Berita Manggarai Barat Hari Ini

AIWW ke-2 di Labuan Bajo, Aktivis Sosial Dorong Daur Ulang Air Bagi Industri

daur ulang air harus menjadi nomor satu khususnya industri-industri yang memiliki resources (sumber daya) untuk melakukan hal itu. 

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Aktivis sosial di Labuan Bajo, Marta Muslin saat ditemui di Labuan Bajo, Selasa 15 Maret 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ri bersama dengan Asia Water Council (AWC) atau Dewan Air Asia menggelar Asia International Water Week (AIWW) Ke-2 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Selasa 15 Maret 2022.

Kegiatan itu diselenggarakan sejak 14 Maret 2022 hingga 16 Maret 2022 di Hotel Meruorah dan Hotel Ayana. 

Aktivis Sosial di Labuan Bajo, Marta Muslin mendorong agar dilakukan pengembangan recycling water atau daur ulang air bagi industri-industri, termasuk industri pariwisata di Labuan Bajo. 

Baca juga: KKI Kabupaten Manggarai Barat Kunjungi ODGJ yang Dipasung 24 Tahun

Menurutnya, daur ulang air harus menjadi nomor satu khususnya industri-industri yang memiliki resources (sumber daya) untuk melakukan hal itu. 

"Karena sejauh ini kan orang-orang berpikir soal distribusi air, sedikit sekali yang berpikir bahwa sumber daya air sudah sangat berkurang. Apalagi dengan target pariwisata middle up market, jadi pariwisata middle up market kan resources-nya ada untuk melakukan recycling water," kata Marta Muslin yang juga Koordinator Nasional Indonesian Waste Platform (IWP). 

Marta Muslin menuturkan, daur ulang air oleh industri harus masuk dalam strategi prioritas, sebab terdapat faktor penambahan populasi penduduk, migrasi orang-orang yang datang ke Labuan Bajo, sementara sumber daya air di daerah itu dinilai sudah sangat berkurang. 

Baca juga: Dinkes Manggarai Barat Mencatat 95 Pasien Positif Covid-19 Meninggal Karena Komorbid

"Deforestasi ada di mana-mana dan belum ada yang berpikir hal tersebut, semua hanya berpikir tentang distribusi air ke mana-mana, tapi adakah secara serius melakukan konservasi atau mitigasi, dampak bahwa penggunaan air dalam bisnis industri pariwisata ke depan itu sangat-sangat besar. Kita tahu bahwa penggunaan air di hotel bintang lima seratus kali lipat dari citizen," tegas Marta Muslin. 

Jika daur ulang air telah menjadi prioritas, lanjut Marta Muslin, maka maka sumber daya air yang ada saat ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat. 

"Sementara industri-industri tadi dapat menggunakan air daur ulang saja. Mereka (industri) mau model apapun seperti salinasi atau apapun ya daur ulang, kan hal ini sudah ada di kota-kota besar di dunia. Sehingga kemudian sumber daya air yang ada saat ini bisa untuk diprioritaskan bagi masyarakat, masyarakat jangan jadi kelas 2 terus kita harus menjadi nomor satu di negara ini Strateginya entah resources dari mana, tapi harus menempatkan masyarakat menjadi tuan di negaranya sendiri," jelasnya. 

Baca juga: Wabup Manggarai Barat Gemakan Budaya Baca Sejak Dini

Akses terhadap sumber daya air, kata Marta Muslin, menjadi syarat untuk kesehatan masyarakat serta sumber daya manusia yang unggul. 

"Industri-industri apa yang bisa ditopang oleh masyarakat yang bodoh, stunting, kita akan terpinggirkan oleh sistem jadi yang harus utama adalah masyarakat sehingga kita dapat menopang masa depan," katanya. 

Selain itu, Marta Muslin juga menyentil sejumlah warga yang saat ini masih sulit mengakses air bersih, bahkan mengakses air kali (sungai) yang telah terkontaminasi baik secara kimia, fisika dan bakteriologi, seperti di Kampung Lobohusu dan Kandang Mbembe Desa Golo Balas Kecamatan Komodo dan warga Desa Persiapan Golo Tanggar, Kecamatan Komodo. 

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat Turun 

Menurut dia, kondisi ratusan masyarakat di dua desa yang berada di Kabupaten Mabar yang belum mendapatkan akses air bersih itu, lanjut Marta, merupakan 'tamparan keras' bagi pemerintah terkait pemenuhan air bagi masyarakat dan berdampak pada pembangunan bangsa. 

"Itu adalah lesson learn yang keras yang menampar pemerintah, bahwa di masa lalu masyarakat menjadi nomor dua, sehingga kemudian begitu pembangunan berjalan, masyarakat tidak bisa ikut serta karena masih diikuti stunting, miskin, kurang gizi karena kekurangan air dan alokasi air yang rendah," katanya. (*)

Berita Manggarai Barat Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved