Hari Perempuan Internasional
Tokoh Muda Perempuan NTT: Sensasi Dulu Atau Prestasi Dulu?
Jaman sekarang semakin banyak juga perempuan yang mulai mandiri, mulai mencari nafkah untuk diri sendiri.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Salah satu tokoh perempuan muda NTT, Dewi Melania Trianty Leba, SH, MIkom mengutarakan pandangannya terkait perempuan.
"Perempuan zaman sekarang dihadapi dengan 3 hal. Pertama, perempuan harus memerangi kebodohan dengan cara sekolah, berpendidikan, dan memiliki keterampilan. Kedua memerangi stiqma good-looking dengan cara cantik, famous dan banyak followers di sosmed. Ketiga, memerangi ketidakadilan pada perempuan, dengan cara menentang kekerasan, poligami, perjodohan paksa, dan pingitan," kata Dewi seusai mengikuti webinar Hari Perempuan Internasional 2022 di Aston Kupang Hotel, Selasa 8 Maret 2022.
Baca juga: Oxfam Indonesia Peringati Hari Perempuan Internasional
"Jaman sekarang semakin banyak juga perempuan yang mulai mandiri. Mulai mencari nafkah untuk diri sendiri dan bahkan lagi trend suskes tanpa harus dibayang - bayangi oleh sosok pria. Bahasa kasarnya perempuan selalu dipandang matre, janganlah cari pria sukses tapi jadilah wanita suskes," lanjutnya.
Namun, menurut dia, kalau melihat realita dalam hal kepemimpinan dan kesetaraan gender, tak jarang perempuan zaman sekarang juga sudah mulai diberi tempat untuk memimpin.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Bupati Flotim: Penempatan Jabatan Tak Melihat Janis Kelamin
"Kalau tolak ukur dibilang perempuan milenial atau generasi z , catatan kecil perempuan sekarang apakah benar woman support woman? I mean lebih ke woman men-judge woman. Maaf tolak ukurnya melihat dari berbagai hal di sosmed dan real life serta pengalaman pribadi. Apalagi kritikan ke perempuan di timeline sosmed, bullyan yang dikemas candaan," jelasnya.
Lanjut dia, perempuan sekarang harus bisa menjadi perempuan yang tangguh, berani menonjolkan sisi positif diri sendiri, mencari sosok insipiratif namun tidak menentang norma - norma yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Kota Kupang yang Dirawat Berkurang 130 Orang
"Contoh kecil jaman sekarang, wow akses melihat perempuan tampil sensual sexy di sosmed bukan hal tabu. Apakah kita mulai mengocopy paste budaya Barat? Atau mungkin ini tolak ukur wanita keren hits zaman now? Lalu yang good-looking selalu didahulukan," ujar Dewi.
Baca juga: 16 Daerah di NTT Berpotensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
"Itu sih yang dikuatirkan, tolak ukur perempuan sekarang diukur dari terkenal di platform sosmed, good-looking, sexy. Overall ya semoga perempuan tidak hanya mementingkan sensasi mengikuti zaman daripada mengembangkan bakat dan talenta demi sebuah prestasi," lanjutnya.
"Intinya, sensasi dulu atau prestasi dulu?" tambahnya. (uzu)