Berita Nasional
Anies Baswedan Dilabrak Lagi, Kini Kader PSI Ungkap Fakta Ketidakmampuan Gubernur DKI Jakarta, Apa?
Bila sebelumnya sosok yang aktif menyerang Anies Baswedan adalah Gilbert Simanjuntak politisi PDIP, kini giliran politisi Partai Solidaritas Indonesia
POS-KUPANG.COM - Di masa-masa akhir jabatannya, Gubernur Anies Baswedan digempur habis-habisan oleh pelbagai pihak, termasuk para politisi.
Bila sebelumnya sosok yang aktif menyerang Anies Baswedan adalah Gilbert Simanjuntak, politisi PDIP, kini giliran politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melakukan itu.
Adalah Justin Adrian Untarana, politisi SPI yang kini menjadi anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI.
Belakangan ini, kader PSI itu tak henti-hentinya menyerang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Yang disoroti Justin Adrian Untarana kali ini, adalah kebiasaan buruk masyarakat ibu kota yang suka BAB di sembarang tempat.
Kebiasaan buruk tersebut, kata Justin, tentunya berdampak buruk terhadap sanitasi di Jakarta.
Salah satu kasus yang memantik Justin melontarkan pernyataan keras terhadap Anies Baswedan, adalah peristiwa tewasnya warga Matraman, Jakarta Timur, bernama Yeni Rosita (37).
Baca juga: Dianggap Lebih Sibuk Pamer Stadion JIS Saat Covid-19 Naik, Anies Baswedan Kena Sentil Politis PSI
Yeni Rosita meninggal dunia karena jatuh dari toilet bambu di rumahnya yang berada di bantaran Kali Ciliwung.
Yeni jatuh saat hendak buang air besar (BAB), pada Sabtu 5 Februari 2022.
Atas fakta itulah Justin mengungkapkan bahwa masih banyak ketimpangan di Jakarta yang selama ini diabaikan Gubernur Anies Baswedan.
“Jakarta sudah menjadi Ibu Kota dari tahun 1961. Itu artinya sudah 40 tahun loh jakarta jadi ibu kota."
"Tapi coba diperhatikan, masih ada peristiwa tragis seperti yang dialami Yeni Rosita."
"Sangat tragis melihat hal ini masih terjadi. Kami sedih mendengarnya,” kata Justin, Minggu 6 Februari 2022.
Justin berharap, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mampu mendorong peningkatan bantuan septik tank atau pembuatan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) komunal.
Harapannya kejadian tersebut tidak terulang kembali, dan warga Jakarta menjadi berbudaya.