Perang Rusia Ukraina
Vladimir Putin Mendidih Komandan Pasukan Khusus Rusia Tewas Ditembak, Akankah Pasukan Bakal Ditarik?
Presiden Rusia, Vladimir Putin seakan berada di persimpangan jalan. Ia kaget lantaran komandan pasukan khusus yang dikirim ke Ukraina tewas tertembak.
POS-KUPANG.COM - Saat ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin seakan berada di persimpangan jalan. Ia kaget lantaran komandan pasukan khusus yang dikirim ke Ukraina, tewas bersimbah darah.
Jenderal Magomed Tushaev merupakan pemimpin pasukan khusus, yang ditugaskan menangkap Presiden Ukraina.
Namun komandan pasukan tersebut tewas dihantam rudal, saat sedang memimpin pergerakan pasukan khusus menyerbu Ukraina.
Dalam tugas khususnya tersebut, Jenderal Magomed Tushaev mengemban misi khusus, yakni menangkap Presiden Ukraina hidup atau mati.
Sayangnya, sang jenderal gagal. Peristiwa itu pun mengejutkan Presiden Putin. Amarahnya seakan mendidih, pasalnya ia tak menyangka kalau militer Ukraina membalas invasi dengan tindakan yang sama kejamnya.
Data dari Kementerian Pertahanan Ukraina, menyebutkan, sejak Rusia menginvasi Kamis 24 Februari 2022, sekitar 4.300 tentara Rusia telah tewas di medan pertempuran.
Data tentang korban jiwa tersebut dilansir Pos Kupang dari Wartakotalive.com yang bersumber dari mirro.co.uk pagi ini.
Baca juga: PBB Sikapi Perang Rusia Ukraina, Pungut Suara Sidang Khusus Darurat
Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengatakan, 706 APC Rusia, 146 tank, 27 pesawat, dan 26 helikopter telah dihancurkan.
Pada hari Jumat The Economist melaporkan: "Meskipun kalah senjata dan kalah jumlah, Ukraina menimbulkan lebih banyak korban dalam 24 jam daripada yang diderita Rusia selama delapan tahun pertempuran di Suriah."
Vladimir Putin Meradang
Vladimir Putin dikatakan sangat marah pada keadaan invasi ketika pasukan dan tank Rusia memasuki Kharkiv yang memicu perkelahian di jalan-jalan untuk kota kedua Ukraina.
Rusia meledakkan pipa gas alam di dekat kota timur laut semalam, memicu peringatan "bencana lingkungan" oleh otoritas Ukraina, sebelum pasukan mereka melanggar batasnya.
Keheningan mencekam melanda Kyiv yang memberlakukan jam malam pagi ini setelah tembakan senjata ringan dan roket terdengar sepanjang malam, meskipun pasukan Rusia sejauh ini gagal dalam upaya mereka untuk merebut kota itu.
Seorang anak laki-laki berusia enam tahun di ibu kota dianggap sebagai korban termuda dari perang antara Ukraina dan Rusia, dengan sedikitnya 198 orang Ukraina tewas dalam pertempuran itu.
Pemboman dari pasukan penyerang tampaknya menargetkan situs infrastruktur seperti depot gas dan minyak, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim daerah sipil dan ambulans telah menjadi sasaran.