Berita Malaka Hari Ini
Kisah Dua Pelajar SMPN Babotin Menyeberang Sungai Maemina Memiliki Cita-cita Jadi Bupati dan Polwan
Kisah Dua Pelajar SMPN Babotin Menyeberang Sungai Maemina Memiliki Cita-cita Jadi Bupati dan Polwan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka
POS-KUPANG.COM, BETUN- Kisah dua orang pelajar Sekolah Menengah Negeri (SMPN) Botin, Desa Babotin, Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka, memiliki cita-cita jadi seorang Bupati dan Polwan.
Keduanya adalah Theodorus Molo (13) Kelas VII dan Ernadelia Moon (17) Kelas IX bertaruh nyawa menyeberang sungai Maemina.
Menyeberang sungai Maemina lantaran diketahui jembatan kecil penghubung Desa Babotin dan Desa Maemina itu putus akibat dihantam banjir.
Theodorus Molo dan Ernadelia Moon ketika ditemui Pos Kupang di sungai Maemina itu menjelaskan, penyeberangan itu nekat dilakukan akibat tidak mau ketinggalan mata pelajaran sekolah.
Baca juga: Pelajar di Malaka Bertarung Nyawa Melintasi Sungai Maemina
Sekolah bagi kami di kampung Maemina adalah berharga dari segalanya. Alasannya, lanjut Theodorus Molo dan Ernadelia Moon, di kampung kami masih jauh dari kota. Infrastruktur rusak berat ditambah dengan jalan mendaki.
Ini Tentu berbeda dengan kampung lain yang ada pada kabupaten Malaka.
Kalau kami tidak sekolah otomatis kami ketinggalan informasi dan terutama pengetahuan. Karena pengetahuan kuncinya untuk merubah kampung kami di Desa Maemina yang berbatasan dengan Desa Babotin Kecamatan Botin Leobele itu.
Apalagi, lanjut kedua pelajar itu, kedua orang tua kami berlatar belakang petani. Jadi kalau kami tidak serius sekolah maka kami akan buta pengetahuan seperti orang tua kami.
Baca juga: Pemkab Malaka Siap Bangun Infrastruktur Jalan Babotin-Botin Maemina di Kecamatan Botin Leobele
"Ini tidak boleh terjadi. Maka dari itu apapun kondisinya kami harus setiap hari rela berjalan kaki ke sekolah. Walau selama perjalanan ke sekolah itu di tengah-tengah hutan dan jalan mendaki," ungkapnya keduanya yang sama-sama suka bermain bola Voli, itu.
Keduanya mengaku, ada satu kejadian menakutkan saat di tengah Hutan ada orang setengah waras (gila, Red) ganggu mereka. Mereka teriak histeris dan tak satu pun orang yang menolong. Mereka berlari menjauh dari orang tersebut dan akhirnya aman.
Namun hal yang menakutkan lagi saat jembatan kecil penghubung Desa Babotin dan Desa Maemina, Kecamatan Botin Leobele itu putus akibat dihantam banjir.
"Ia kami sekali lagi harus nekat walau dipenuhi rasa kwatir dan takut. Tapi lagi-lagi karena demi sekolah dan pengetahuan kami tekatkan niat kami untuk menyeberangi," tandasnya.
Dengan alasan ini, Theodorus bercita cita menjadi Bupati dan Ernadelia menjadi Polisi Wanita (Polwan).
Alhasil, kata Theodorus, dirinya bisa memperhatikan khusus Desa Maemina. Perbaiki infrastruktur yang rusak berat dan dekatkan pelayanan pendidikan pada masyarakat Desa Maemina.
Sementara, Ernadelia, niatnya jadi seorang Polwan adalah supaya hal yang dialaminya bersama teman-teman sekolahnya dari Desa Maemina tidak lagi terjadi.
Kepala Sekolah SMPN Babotin, Pius Lotu Solu (52) menjelaskan, jumlah pelajar SMPN Babotin secara keseluruhan terdapat 91 orang dan guru delapan orang. PNS satu orang dan guru komite delapan semuanya sarjana pendidikan.
Ada tiga rombongan belajar. Dirincikan kelas VII 34 orang, kelas VIII 33 orang dan IX 24 orang.
Pelajar di SMPN Babotin ini tergabung dari dua desa yakni Desa Babotin dan Desa Botin Maemina.
Terkait dengan jembatan kecil penghubung antara Desa Babotin dan Desa Botin Maemina itu diakuinya putus pada Selasa 8 Februari 2022.
Upaya yang akan dilakukan oleh pihak sekolah adalah membangun komunikasi dengan dua Desa tersebut bersama orang tua siswa dan masyarakat untuk membangun jembatan darurat sementara.
"Kita upayakan Minggu depan sudah bisa bangun jembatan darurat sementara," katanya berharap.
Harapannya, kedepan kerja ini akan kita bangunkan terus koordinasi sehingga kita bisa dapat membangun jembatan kecil darurat untuk menyelamatkan siswa itu sebelum ada korban jiwa.
Sebelumnya, Pelajar di Malaka Bertarung Nyawa Melintasi Sungai Maemina. Jembatan kecil Maemina di Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka saat ini putus dihantam banjir.
Dampak ikutannya, para pelajar sekolah dasar (SD) di wilayah ini harus bertarung nyawa agar bisa melintas.
Pemandangan ini terlihat pada video amatir yang tersebar pada salah satu grup watshapp "SAHABAT Ans Taolin. yang diperoleh Pos Kupang pada Jumat 11 Februari 2022.
Video tersebut memperlihatkan pelajar yang sedang menyeberang jembatan kecil itu ternyata jembatan penghubung Desa Babotin dan Botin Maemina di Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka.
Informasi terkait penyeberangan itu sampai di telinga Wakil Bupati Malaka, Louise Lucky Taolin, S.Sos.
Kim Taolin menyatakan, pihaknya akan segera menginstruksikan ke Camat Botin Leobele dan para Kades di Kecamatan Botin Leobele untuk memperhatikan jembatan kecil itu.
"Solusi cepat bangun dulu jembatan darurat setelah itu baru dipikirkan untuk bangun jembatan kecil permanen," tegas orang nomor dua Malaka itu. (*)
