Berita Malaka Hari Ini

Kisah Penjual Buah Naga Merah di Malaka Hasilkan Sarjana

Dari keuntungan ini, menurut Isak Hale, ia menabung untuk keperluan anak-anak sekolahnya dan keperluan rumah tangga. 

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
Aktivitas penjual buah naga merah, Isak Hale di pasar Betun, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Jumat 11 Maret 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN - Kisah penjual buah naga merah, Isak Hale warga Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, berhasil menyekolahkan anaknya hingga raih gelar sarjana.

Isak Hale mengaku, yang melatarbelakanginya untuk berjualan buah naga merah ini akibat kondisi ekonomik lemah. Penghasilan tidak menentu. 

"Dengan berjualan buah naga merah pada awal tahun 2017 hingga kini ia merasa sedikit terbantu yakni penghasilannya selain sebagai keperluan keluarga juga bisa pakai menyekolahkan kedua anaknya di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang," ungkapnya kepada Pos Kupang di pasar Betun, Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Jumat 11 Maret 2022.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Malaka Meningkat Tajam, Ini 5 Himbuan Dinas Kesehatan

Lanjut dia, aktivitas saya menjual buah naga merah dengan nilai sebesar Rp 20.000 per buah ini dilakukan tiap hari. Saya membeli buah naga merah ini di tangan pertama dengan harga sebesar Rp 15.000 per buah. Biasa saya membeli di Malaka atau di Atambua Kabupaten Belu.

"Satu buah naga merah saya untung sebesar Rp 5.000 jadi biasanya tiap hari saya bisa menjual sebanyak 50 buah. Sehingga keuntungannya berkisar Rp 250.000 per harinya," ungkapnya lagi. 

Namun tergantung dari konsumen kalau konsumennya banyak bisa melebihi 50 buah per hari tapi kalau konsumennya berkurang ia bisa terjual berkurang dari 50 buah. 

Baca juga: Aparat Desa Rainawe Malaka Segel Kantor Desa, Ini Jawaban Kadesnya

"Tapi tiap hari tetap ada konsumen yang datang membelinya praktis tiap hari ada konsumen yang datang membeli," ucapnya lagi.

Dari keuntungan ini, menurut Isak Hale, ia menabung untuk keperluan anak-anak sekolahnya dan keperluan rumah tangga. 

"Biasanya setiap anak saya minta kiriman uang untuk keperluan regis dan keperluan bayar uang kos, saya mengirimkan uang sebesar Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000," jelasnya.

Selama satu bulan ke depan biasanya anak saya baru minta lagi kiriman. 

Baca juga: Total Kasus Positif Covid-19 di Malaka Mencapai 177 Orang, Meninggal Satu Orang 

"Tapi kalau buah naga merahnya kurang laku maka kiriman bisa berkurang dari Rp 1.000.000 namun anak saya tidak pernah mengeluh karena mereka tahu kondisi di rumah," tandasnya.

Dengan usaha tanpa henti, dan kesabaran besar baru akhirnya anak saya yang perempuan pertama raih gelar sarjana. Dan yang satu lagi saat ini sedang mengurus skripsi atau tugas akhirnya. 

"Tentu sangat bangga karena dari kondisi ekonomik yang lemah, saya bisa berhasil membuat anak raih gelar sarjana seperti pada anak-anak orang kaya lainnya di Malaka," kisahnya Isak.

Baca juga: Total Kasus Positif Covid-19 di Malaka Mencapai 177 Orang, Meninggal Satu Orang 

Selain menjual buah naga merah ternyata Isak Hale pun menjual ikan untuk menambah penghasilan. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved