Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Sabtu 19 Februari 2022: Berubah Wajah
Belakangan ini banyak orang sedang "demam" menggunakan aplikasi FaceApp. Di berbagai media sosial banyak yang meng-upload hasil edit foto wajah.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, binatang-binatang menjalar, dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia.
Tetapi tak seorang pun berkuasa menjinakkan lidah.
Lidah itu sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita.
Dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.
Dari mulut yang satu dan sama keluarlah berkat dan kutuk.
Saudara-saudaraku, sebenarnya hal ini tidak boleh terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Demikianlah Sabda Tuhan
Mazmur Tanggapan: Mzm 12:2-3.4-5.7-8
Engkau, ya Tuhan, akan menjaga kami.
*Tolonglah, ya Tuhan, sebab sudah habislah orang saleh,
telah lenyaplah orang-orang setia dari antara anak-anak manusia.
Orang berkata dusta satu kepada yang lain,
dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang mereka berbicara.
*Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis
dan memotong lidah yang berbicara sombong,
milik orang yang berkata, "Dengan lidah kami, kami menang!
Bibir kamilah topangan kami! Siapakah dapat menguasai kami?"
*Janji Tuhan adalah janji yang murni,
bagaikan perak yang teruji,
yang tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan.
Engkau, ya Tuhan, akan menepatinya,
Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.
Bait Pengantar Injil: Mrk 9:6
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia"
Bacaan Injil: Mrk 9:2-13
Yesus berubah rupa di depan para rasul.
Inilah Injil Suci menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu.
Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus.
Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia."
Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?
Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Demikianlah Sabda Tuhan.*