Berita Nasional

Anggaran Formula E Membengkak, Anies Baswedan Diserang Kader PDIP: Kami Sudah Curiga Sejak Awal Kok!

Sampai saat ini ajang Formula E di Jakarta masih jadi sorotan para politisi. Dalam suasana ini, tiba-tiba dananya membengkak Rp 10 miliar. Kok bisa?

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Ajang Formula E di Jakarta 

POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini ajang Formula E di Jakarta masih menjadi sorotan tajam para politisi PDI Perjuangan.

Arenanya belum rampung, lintasannya juga belum jadi, tetapi tiket untuk ajang itu sudah mulai dijual.

Apalagi kabar terbaru menyebutkan bahwa untuk merampungkan pembangunan sirkuit tersebut, Gubernur Anies Baswedan menambah lagi anggaran.

Penambahan anggaran tersebut diduga tak diketahui DPRD DKI Jakarta, sehingga anggota Dewan dari PDI Perjuangan pun langsung meradang.

Oleh karena itu, PDI Perjuangan pun melancarkan kritikannya secara bertubi-tubi.

Kritikan PDIP itu bukan saja soal lintasan yang belum jadi, tetapi juga soal penggunaan bambu sebagai material pembangunan lintasan.

Yang paling disoroti PDI Perjuangan adalah membengkaknya anggaran ketika proyek tersebut belum diselesaikan.

Ironisnya, penambahan anggaran itu mencapai Rp 10 miliar sehingga PDI Perjuangan pun berbicara lantang soal itu.

Adalah Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Gembong Warsono yang melontarkan pernyataan pedas tentang kontrak pekerjaan tersebut.

Dia menyebutkan bahwa kontrak tersebut dibuat asal jadi, bahkan terkesan abal-abal, karena dibuat dan diubah tidak secara transparan.

Baca juga: Anies Baswedan Jangan Coba-Coba Wajibkan ASN Beli Tiket Formula E, Ini Peringatan Politisi Gerindra

Diketahui, anggaran pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E itu diketahui mencapai Rp 50 miliar.

Akan tetapi, anggaran tersebut tiba-tiba membengkak menjadi Rp 60 miliar. Tak diketahui secara pasti, mengapa ada pembengkakan anggaran sebanyak itu.

"Membengkak tuh gimana ceritanya? Itu namanya kontrak abal-abal. Kontrak itu kan sudah ada kesepakatan awal, kesepakatan awalnya gimana? kok tiba-tiba ada pembengkakan biaya yang tidak masuk akal begitu," katanya Senin 7 Maret 2022.

Sesuai regulasi, katanya, kontrak itu sifatnya mengikat kedua pihak, termasuk menyoal budgeting yang dikeluarkan atau diperlukan.

Dengan demikian, katanya, apabila ditemukan perubahan di tengah jalan, maka harus digunakan kontrak baru.

"Katakanlah ada yang di luar nilai kontrak ya harus lelang baru dong kan gitu. Katakanlah saya minta tolong belikan gelas tanpa tutupnya, harganya Rp 50 juta tapi dalam perjalannya aku minta tutup. Berarti kan tutup ini harus kontrak baru logikanya begitu,"

"Karena kontrak pertama harga 50 itu ABCDE Ketika ada tambahan ya ada konsekuensinya, ada tambahan biaya, dalam bicara tambah biaya ya engga bisa, sekedar ya sudah nambah, y engga bisa begitu dong. Kalau mau seperti itu ya kontrak baru," ujarnya.

Rp 10 M Itu Bisa Selesaikan Banjir

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut bengkaknya anggaran pembangunan sirkuit Formula E bisa digunakan untuk pengendalian banjir di Ibu Kota.

Diketahui, anggaran pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E membengkak dari Rp 50 miliar jadi Rp60 miliar, atau naik Rp 10 miliar.

Menurut Gembong, itu bisa digunakan untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta.

Baca juga: Anies Baswedan Angkat Bicara Soal Ibu Kota Negara di Kalimantan: Banyak ASN Pilih DKI daripada IKN

"Aduh itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir itu. Kan sejak awal saya sudah curiga, curiga penetapan pemenang ditujukan Jakon, (PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama) itu aja sudah mencurigakan," jelasnya kepada awak media, Senin 7 Maret 2022.

Selain itu, polititikus PDIP ini menilai seharusnya ada kontrak baru terkait penambahan dana ini.

Sebab, dikontrak yang lama tentulah hanya membahas budgeting semula.

Ia pun menduga ada kongkalikong bila tak ada kontrak baru atas membengkaknya anggaran pembangunan sirkuit Formula E.

"Kalau mau seperti itu ya kontrak baru. Ya melanjutkan yang tidak ada dalam yang pertama, karena pekerjaannya tidak sesuai dengan kontrak pertama, kan gitu loh. Itu gak bisa, itu namanya kongkalikong kalau itu lanjutan sementara kontraknya Rp 50 miliar, nambahnya Rp 10 miliar lagi," ungkapnya

Anggaran Sirkuit Formula E Bengkak Rp 10 miliar, Gembong : Emang Duit Nenek Moyangnya

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono geram dengan adanya membengkaknya anggaran lintasan Formula E senilai Rp 10 miliar.

Perseroan daerah PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara turnamen diminta tegas terhadap perjanjian kontrak kerja dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama (JKMP).

Kader PDIP, Gembong Warsono  menyoroti pembangunan Sirkuit Formula E di Jakarta. Apalagi saat di tengah jalan, ada penambahan anggaran Rp 10 miliar. Ia pun menyebut kontrak proyek itu abal-abal.
Kader PDIP, Gembong Warsono menyoroti pembangunan Sirkuit Formula E di Jakarta. Apalagi saat di tengah jalan, ada penambahan anggaran Rp 10 miliar. Ia pun menyebut kontrak proyek itu abal-abal. (Kompas.com/Robertus Belarminus)

“Sejak awal sudah curiga dari penetapan pemenang ditujukan kepada Jakon (JKMP), karena kenapa? Awalnya dibatalkan, (lalu) ditetapkan berikutnya Jakon,” kata Gembong.

“Ditambah mencurigakan lagi sekarang ada item yang ditambah nilai nominal dari Rp 50 miliar menjadi Rp 60 miliar. Lah itu duit nenek moyangnya apa,” lanjut Gembong.

Menurut Gembong, Jakpro harus melakukan lelang tender ulang karena penambahan duit Rp 10 miliar tidak masuk dalam kontrak awal.

Baca juga: Anies Baswedan Punya Peluang Kalahkan Prabowo di Pilpres 2024, Bagaimana dengan Ganjar Pranowo?

Dia menyebut, Jakpro dan JKMP tidak menyusun perencanaan yang matang dalam kegiatan konstruksi lintasan Formula E.

“Kalau kita merencanakan sesuatu kemudian dalam perjalanan terjadi pembengkakan yang luar biasa besar Rp 10 miliar. Itu angka yang besar loh, itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir,” imbuhnya.

Gembong menuding, membengaknya anggaran ini juga terjadi karena Jakpro tidak mengetahui persoalan tentang sirkuit Formula E.

Padahal mereka sudah melakukan studi banding dalam turnamen Formula E di Kota Diriyah, Arab Saudi beberapa waktu lalu.

“Iya nggak ngerti Jakpro, sama saja kayak saya. Tiba-tiba sekarang saya suruh jadi Direktur Keuangan ya ngerti ngitung duit, nggak orang, kan gitu. Kan jadi repot kan gitu,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Gembong mengaku bingung dengan kerjaan yang dilakukan Jakpro.

Pasalnya duit yang dipakai Jakpro dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang bersumber dari duit rakyat.

“Jakpro itu punya duit berdasarkan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta melalui penyertaan modal daerah (PMD). Artinya Jakpro diperintahkan oleh Pemerintah DKI untuk cari duit, cari untung, lah ini nggak buntung sudah bagus. Kan repot gitu loh,” katanya.

Sementara itu Senior Manager PT JKMP Ari Wibowo mengatakan, nilai anggaran Rp 60 miliar tersebut mengalami kenaikan dari sebelumnya yakni Rp 50 miliar.

“Iya karena ada tambahan-tambahan ya. Iya betul (kayak pengerasan tanah),” ungkapnya.

Selain itu jumlah anggaran Rp 60 miliar tersebut dipastikan hanya untuk pembangunan sirkuit saja. Sementara untuk pembangunan tempat penonton tidak termasuk di dalamnya.

“Sirkuit doang. Jadi tidak masuk dalam penonton, grand standnya penonton, tribun nggak masuk,” sambung Ari.

Terkuak Penyebab Anggaran Sirkuit Mendadak Bengkak Rp 10 Miliar.

Baca juga: Anies Baswedan Diduga Sumpal Anggota DPRD DKI, Kini Hanya PDIP & PSI Berani Soroti Formula E, Lho?

Anggaran pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E membengkak Rp 10 miliar.

Awalnya, nilai tender pembuatan trek yang berada di kawasan Ancol, Jakarta Utara ini mencapai Rp50 miliar.

Namun, kemudian anggaran tersebut mendadak membengkak jadi Rp 60 miliar.

Hal ini diungkapkan Penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Ari Wibowo saat ditemui di kawasan Ancol.

"Kalau di tahap ini Rp60 miliar ya. Tapi saya tidak boleh masuk keseluruhan anggaran penyelenggaraan event, untuk sirkuit Rp60 miliar," ucapnya, Minggu 7 Maret 2022.

Ia menyebut, pembengkakan terjadi lantaran adanya pekerjaan tambahan untuk pengerasan tanah.

Sebab, beberapa sudut trek dulunya merupakan lahan bekas pembuangan lumpur.

"Ada pekerjaan yang bisa dilihat, di seen dan ada yang unseen. Misalnya di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa, itu kan unseen," ujarnya.

Pengerjaan konstruksi di tanah lunak ini pun disebutnya menjadi prioritas untuk memastikan lintasan balap kokoh dan tetap memenuhi standar.

"Untuk melakukan penyelidikan atas sesuatu yang unseen itu, waktunya tidak sebentar. Mungkin bisa 6 bulan untuk melakukan penyelidikan," kata dia.

"Jadi yang unseen itu akhirnya menjadi prioritas, diperkirakan. Ternyata yang unseen yang enggak terlihat itu lebih berat," tuturnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas, Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Teratas, Puan di Bawah Satu Persen

Respons Wagub DKI Soal Anggaran Bengkak Jadi Rp 60 Miliar

Anggaran pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E membengkak Rp 10 miliar.

Bertambahnya anggaran Formula E tersebut dari Rp 50 miliar jadi Rp 60 miliar, ditanggapi langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Terkait Formula E seperti yang sudah disampaikan pak Dirut JakPro (Widi Amanasto), memang ada penambahan anggaran dari 50 ke 60 miliar, karena sirkuit itu dibuat permanen," ucap Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin 7 Maret 2022.

Pria yang karib disapa Ariza ini juga menuturkan, dengan penambahan dana dan sirkuit dibuat secara permanen, pastinya akan dibuat dengan lebih baik dan dapat digunakan pada kegiatan lainnya.

"Jadi, dibuat lebih baik dan InsyaAllah bisa digunakan untuk kegiatan berikutnya dan lainnya."

"Kali ini tanggungjawab JakPro untuk memastikan dibuat sebaik mungkin untuk memenuhi standar yang ada," jelas dia.

Politikus partai Gerindra ini juga meyakini bahwa progres pembangunan sirkuit Formula E akan rampung sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

"Progresnya sudah pengaspalan ya, InsyaAllah sesuai dengan jadwal," ucapnya. (*)

Berita Lain Terkait Ajang Formula E di Jakarta

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved