Berita Nasional

Sosok Ini Puji Anies Baswedan Setinggi Langit, Anak Buahnya Sebut Begini: Mas-nya Nyaman di Demokrat

Ketua Umum Partai Demokrat, AHY memuji Anies Baswedan. Ia menyebutkan Anies telah berhasil memimpin Jakarta hingga kota ini maju dan rakyat sejahterah

Editor: Frans Krowin
Tribunnews/Jeprima
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Putra Sulung mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

“Tidak ada pembicaraan itu (Pilpres), namun, pak Anies sudah merasa nyaman dengan Demokrat. Tapi, kami datang dengan agenda utama silaturahmi, menyampaikan undangan pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat untuk pak Gubernur,” imbuhnya.

Ketua Fraksi DPRD DKI Jakarta, Desie Christyana Sari yang turut mendampingi Mujiyono mengungkapkan, Gubernur DKI Jakarta langsung memberikan selamat dan mengapresiasi atas terpilihnya Mujiyono sebagai Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.

Kata dia, Demokrat siap bekerjasama dengan Anies Baswedan dalam membangun Jakarta dan membahagiakan seluruh masyarakat Indonesia.

“Tadi, pak Gubernur mengakui lebih enak berkoordinasi dengan pak Mujiyono dalam berinteraksi selama ini. Untuk itu, kami juga, Partai Demokrat siap bekerja sama dengan pak Gubernur dalam memajukan kota Jakarta, bahkan Indonesia,” ujar Desie.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut baik rencana pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta dan berjanji akan hadir.

Anies mengaku, terbuka dan mengajak partai politik untuk turut membangun Jakarta menjadi lebih baik lagi.

"Selamat untuk Pak Mujiyono yang telah mendapat amanat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta. Pak Muji ini legislator ulung, seorang teknokrat politik yang diterima semua kalangan sehingga cocok sebagai Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta,” kata Anies.

“Beliau sangat paham soal penganggaran, lebih dalam menguasai Jakarta. Insha Allah, semua itu akan membawa kemenangan bersama,” lanjut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.

AHY Kritik Luhut Pandjaitan

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali melontarkan kritik pedas tentang wacana penundaan Pemilu 2024.

Hal ini sebagai bentuk penolakan terhadap wacana yang disuarakan sejumlah ketum partai lain.

Putra sulung Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebut penundaan Pemilu dapat mengkhianati reformasi dan demokrasi.

Baca juga: Kader PDIP Meradang, Petinggi Partai Demokrat Singgung Hasto Kristiyanto Terkait Konflik Batu Wadas

"Kemudian, apakah wacana ini konsitutisional? Katanya bisa kok yang penting amandemen dulu, mengubah konstitusi."

"Tapi artinya itu mengkhianati reformasi dan demokratisasi, betul tidak? Artinya jangan mempermainkan konstitusi, jangan permainkan konstitusi, memang konstitusi bukan kitab suci tetapi juga jangan dipermainkan," ucapnya di acara Pelantikan Pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Selasa 15 Maret 2022.

Menurutnya, penundaan Pemilu hanyalah sebuah rekayasa untuk melanggengkan kekuasaan.

Untuk itu, ia meminta agar beban rakyat tak perlu lagi ditambah dengan hadirnya wacana tersebut.

"Lalu pertanyaan berikutnya apa, kalau sudah misalnya nanti disepakati penundaan pemilu, lalu apa?"

"Perpanjangan masa jabatan presiden? Presiden 3 periode? Tidak dipilih langsung oleh rakyat? Seumur hidup? Ini kan pintu masuknya jelas," imbuhnya.

Sebelumnya, AHY turut mengungkapkan penundaan ini sebagai bentuk pemufakatan jahat yang berhubungan dengan kekuasaan.

"Rencana penundaan atau pembatalan Pemilu 2024, bentar bentar, jadi begini bapak ibu, kita melihat bahwa ini adalah sebuah pemufakatan jahat untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara," ucapnya dalam acara pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta periode 2022-2027 di JI-Expo Kemayoran, Selasa 15 Maret 2022.

Sembari membeberkan hasil survei yang bersumber dari Litbang Kompas dan Lembaga Survei Indonesia, ia mempertanyakan alasan dibalik penundaan Pemilu 2024 yang kerap membawa nama rakyat.

"Katanya ini keinginan rakyat, pertanyaannya rakyat yang mana? Rakyat yang mana? Dari yang disurvei, 62,3 persen tidak setuju penundaan pemilu, cuma 10,3 persen yang setuju, itu pun mungkin dibayar."

Kemudian Lembaga Survei Indonesia, alasan penundaan pemilu karena covid belum berakhir, pemulihan ekonomi, atau pembangunan IKN, apapun alasannya 70 sekian persen tidak setuju. Jadi rakyat yang mana?," tanyanya.

AHY meminta berbagai pihak yang membuat wacana tersebut untuk berhenti menambah beban rakyat.

Baca juga: Hadiri Perayaan Natal Partai Demokrat, Ketum AHY: Keberagaman adalah Kekuatan

AHY bahkan membantah pernyataan yang sempat ramai diucapkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal klaim big data tentang

"Sudah cukup beban rakyat, jangan tambah lagi dengan permasalahan-permasalahan baru. Big data, katanya banyak sekali di jagat maya, dicek dong harusnya kan, dari twitter yang aktif cuma 10 ribuan atau hanya 0,005 persen, itu pun sekali lagi belum tentu suara organik. Artinya adalah, sekali lagi, rakyat yang mana bapak ibu sekalian?" jelasnya.

Penyataan Menko Luhut

PADA Jumat 11 Maret 2022, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang wacana penundaan pemilu
hingga perpanjangan jabatan Presiden Jokowi.

Luhut mengklaim usulan penundaan Pemilu 2024 berasal dari masyarakat. Hal ini dikatakan Luhut berdasar analisis big data yang dimiliki pemerintah.

Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah memantau percakapan 110 juta orang di media sosial.

Dari data tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa sebagian masyrakat ingin kondisi sosial politik di
Indonesia ini tenang.

Diakui Luhut mereka lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam podcast #closethedoor di channel YouTube Deddy Corbuzier.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi
seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan
menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.

Di sisi lain, Luhut mengatakan bahwa Pak Jokowi tidak masalah jika Pemilu 2024 dilaksanakan tepat
waktu.

Baca juga: Atribut AHY yang Dibakar Bukan Milik Partai Demokrat, Simpatisan Jeriko Polisikan GSK

Menurut Luhut ada pihak-pihak yang merasa ketakutan jika penundaan Pemilu benar-benar
terjadi.

"Kalau nggak setuju rame-rame ya nggak masalah, Pak Presiden juga nggak masalah, tapi orang
pada takut aja yang sudah pengen jadi (presiden) ketunda," paparnya. (*)

Berita Lain Terkait Partai Demokrat

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved