Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Februari 2022, Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir
Santa Agata yang diperingati hari ini berasal dari Catania, Sisilia. Semenjak usia muda sebelum berusia 20 tahun ia menyerahkan hidupnya bagi Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Februari 2022, Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir: Ia Merasa Tergerak Hati Oleh Belas Kasih kepada Orang Banyak (1Raj 3: 4 -13; Mk 6: 30-34)
Oleh: RD. Ambros Ladjar
POS-KUPANG.COM - Gejala umum orang kelelahan adalah menguap non stop. Tampak muka mengantuk dan memberi kesan tak ada konsentrasi. Lemah, lesu dan tak bergairah serta lupa akan apa yang dibicarakan.
Komunikasi dan interaksi jadi tak nyambung. Kalau rasa capai bekerja, maka perlu juga istirahat. Butuh ketenangan jauh dari segala kebisingan.
Adalah menjengkelkan jika waktu istirahat selalu terganggu. Padahal orang butuh pemulihan tenaga. Dengan itu jadi rasa segar kembali dan penuh semangat bekerja.
Para rasulpu n berkumpul kembali setelah menjalani perutusan Yesus. Mereka membuat monitoring dan evaluasi segala kegiatan dalam pengajaran dan eksen di lapangan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 4 Februari 2022: Pengambilan Keputusan, Berdiri di Atas Nama Kebaikan?
Dari hasil laporan itu, Yesus paham bahwa tugas mereka itu berat, sehingga kelihatan mereka kelelahan.
Sebab itu Yesus mengajak mereka cari tempat yang sunyi. Biarlah mereka jauh dari jangkauan agar bisa beristirahat yang cukup.
Lagi pula karena kerumunan banyak orang, maka makan minum pun sulit. Ternyata tujuan mereka untuk istirahat diketahui orang banyak, biar tanpa sarana informasi dan teknologi pada waktu itu. Sebab mereka ikuti jalan pintas sehingga mendahului rombongan Yesus.
Yesus merasa kasihan dengan khalayak ramai yang ada, ibarat domba tak punya gembala. Wajah mereka yang innocent (tanpa salah) membuat Yesus merasa iba hati untuk segera menolong.
Kenyataan, setiap hari kita sibuk bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup. Karena saking sibuknya kerja, orang lupa istirahat.
Apalagi kalau hasil belum memuaskan, orang forsir seluruh tenaga. Mereka lupa makan dan minum akibatnya sakit ini dan itu.
Seharusnya kita sadari kondisi tubuh agar tetap fit melayani. Orang tak sadari sakit bawaannya, maka akhirnya jadi korban.
Soalnya saat sakit tak mungkin kita peduli memperhatikan orang lain.
Santa Agata yang diperingati hari ini berasal dari Catania, Sisilia, Italia. Semenjak usia muda sebelum berusia 20 tahun ia menyerahkan hidupnya bagi Kristus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 3 Februari 2022: Ite Missa Est - Pergilah Kamu Diutus