Berita Lembata Hari Ini
Sudah Ada SDN Lewogroma di Lembata, Siswa Tak Perlu Jalan Kaki Lewati Medan Esktrim Lagi
Sudah Ada SDN Lewogroma di Kabupaten Lembata, Siswa Tak Perlu Jalan Kaki Lewati Medan Esktrim Lagi
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Kabupaten Lembata secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lewogroma di Kecamatan Atadei.
Sekolah ini sebelumnya merupakan sekolah filial yang mana para siswanya harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer ke sekolah induknya di desa Atakore.
Penyerahan SK ini dilakukan bertepatan dengan perayaan Eksplorasi Budaya Sare Dame di desa Atakore, Jumat, 18 Februari 2022 dan diserahkan oleh Bupati Thomas Ola Langoday.
Setelah dilantik menjadi bupati, Lewogroma merupakan desa pertama yang Bupati Thomas kunjungi dan di sana dia menemukan anak-anak sekolah dasar harus susah payah berjalan kaki ke desa tetangga untuk bisa bersekolah. Sejak itulah, muncul gagasan untuk menjadikan sekolah filial yang sudah ada menjadi sekolah negeri.
Baca juga: Puskesmas Waiknuit Genjot Percepatan Vaksinasi di Wilayah Atadei Lembata
“Hari ini ada hadiah untuk masyarakat Lewogroma,” kata Bupati Thomas disambut tepuk tangan warga yang menghadiri acara tersebut.
Kepala desa Lewogroma, Yosep Ata Kedang, menjelaskan, perjuangan untuk menghadirkan satu sekolah negeri di desanya sudah ada sejak tahun 2013. Saat itu mereka mengurus izin diadakannya satu sekolah filial di desa Lewogroma. Sejak tahun itu pula, mereka mengajukan usulan untuk izin satu sekolah definitif. Usulan ini pun terjawab dengan diserahkannya SK SDN Lewogroma oleh Bupati Lembata.
Menurut dia, kehadiran satu sekolah dasar negeri akan sangat membantu para peserta didik karena fasilitas pendidikan semakin dekat.
Sekolah ini juga jadi kebutuhan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) di desa Lewogroma.
Baca juga: Jelang Pilkades, Camat Atadei Lembata Lantik Empat Penjabat Kepala Desa
Mewakili warga, dia menyampaikan terima kasih kepada bupati, kepala dinas, para kepala desa dan semua pihak yang telah membantu pengurusan sekolah filial menjadi sebuah sekolah negeri di desa Lewogroma.
Kepala SDN Lewogroma Romanus Gala Kedang, mengatakan jumlah siswa sekolah dasar di desa Lewogroma sebanyak 20 orang. Selama ini mereka harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer lebih ke desa Atakore. Untuk bisa mengenyam pendidikan, mereka juga bertaruh nyawa melewati medan yang ekstrim.
“Motivasi belajar anak-anak sangat tinggi tapi sampai di sekolah mereka sudah kelelahan dan sudah pasti tidak maksimal terima pelajaran,” kata Romanus.
Dia mengakui saat ini meski semua rombongan belajar dari kelas satu sampai enam terisi, namun jumlah guru masih sangat sedikit. Hanya ada satu guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan satu guru honorer. Tentu saja menurut dia, dua guru saja tidak maksimal memberikan pelajaran.
Dia berharap dengan adanya satu sekolah dasar negeri di desa Lewogroma memacu anak-anak untuk tekun dan semangat belajar. (*)