Timor Leste
Pemilihan Presiden Timor Leste Memanas, Ramos Horta Akan Mencalonkan Diri
Ramos-Horta adalah presiden Timor Leste antara 2007 dan 2012. Sebelumnya, ia menjabat sebagai perdana menteri antara 2006 dan 2007.
Ia mendapat Penghargaan Perdamaian Nobel tahun 1996.
Horta berdarah mestiço, dilahirkan di Dili, yang kini menjadi ibu kota Timor Leste, oleh ibu orang Timor dan bapak orang Portugis yang diasingkan ke Timor Portugis oleh diktator Salazar.
Dia dididik di sebuah misi Katolik di desa kecil di Soibada, yang belakangan dipilih oleh Fretilin sebagai markas besarnya setelah invasi Indonesia.
Dari sebelas saudaranya, empat terbunuh oleh militer Indonesia.
Baca juga: Mengenal Timor Leste, Dari Sejarah Bumi Lorosae, Bahasa, Tempat Unik Hingga Sistem Pemerintahan
Horta sangat aktif terlibat dalam pengembangan kesadaran berpolitik di Timor Portugis yang menyebabkannya diasingkan selama dua tahun pada 1970-1971 ke Afrika Timur Portugis.
Ini adalah sebuah tradisi keluarga karena kakeknya juga pernah diasingkan, dari Portugal ke pulau Azores, kemudian ke Cape Verde, Guinea Portugis dan akhirnya ke Timor Portugis.
Horta adalah seorang moderat di kalangan kepemimpinan nasionalis Timor yang sedang muncul. Ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dari pemerintahan Republik Demokratis Timor Leste yang diproklamasikan oleh partai-partai pro-kemerdekaan pada November 1975.
Ketika diangkat menjadi menteri, Ramos Horta baru berusia 25 tahun.
Ia meninggalkan Timor Leste tiga hari sebelum pasukan-pasukan Indonesia menyerang, untuk memohon pembelaan bagi kasus Timor di depan PBB.
Ramos Horta tiba di New York untuk berpidato di depan Dewan Keamanan PBB dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap militer Indonesia yang melakukan pembantaian atas lebih dari 200.000 orang Timor Timur selama 1976 dan 1981.
José Ramos Horta adalah Wakil Tetap Fretilin untuk PBB selama 10 tahun berikutnya.
Sistem pemerintahan
Katolik, menjadi sentral dari budaya dan identitas umat manusia di Timor Leste, terutama selama masa pendudukan Indonesia.
Mengambil data dari learnreligions, jumlah umat Katolik yang dibaptis meningkat tiga kali lipat, dari 30 persen pada tahun 1975, menjadi lebih dari 90 persen pada tahun 1990-an.
Setelah Indonesia melepaskan invasinya pada Timor Leste, pada tahun 2002, negara ini menjadi negara berdaulat pertama di abad ke-21 dan negara mayoritas Katolik kedua di Asia Tenggara, setelah Filipina.