Berita Pemprov Hari Ini

Walhi NTT Gelar Dialog Publik 

intensitas hujan yang sangat tinggi disertai angina rebut memicu terjadinya banjir bandang, longsor, dan banjir di wilayah pesisir.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Daerah (ED)  NTT menggelar dialog publik dengan tema Mendorong Kebijakan Penanggulangan Risiko Bencana yang Responsif Gender di Kota Kupang. 

Kegiatan ini berlangsung secara daring pada Senin 7 Maret 2022.

Dari dialog ini diharapkan dapat memberikan masukan berdasarkan situasi yang ditemukan di lapangan pasca bencana. 

Direktur ED Walhi NTT, Umbu Wulang Tanaamahu mengatakan, bencana alam akibat siklon tropis Seroja, termasuk banjir, longsor, dan angin kencang yang melanda NTT dan sebagian NTB pada April 2021 mengakibatkan korban jiwa dan pengungsian warga.

Baca juga: Sekda NTB Ungkap Masalah Terbesar Pemprov Jelang MotoGP Mandalika

Selain itu, juga menimbulkan kerugian materi maupun imateri.

Menurut Umbu Wulang, intensitas hujan yang sangat tinggi disertai angina rebut memicu terjadinya banjir bandang, longsor, dan banjir di wilayah pesisir.

Daya tampung dan daya dukung lingkungan yang tidak lagi memadai memicu masifnya kerusakan dan korban jiwa.

Dijelaskan, Posko Informasi Bencana Hidrometeorologi WALHI NTT menghimpun data, setidaknya, 181 jiwa meninggal dunia, 47 jiwa dinyatakan hilang, dan 470.754 jiwa di 20 kabupaten/kota mengungsi.

Baca juga: Pemprov NTT Bersama Ombudsman RI Teken Renja 

Namun, penanganan dampak bencana alam siklon tropis seroja yang telah memasuki tahun kedua, masih menyisakan pekerjaan rumah yang perlu diatasi secara sinergis.

Menurut Umbu, khusus di Kota Kupang, lokasi bencana dengan dampak keparahan yang tinggi terdeteksi di dua titik, yakni di TDM V dan Kampung Amanuban, Kecamatan Oebobo.

"WALHI NTT mencatat minimnya fasilitas penunjang pasca bencana membuat masyarakat, termasuk perempuan dan anak, rentan mengalami dampak lanjutan yang lebih berat. Masyarakat kehilangan rasa aman di wilayahnya karena takut mengalami longsor susulan apabila terjadi hujan dengan intensitas yang ringan hingga sedang," katanya.

Baca juga: Pemprov NTT Minta Hentikan Polemik Pelantikan Wabup Ende Erik Rede

Selain itu, lanjut Umbu Wulang,  masyarakat juga kehilangan sumber ekonomi keluarga karena bencana yang terjadi telah hancur akibat longsor. 

Dikatakan, dalam situasi tersebut, perempuan menjadi kelompok rentan yang mengalami dampak lanjutan yang lebih berat dari entitas masyarakat terdampak bencana lainnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved