Timor Leste

Misionaris Asal Portugal Itu Telah Pergi untuk Selamanya, Timor Leste Berduka

Pastor Jose Alves Martins meninggal pada 14 Maret 2022 di sebuah rumah sakit di Portugal dalam usia 80 tahun. Penyebab kematiannya tidak diungkapkan.

Editor: Agustinus Sape
TATOLI.TL
Pastor Jose Alves Martins, SJ 

Misionaris Asal Portugal Itu Telah Pergi untuk Selamanya, Timor Leste Berduka

POS-KUPANG.COM - Timor Leste sedang berduka atas meninggalnya seorang imam Yesuit Portugis yang melayani di negara itu selama lebih dari empat dekade dan dipuji karena membantu orang-orang yang membutuhkan selama perjuangan kemerdekaan selama pendudukan Indonesia.

Pastor Jose Alves Martins meninggal pada 14 Maret 2022 di sebuah rumah sakit di Portugal dalam usia 80 tahun. Penyebab kematiannya tidak diungkapkan.

“Pada saat penyesalan yang besar bagi para religius dan seluruh rakyat Timor pada umumnya … [pemerintah Timor-Leste] menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga Pastor Jose Martins yang terhormat, kepada Gereja dan keluarga Jesuit Timor Leste,” kata Fidelis Manuel Leite Magalhaes, juru bicara pemerintah dan ketua Dewan Menteri, pada 15 Maret 2022.

Ia mengatakan bahwa selama melayani rakyat di Timor Leste, imam tersebut selalu “mendukung masyarakat dan gerakan perlawanan” selama pendudukan Indonesia.

Pastor Martins, yang lahir pada 17 Juli 1941, di Sao Romao de Neiva, Viana do Castelo, Portugal,

Pada tanggal 7 September 1958, ia bergabung dengan Serikat Yesus di Novisiat Soutelo, di Braga.

Pada tahun 1969, ia melakukan tahun pertama Teologi di Universitas Katolik di Lisbon.

Dari tahun 1970 hingga 1974, ia belajar dan lulus dalam Teologi Spiritual di Universitas Gregoriana di Roma. Pada tanggal 9 Juli 1972, ia menjadi Imam, di Apulia, Esposende, Braga.

Martins tiba di Timor-Leste pada 23 september 1974, di mana ia memulai misinya sebagai guru dan pembimbing rohani di Seminari Keuskupan di Dili.

Pada 7 Desember 1975, ia melarikan diri dengan luka ringan akibat pengeboman Seminari oleh militer Indonesia.

Pada tahun 1978, bersama dengan Pastor Joao Felgueiras, yang tahun lalu berusia 100 tahun, mereka membuka kembali seminari di sebuah gedung di pinggiran Dili di mana ia menjabat sebagai rektor dari tahun 1985 hingga 1991.

Dia juga memegang berbagai posisi di tingkat keuskupan, termasuk anggota dewan untuk prelatus Dili.

Selama perjuangan kemerdekaan hingga referendum tahun 1999, Pastor Martins menjadi salah satu sumber informasi utama bagi para jurnalis.

Pada tahun 2000, ia diangkat sebagai Superior Penginapan Loyola di Taibessi dan juga diangkat sebagai Penasihat Uskup Dili.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved