Berita Sikka Hari Ini
Kisah Pria di Sikka, Olah Limbah Ikan Jadi Produk Bernilai Ekonomis dan Layak Dikonsumsi
Limbah ikan yang dimaksud Ricardson bukan limbah ikan sembarangan melainkan hanya limbah dari Ikan Tuna Ekspor
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Patrianus Meo Djawa
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang akan berdampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat jika tidak diolah lagi dengan baik.
Definisi terakhir dari Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 tentang limbah ini langsung diterjemahkan menjadi peluang usaha oleh Yohanes Don Bosco Ricardson Minggo, seorang dosen di Kampus Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Sikka Bisa Produktif dengan Industri Terpadu
Melalui giat usaha kecil dan menengah (UMKM) skala rumahan, Ricardson kini telah mampu mengubah limbah ikan menjadi produk olahan ikan seperti sosis ikan, kerupuk ikan, bakso ikan dan produk olahan lain yang bernilai ekonomis untuk dikonsumsi.
Limbah ikan yang dimaksud Ricardson bukan limbah ikan sembarangan melainkan hanya limbah dari Ikan Tuna Ekspor. Dalam satu ekor ikan tuna eskpor hanya sekitar 60 - 70 persen daging ikan yang diambil, sedangkan sisanya seperti tulang, kulit dan jeroan menjadi limbah.
Baca juga: Ketua Dekranasda NTT Sebut: Berani Memakai Mahkota Tersebut, Komit Dulu Dengan Saya
Dalam Talk show FLORES BICARA bersama Host, Icha Aprilia, Sabtu, 5 Maret 2022, pria yang dipanggil Ricardson berujar kalau limbah ikan di Maumere seperti kepala ikan, sisik ikan, tulang ikan, jeroan dan kulit ikan dapat dijadikan produk olahan lain lain yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, seperti pembuatan ambon ikan, bakso ikan, Sosis ikan, Nuget ikan, lain sebagainya.
Sementara, untuk limbah ikan keras seperti tulang, sisik dan kulit ikan bisa juga dijadikan kerupuk ikan yang lumayan digandrungi oleh kaum milenial sebagai cemilan.
Baca juga: Wakili NTT di Ajang Puteri Indonesia, Breldy Lerrick Akui Persiapan Hampir 100 Persen
Dengan memanfaatkan rumah pribadinya sebagai pusat produksi serta dibantu beberapa karyawan, usaha olahan limbah ikan milik Ricardson mampu memproduksi hingga 1 Ton ikan olahan dalam satu bulan produksi.
Limbah olahan berbahan dasar ikan memang sengaja dipilih Ricardson karena hewan laut yang satu ini memiliki segudang manfaat kesehatan karena kandungan protein, omega dan kandungan vitamin serta kalisum yang teramat sangat tinggi bila dikonsumsi oleh manusia.
Baca juga: Agus CH Dula Tolak Putusan MA, Jaksa Eksekutor Kejati NTT Eksekusi Terdakwa Pidana Penjara 9 Tahun
Karenanya, Pemerintah Pusat maupun daerah terus menggalakkan kampanye "Ayo Makan Ikan" untuk mencegah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi atau stunting.
Sementara, masih terdapat lagi manfaat lain yang bisa dihasilkan dari olahan limbah ikan untuk pakan ternak dan yang sementara dikembangkan adalah untuk dijadikan pupuk cair pada tanaman.
Baca juga: Kementan dan DPR RI Bersinergi Tingkatkan Kompetensi Petani Milenial dan Penyuluh di Kupang
"Sebagai daerah ternak di wilayah Nusa Tenggara Timur, sesuai data Pemprov NTT, kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 1,1 Triliun hanya untuk mendatangkan pakan ternak dari luar daerah," kata Ricardson.
Melihat banyaknya manfaat dan peluang usaha produksi pengolahan limbah ikan ini. Ricardson Minggo berharap agar para generasi muda bisa memanfaatkan potensi ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Baca juga: Anggota KSP Kopdit Solidaritas Sta. Maria Assumpta Kupang Diminta Tetap Optimis
Uang, kata Ricardson, bukan satu-satunya saja menjadi modal utama untuk memulai wirausaha.
"Modal utama untuk berbisnis adalah adanya kemauan dan kejujuran," katanya.
Baca juga: Begini Kronologis Tim Buser Polres Kupang Ringkus Komplotan Pencuri Ternak Kambing di Sulamu
Sejak 2019, Ricardson bersama Maria Yohanista dari Fakuktas Ilmu Perikanan, kampus Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere, mengembangkan produksi dan pemasaran hasil olahan limbah ikan melalui program Nipafish.
Dari program Nipafish ini, sejumlah produk dari olahan limbah ikan telah menembus pasaran luar daerah seperti ke Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo.(Cr3)