan yang dijadwalkan pada bulan Maret 2022.

Guterres, ketua Front Revolusioner untuk Partai Independen Timor Timur (Fretilin), mengumumkan pencalonannya di Gereja St. Mary yang bersejarah di kotamadya Ermera pada 16 Januari 2022.

Menyebutnya tempat suci, presiden mengatakan dia merasa yakin untuk mencalonkan diri sekali lagi untuk kepentingan rakyatnya dan yakin akan mengulangi kesuksesannya menang di putaran pertama seperti pada pemilu 2017 dengan dukungan dari partainya dan “Petani, pekerja, mahasiswa, intelektual dan akademisi dari seluruh kota.

Deklarasi itu datang sehari setelah dia menetapkan pemilihan presiden akan diadakan pada 19 Maret 2022, dengan masa kampanye 2-16 Maret 2022.

Kepala negara berikutnya akan menjabat pada 20 Mei 2022, tanggal Timor Leste menandai ulang tahun ke-20 pemulihan kemerdekaan.

“Dengan rasa hormat dan bangga, saya berdiri di sini di sekretariat Komisi Fretilin di mana dia [Nino Konis Santana, revolusioner dan arsitek Persatuan Nasional Timor Leste] meninggal dunia. Pada hari ini, saya bertekad dan berjanji untuk mengikuti jejaknya sebagai pemimpin politik dalam proses pembebasan negara dan rakyat,” kata Guterres.

“Saya yakin mayoritas publik akan bersama saya dalam pemilu mendatang.”

Dia mengaku telah mengatasi banyak tantangan yang dia hadapi selama kepresidenannya dan menyatakan terima kasih kepada orang-orang karena membantu menjaga stabilitas di negara mayoritas Katolik itu.

Beberapa tokoh terkemuka, seperti Lere Anan Timur, Panglima Angkatan Pertahanan Timor Leste, Berta dos Santos (wakil perdana menteri saat ini), Martinho Gusmão (mantan imam), Milena Pires (mantan duta besar), dan Virgílio Guterres (presiden Dewan Pers saat ini) telah mengumumkan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Baca juga: Ramos Horta Yakin Menangi Pilpres Timor Leste, Dukungan Penuh Partai Xanana Gusmao

Mantan presiden dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian José Ramos-Horta juga dikabarkan akan mencalonkan diri untuk jabatan tersebut dengan dukungan yang dilaporkan dari Xanana Gusmo yang karismatik dan partainya, Kongres Nasional Rekonstruksi Timor (CNRT).

Pria berusia 71 tahun, tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan, adalah mantan perdana menteri dan presiden negara terbaru di Asia Tenggara.

Dukungan dari kingmaker Xanana, yang diharapkan untuk memusatkan perhatiannya pada merebut kembali kekuasaan untuk CNRT, akan menjadi perangsang besar bagi Ramos Horta dalam menghadapi presiden petahana.

Direktur Jenderal STAE, Acilino Branco saat menyampaikan keterangan pers kepada wartawan di Dili, Timor Leste, Kamis 17 Februari 2022.
Direktur Jenderal STAE, Acilino Branco saat menyampaikan keterangan pers kepada wartawan di Dili, Timor Leste, Kamis 17 Februari 2022. (TATOLI/ANTONIO DASPARU)

Ini Profil Lu Olo

Francisco Guterres alias Lu-Olo, lahir di Ossu, Viqueque, Timor Portugis, 7 September 1954.

Pria yang saat ini berumur 66 tahun ini dikenal sebagai politisi Timor Leste yang sedang menjabat Presiden Timor Leste.

Dari tahun 2001 hingga 2012, dia adalah Anggota Parlamento Nacional. Pada 20 Mei 2017, Guterres dilantik pada tengah malam sebagai Presiden Timor Leste.

Dikutip dari Wikipedia, Guterres bersekolah di St Terezinha College dari Salesian Don Bosco di Ossu pada tahun 1963-1969.

Pada tahun 1974, Guterres bergabung dengan gerakan kemerdekaan Associaçao Social Democratica Timorense (ASDT), yang kemudian bernama Fretilin.

Ketika Indonesia menyerbu Timor Timur pada bulan Desember di tahun yang sama, Guterres bergabung dengan perlawanan bersenjata.

Baca juga: Pilpres Timor Leste Makin Dekat, STAE Distribusi Surat Suara untuk Pemilih di Luar Negeri

Awalnya dia bertempur di Ossu di bawah komando Lino Olokassa.

Hingga 1999, Guterres mengambil alih berbagai jabatan dan komando untuk Fretilin dan pasukan militernya Falintil.

Pada tahun 1976, setelah penangkapan Francisco da Silva, dia menjadi penggantinya sebagai sekretaris Fretilin untuk wilayah pesisir timur di Matebian.

Pada tahun 1978, dirinya jadi komisaris yang didelegasikan untuk wilayah Ponte Leste dan pada 1984, jadi Komisaris Politik Nasional.

Pada tahun 1987, pemimpin partai Xanana Gusmao, meninggalkan Fretilin untuk mengambil alih kepemimpinan politik organisasi payung baru semua partai kemerdekaan di Timor Timur, Dewan Pertahanan Nasional Rakyat Maubere (CNRM), yang kemudian menjadi CNRT.

Falintil pun berada di bawah CNRM dan kepemimpinan Fretilin lantas mengambil alihnya pada 1988.

Guterres pun menjadi salah satu dari tiga deputi di Ma'huno Bulerek Karathayano, sekretaris Komite Arahan Fretilin (CDF).

Setelah kematian Nino Konis Santana pada tahun 1998, Guterres mengambil alih jabatan sekretaris di CDF.

Setelah pengunduran diri presiden Indonesia Soeharto, di kongres Fretilin di Sydney pada bulan Agustus, Guterres menjadi Koordinator Umum Dewan Presiden, yang menggantikan CDF.

Setelah Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999, di mana Guterres memberikan suaranya, dia pergi ke kamp pengumpulan untuk para pejuang Falintil pertama di Remexio, kemudian di Aileu, di mana ia tetap tinggal sampai penarikan pasukan Indonesia.

Setelah jalan menuju kemerdekaan bebas, Guterres mengorganisasi pembangunan kembali Fretilin menjadi partai yang demokratis.

Baca juga: Pilpres Timor Leste 2022, Francisco Guterres Tak Ingin Lepas Jabatan Presiden

Pada Mei 2000, ia mengambil alih kursi kepresidenan Konferensi Nasional Fretilin, dan pada 15 Juli 2001, dia terpilih sebagai Ketua Partai.

Dua bulan kemudian, dia terpilih sebagai Ketua Majelis Konstituante Timor Timur.

Setelah kemerdekaan akhir negara itu pada 20 Mei 2002, di mana Guterres membaca deklarasi pemulihan Republik Demokratik Timor Timur pada tengah malam, Guterres terpilih sebagai Ketua Parlemen.

Dia memegang jabatan ini sampai duduk pertama di Parlemen baru setelah pemilihan 30 Juni 2007.

Pada 2007 dan 2012, Guterres kembali mencalonkan diri sebagai anggota Parlamento Nacional Timor Leste dalam daftar pertama Fretilin.

Meskipun masuk ke parlemen, dia tidak bergabung dengan DPR.

Dalam pemilihan presiden pada 9 April 2007, Guterres bersaing untuk Fretilin dalam pemilihan presiden, namun kalah.

Dalam pemilihan presiden 2012 tanggal 17 Maret, Guterres tampaknya juga belum beruntung.

Pada 2017, Guterres memasuki pemilihan presiden untuk ketiga kalinya dan akhirnya berhasil menjadi presiden Timor Leste.  (*)

Berita Lain Terkait Pemilihan Presiden Timor Leste

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved