Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 17 Februari 2022: Mengenal Bertahap
Orang buta mengalami proses penyembuhan secara bertahap. Tidak sekali jadi. Demikian diceritakan penginjil Markus (lih. Mrk 8:22-26).
Bisa pula terpengaruh oleh berbagai cerita, percakapan, dan opini yang berkembang dalam kehidupan sosial. Mungkin pula oleh kesaksian dari orang-orang yang pernah mengalami kasih karunia-Nya.
Tapi pada waktunya setelah berada bersama dengan Yesus, para murid harus terbuka mata dan mengenal Yesus secara pribadi.
Mungkin saja masing-masing kita berada pada tahapan yang berbeda dalam hal pengenalan kita akan Yesus.
Bisa saja ada yang masih samar-samar ibarat si buta yang melihat orang seperti pohon berjalan.
Barangkali ada yang masih terpengaruh oleh opini atau pandangan orang lain. Atau, mungkin ada yang seakan melihat-Nya seperti tokoh-tokoh besar dalam sejarah dunia.
Terhadap kita masing-masing, Yesus pun kembali mengajukan pertanyaan, "Menurut lu, siapakah Aku ini?"
Tapi yakinlah Yesus pun tetap sabar. Ia memegang tangan kita dan mengajak kita juga ke tempat khusus. Dalam kesendirian bersama Dia, mata kita akan dimelekkan oleh "ludah" dan jamahan tangan-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Selasa 15 Februari 2022: Masihkah Kamu Belum Mengerti?
Pentingnya, kita sempatkan diri mau dibawa oleh-Nya, berjalan dan ada bersama-Nya. Biar tak sepanjang hari. Cukup sesaat dalam keheningan dan kesendirian dengan-Nya.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 Februari 2022:

Bacaan I: Yak 2:1-9
Bukankah Allah memilih orang-orang miskin? Tetapi kalian telah menghina orang miskin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus:
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman kalian amalkan dengan memandang muka.
Sebab, jika ada orang yang memakai cincin emas dan pakaian indah masuk ke dalam kumpulanmu, dan masuk pula ke situ seorang miskin yang berpakaian buruk, dan kalian menghormati orang yang berpakaian indah itu serta berkata kepadanya, "Silakan Tuan duduk di tempat yang baik ini!"
Sedangkan kepada yang miskin kalian berkata, "Berdirilah di sana!" atau "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!" bukankah kalian telah membuat pembedaan dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?