Berita Nasional Hari Ini
OPM Serang Proyek Strategis Nasional, Sebby Akui Tembak Anggota TNI-Polri
TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni Dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan tersebut.
"Dukungan penuh tersebut diperlukan mengingat proyek tersebut adalah Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas yang memberikan layanan telekomunikasi pada masyarakat," kata Pramudya.
Menurut Pramudya sebelum terjadinya kejadian tersebut di atas, tower B3 pada kondisi proses perbaikan dalam rangka recovery jaringan telekomunikasi yang mana pekerja tersebut dalam aktivitasnya melakukan recovery jaringan yang diharapkan layanan telekomunikasi terhadap masyarakat Papua dapat dipulihkan.
Baca juga: Anggota TNI Disebut Membelot Gabung KKB Papua, OPM Beri Klaim, Jenderal Andika Buka Suara
"Perusahaan telah mengupayakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan layanan telekomunikasi Palapa Ring Timur tetap berfungsi dengan baik, dimana hingga saat ini tidak terdapat gangguan jaringan yang bersifat material pada jaringan telkomunikasi Palapa Ring Timur secara keseluruhan, begitu pula mengupayakan terbaik untuk melakukan evakuasi terhadap karyawannya," kata Pramudya.
Delapan korban tewas dan satu saksi hidup dalam kasus penembakan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) terus diupayakan untuk dievakuasi.
Kepala Ops Satgas Damai Cartenz 2022, Kombes Pol Muhamad Firman mengatakan, bersama warga setempat, pihaknya sedang menyisir lokasi kejadian untuk memastikan keberadaan korban.
Baca juga: KKB Papua Pimpinan Aple Kobogau & Aven Kobogau Bakar Rumah Sakit, Ini Kata Jubir OPM
"Saat ini kami fokus pada orperasi penyelamatan. Kita pastikan dulu 8 orang korban ini sudah meninggal atau belum. Namun sesuai informasi 8 orang tersebut sudah meninggal," ujarnya kepada Tribun.
Satgas Damai Cartenz juga telah meminta bantuan dari Polda Papua dan Bupati Puncak terkait upaya evakuasi. Bahkan, koordinasi dengan pihak perusahaan Palapa Timur Telematika (PTT) terus dilakukan atas proses evakuasi seluruh korban.
Menurut Firman, evakuasi tak bisa dilakukan pihaknya lewat jalur darat. Sebab, kondisi topografi sangat terjal dan ekstrem, belum lagi cuaca super ekstrem.
Lokasi kejadian berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL). Namun, ia mengatakan masih ada skenario lain yang bisa dilakukan untuk mengevakuasi korban.
Baca juga: 2 Angota KKB Papua Menyerah, Panglima OPM Buka Suara
"Kami harus pastikan di lokasi saat evakuasi, perlu penambahan personel sesuai petunjuk dari Kapolda," ujarnya.
Kombes Firman belum bisa menyampaikan detail kronologis kejadian, sebab belum bisa berkomunikasi dengan satu-satunya saksi hidup inisial NS.
"Kita berharap yang selamat benama Nelson dan nanti akan ditanyakan langsung kepada dia," katanya.
Menyoal keamanan di lokasi kejadian, Firman mengatakan msih relatif terkendali. Sebanyak 126 aparat gabungan TNI dan Polisi dengan kekuatan 64 personel di Beoga, sudah disiapkan untuk operasi penyelamatan.
Baca juga: Kembali Gabung ke Indonesia, Panglima Tinggi OPM Bocorkan Fakta Mengejutkan: Kami Ditipu Politikus
Adapun kejanggalan dari pihak perusahaan yang menugaskan karyawannya ke lokasi berisiko tinggi tersebut tanpa koordinasi ke pihak keamanan, masih didalami.
"Jadi mereka datang ke sana sudah ketemu dengan pemilik hak ulayat tanah. Namun kami akan dalami lagi," ujarnya.