Berita NTT Hari Ini
Konflik Kabaru Sumba Timur Selesai, Ciuman Hidung Tandai Gubernur dan Umbu Maramba Hawu Berdamai
Puncak perdamaian dua tokoh yang sempat berkonflik di Nusa Tenggara Timur ditandai dengan ciuman hidung, salah satu tradisi yang
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Puncak perdamaian dua tokoh yang sempat berkonflik di Nusa Tenggara Timur ditandai dengan ciuman hidung, salah satu tradisi yang masih dipegang dalam budaya Sumba.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Umbu Maramba Hawu yang berkonflik sejak 27 November 2021 lalu itu menandai perdamaian mereka dengan ciuman hidung dan pelukan dalam acara perdamaian yang berlangsung di Kampung Adat Lambanapu, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu 12 Februari 2022 siang.
Dalam acara yang dihelat di rumah besar (rumah adat) Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing itu, Gubernur Viktor Laiskodat hadir bersama rombongan pejabat pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur didampingi delegasi mantan Bupati Sumba Timur, Lukas Kaborang.
Sementara Umbu Maramba Hawu bersama rombongan keluarga besar Rindi datang dengan delegasi mantan ketua DPRD Sumba Timur Palulu Pabundu Ndima.
Baca juga: Oktovianus dan Belandina Terharu Saat Terima Kunci Rumah dari Walikota
Acara perdamaian secara adat itu dimulai dengan doa bersama sekira pukul 13.00 Wita setelah Bupati Drs. Kristofel Praing selalu tuan rumah, rombongan Umbu Maramba Hawu dan rombongan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat duduk di tikar adat di rumah besar itu.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi adat Lubuk atau tutur adat oleh para wunang atau delegasi adat dari kedua belah pihak. Tutur adat berlangsung hingga sekitar pukul 14.00 Wita. Usai tercapai kata sepakat, para tetua kemudian menandai kesepakatan damai itu dengan menikam kurban yakni dua ekor babi hitam dan satu kerbau.
Pada kesempatan itu, diserahkan dua ekor babi dari pihak Umbu Maramba Hawu yang dibalas dengan penyerahan 3 ekor kerbau oleh pihak pemerintah. Tarian adat dan kayaka pun menandai sukacita dalam peristiwa gembira itu.
Setelah Bupati Khristofel Praing dan Gubernur Viktor Bungtilu laiskodat memberi sambutan, dilangsungkan penandatanganan Berita Acara Perdamaian melalui mekanisme musyawarah keluarga secara Budaya/Adat Sumba Timur oleh Kepala Badan Pendapatan dan Aset daerah, Aleks Lumba, Umbu Maramba Meha serta Umbu Jems.
Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang Siram Taman di Median Jalan 1 Kali Sehari
Penandatanganan juga dilakukan oleh Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Timur Ali Oemar Fadaq, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur Domu Warandoy.
Selanjutnya kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Lisapaly, Drh. Palulu Pabundu Ndima, M.Si dan Drs. Lukas Mbadi Kaborang sebagai perwakilan tokoh masyarakat.
Usai penandatanganan, Gubernur Viktor Laiskodat yang masih berada di atas tikar adat didaulat untuk turun dan menerima pengalungan oleh Umbu Maramba. Usai mengalungkan kain, Umbu Maramba Meha dan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan cium hidung dan berpelukan tanda perdamaian.
Selain kepada Gubernur Viktor Bungtilu laiskodat, pengalungan kain juga diberikan kepada Bupati Sumba Timur oleh Umbu Jems, Drh. Palulu Pabundu Ndima, M.Si oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur Domu Warandoy dan Drs. Lukas Mbadi Kaborang oleh Yohanis Praing, Kepala Dinas Peternakan Sumba Timur.
Bupati Khristofel Praing dalam kesempatan itu menyebut dalam tradisi adat Sumba, perdamaian merupakan hal yang direstui oleh langit dan bumi dan bersatu dalam peraduan manusia.
Ia menyebut, konflik atau perselisihan yang terjadi antara Gubernur Viktor laiskodat dan Umbu Maramba Hawu di Kabaru pada 27 November 2021 silam sebagai hari naas yang tidak direncanakan oleh siapapun, pihak manapun.