Timor Leste

Pemilihan Presiden Timor Leste Memanas, Ramos Horta Akan Mencalonkan Diri

Ramos-Horta adalah presiden Timor Leste antara 2007 dan 2012. Sebelumnya, ia menjabat sebagai perdana menteri antara 2006 dan 2007.

Editor: Agustinus Sape
FOTO: AFP
Dr Ramos-Horta (tengah) adalah presiden Timor Leste antara 2007 dan 2012; dan menjabat sebagai perdana menteri antara tahun 2006 dan 2007. Dia bakal mencalonkan diri lagi pada Pilpres Timor Leste yang akan berlangsung 19 Maret 2022. 

Namun, sebuah keuskupan di Timor Leste secara resmi telah menangguhkan tugas imamat seorang pastor yang akan mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2022.

Uskup Baucau, Mgr Dom Basílio do Nascimento, mengumumkan hal tersebut dalam sebuah surat yang dikeluarkan pada tanggal 30 Agustus 2021 lalu.

Dalam suratnya dijelaskan bahwa Uskup Mgr Dom Basílio do Nascimento telah menghentikan semua layanan sakramental imam diosesan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao (Pastor Gusmao).

Keputusan itu dikeluarkan oleh Uskup setelah Pastor Gusmao menyatakan "sudah lama merenung, mendengarkan, berdoa, dan memutuskan hidup dan tugasnya sebagai imam Gereja Katolik dengan ‘kesadaran yang bersih dan tenang'."

Uskup Basílio do Nascimento mengatakan bahwa imam (Pastor Gusmao) mengajukan surat pengunduran diri kepadanya pada 25 Januari 2020 dan surat kepada Sri Paus Fransiskus pada 4 Februari 2021, untuk melepaskan status imamatnya.

“Menanggapi kehendak dan keputusan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao, uskup Baucau menangguhkan layanan sakramentalnya pada 20 Agustus 2021,” kata surat prelatus itu.

Melansir ucanews, Uskup Basílio do Nascimento tidak menjelaskan secara rinci alasan pengunduran diri imam (Pastor Gusmao), yang juga dosen di Yayasan Katolik Instituto Superior de Filosofia e de Theologia (ISFIT), Dom Jaime Garcia Goularat di Fatumeta, Kota Dili, Timor Leste.

Namun, di sebelumnya, Pastor Gusmao pernah mengakui bawah pengunduran dirinya dari Imam itu terkait dengan niatnya untuk terlibat dalam urusan sosial politik negara, termasuk rencananya untuk mencalonkan dirinya dalam pemilihan presiden tahun depan (2022).

Pastor Gusmao mengatakan bahwa dia merasa harus mundur dari tugas imamatnya, karena dia ingin berbicara lebih bebas tentang politik, ‘tanpa dibebani oleh aturan yang diberlakukan oleh Gereja’.

"Meski Gereja Katolik tidak melarang, apalagi membungkam, bila imam berbicara tentang politik, selalu ada orang yang dibicarakan, dan politisi tertentu, akan mempertanyakannya," katanya lagi.

Tetapi ketika mencalonkan diri untuk jabatan publik, maka Gereja melarang para imam mencari jabatan yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan sipil.

Pastor Gusmao mengatakan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai calon independen tetapi didukung oleh beberapa partai politik.

Dia juga mengatakan ingin mencalonkan diri karena Timor Leste menghadapi situasi darurat yang diperparah oleh pandemi Covid-19.

“Selama ini karya saya menulis dan menjadi pembicara di berbagai forum nasional dan internasional. Semua yang saya diskusikan menjadi kenyataan, tetapi solusi yang saya tawarkan dibuang, jadi saya merasa harus bertindak sekarang," katanya.

“Kita harus memastikan bahwa kita di negara kita sendiri, bukan provinsi luar negeri Portugal, juga bukan provinsi ke-27 Indonesia (lagi), apalagi negara boneka Australia. Kita harus menggunakan otak kita sendiri untuk berpikir serta tangan dan kaki kita sendiri untuk bekerja demi kelangsungan masa depan negara Timor Leste,” pungkasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved